Kilas Balik

Soekarno Kena Sindiran Keras Hartini Gara-gara Beri 'Perhatian' ke Istri Cantik Pangeran Kamboja

Soekarno pernah mendapat sindiran keras dari salah satu istrinya, Hartini, Gara-gara ia memberi 'Perhatian' khusus ke Istri Cantik Pangeran Kamboja

Kolase Bangka Pos dan IST
Hartini dan Soekarno 

Satu tahun kemudian, Hartini dan Soekarno kembali bertemu saat peresmian teater terbuka Ramayana di Candi Prambanan.

Hartini dan Soekarno
Hartini dan Soekarno (Bangka Pos)

Pada 7 Juli 1953, akhirnya Soekarno dan Hartini menikah di Istana Cipanas.

Beberapa tahun setelah menikah, tepatnya pada 1964 Hartini pindah ke salah satu paviliun di Istana Bogor.

Dilansir dari Bangkapos dalam artikel 'Kisah 21 Juni 1970, Bung Karno Ternyata Hembuskan Nafas Terakhirnya di Pangkuan Perempuan Ini', Hartini Soekarno kemudian dikenal sebagai salahh satu wanita setia yang selalu menemani Soekarno.

Ia juga tetap mempertahankan status pernikahannya sampai ajal menjemput Soekarno.

Di akhir hayatnya, Bung Karno diketahui terkena penyakit gagal ginjal dan sempat di Wina, Austria.

Dan ternyata, di pangkuan Hartinilah Bung Karno menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto pada 21 Juni 1970

Dilansir dari Wikipedia, Hartini lahir di Ponorogo, 20 September 1924 dan meninggal di Jakarta, 12 Maret 2002

Ayahnya, Osan adalah pegawai Departemen Kehutanan yang rutin berpindah kota.

Hartini menamatkan SD di Malang dan ia diangkat anak oleh keluarga Oesman di Bandung.

Hartini melanjutkan pendidikan di Nijheidschool (Sekolah Kepandaian Putri) Bandung.

Hartini menamatkan SMP dan SMU di Bandung.

Sebelum menikah dengan Soekarno, Hartini muda menikahi Soewondo dan menetap di Salatiga.

Ia menjadi janda pada usia 28 tahun dengan lima orang anak.

Tahun 1952 di Salatiga, Hartini berkenalan dengan Soekarno yang rupanya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved