Motif di Balik Rencana Pembunuhan 4 Jenderal Versi Pengamat Militer, Singgung Panglima TNI & Jokowi
Seorang pengamat intelijen dan militer, Connie Rahakundini Bakrie mengungkap motif di balik rencana pembunuhan empat jenderal
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Pada April 2019, I dan Y, AZ dan KZ bertemu di parkiran mesjid Pondok Indah.
KZ diduga memerintahkan I dan Y untuk mengintai dan observasi terhadap target direktur lembaga survei dan menunjukkan foto target. KZ dituduh pula memberikan uang Rp5 juta untuk operasional.
HK menyatakan dirinya menerima "TO (target operasi) yang diberikan bapak Kivlan kepada saya" .
Kemudian HK menyampaikan kepada salah seorang eksekutor bahwa target operasi "adalah Bapak Wiranto dan Bapak Luhut".
Dalam rekaman video yang ditayangkan kepolisian, IR mengatakan dirinya ditelpon Armi pada bulan April untuk bertemu Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Di sana, IR dan Y mengatakan ditunjukkan alamat serta foto Yunarto Wijaya, pemimpin lembaga survei Charta Politika untuk diikuti.
"Lalu beliau bilang 'saya kasih uang operasional Rp5 juta cukuplah untuk bensin, makan, dan uang kendaraan lalu saya jawab 'siap'.
Beliau bilang lagi 'kalau ada yang bisa eksekusi saya jamin anak istrinya dan liburan ke manapun'," kata IR.
"Keesokan harinya kami langsung survei...Lalu saya dan Yusuf menuju lokasi sekira jam 12 siang.
Sampai di sana dengan HP Yusuf kami foto dan video alamat tersebut, alamat Yunarto.
Setelah itu foto dan video dari HP Yusuf dikirim ke saya lalu saya kirim ke Armin. Lalu dijawab 'mantap'," paparnya.
Hari berikutnya, Irfansyah dan Yusuf mengaku kembali ke alamat tersebut.
Mereka kembali mengambil foto dan video lalu dikirim ke Armin.
"Tapi Armin tidak pernah menjawab lagi. Lalu sudah pulang. Kami memutuskan mungkin sudah selesai.
Lalu uang operasional kami bagi-bagi. Sekitar pukul 20.00 19 Mei 2019 saya ditangkap pihak kepolisian berpakaian preman sampailah saya sekarang," Irfansyah memungkasi.
Polisi mengatakan bahwa foto-foto yang dikirimkan IR ke A telah dilaporkan ke KZ.
4. Asmaizulfi (AF alias Fifi)
Dalam rekaman video yang menayangkan pengakuan HK, pria itu menyebut "ibu-ibu juga yang kebetulan juga masih keluarga besar TNI" yang dibayar Rp50 juta untuk senjata.
Ibu-ibu yang dimaksud diduga AF.
Sebelumnya, kepolisian menyebut AF adalah Asmaizulfi alias Fifi, istri seorang purnawirawan TNI.
Dalam jumpa pers Senin (27/5) lalu, Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal, menyatakan AF ditangkap pada 24 Mei di kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Peran (AF) adalah pemilik dan penjual senjata api ilegal Taurus kepada tersangka HK. Ia menerima hasil penjualan senjata api sebesar Rp 50 juta," kata Iqbal.
Fifi disebut-sebut menjabat Ketua Umum Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat, sebuah kelompok pendukung Prabowo-Sandiaga.
Namun, sebagaimana dilaporkan Warta Kota, anak sulung Fifi, Bayu Putra Harfianto (28), mengklaim tidak benar ibunya turut serta dalam merencanakan pembunuhan empat pejabat negara seperti yang dituduhkan.
"Ibu saya tersangkut kasus ini karena cuma masalah utang-piutang. Ibu saya pinjam uang Rp25 Juta dan jaminannya adalah senjata api pemberian rekan ayah saya," katanya.
Menurut Bayu, senjata api revolver Taurus adalah pemberian rekan ayahnya yang cukup lama disimpan di Gedung Cawang Kencana, Jakarta Timur, di mana ayahnya berkantor sebagai Ketua Yayasan Citra Handadari Utama.
"Lalu senjata itu menjadi jaminan utang ibu Rp25 Juta ke Iwan, atau digadai," ucapnya.
Belakangan Iwan alias HK ditetapkan polisi sebagai tersangka dugaan kasus perencanaan pembunuhan empat pejabat negara dan satu pimpinan lembaga survei.
5. Tajudin (TJ)
Dalam tayangan video yang diputar kepolisian, Tajudin mengaku mendapat perintah dari Kivlan Zen melalui Iwan.
"Nama Tajudin, tempat tanggal lahir Bogor 11 Januari 1979.
Saya mendapatkan perintah dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Bapak Haji Kurniawan alias Iwan untuk menjadi eksekutor penembakan target atas nama satu, Wiranto, dua, Luhut Pandjaitan, tiga, Budi Gunawan, empat, Gories Mere," ujar pria dalam tayangan video tersebut.
"Saya diberikan uang tunai total 25 juta dari Bapak Mayjen Purnawirawan Kivlan Zen melalui Haji Kurniawan alias Iwan.
Kemudian rencana penembakan dengan senjata laras panjang kaliber 22 dan sejata laras pendek. Senjata tersebut saya peroleh dari Haji Kurniawan alias Iwan"," tambahnya.
6. Armin (Azwarmi, A)
Menurut polisi, A atau AZ diberikan perintah oleh Kivlan Zen untuk mencari eksekutor pembunuhan.
AZ adalah orang yang diberikan foto-foto dan video Yunarto, pemimpin lembaga survei Charta Politika oleh IR dan Y.
Sosok Armin disebut-sebut dalam tayangan video yang menampilkan HK.
HK mengatakan senjata "Mayer saya percayakan kepada saudara Armin yang di sini Armin adalah sebagai pengawal, ajudan, sekaligus drivernya Bapak Kivlan Zen."
Sebelumnya, kuasa hukum Kivlan, Djudju Purwantoro, menyebut tersangka AZ adalah Armin, orang yang sempat bekerja sebagai supir pribadi Kivlan Zen.
Djudju berujar, Armin adalah mantan anggota TNI.
"Dia baru saja ikut bekerja paruh waktu bersama atau ikut pak Kivlan Zen itu baru sekitar tiga bulanan dan juga termasuk salah satu tersangka pemilik penggunaan senjata api tanpa atau secara tidak sah," kata Djudju kepada kantor berita Antara.
Artikel ini sebelumnya tayang di BBC Indonesia berjudul: Kivlan Zen dan tujuh sosok yang diduga terlibat rencana pembunuhan Wiranto dan Luhut Pandjaitan