Sambang Kampung Genteng Candirejo
Anak-anak Mengaku Senang Bermain sambil Belajar di TBM Planetarium
Kemajuan warga kampung tidak hanya tampak dari kualitas hidupnya, tetapi juga kebahagiaan anak-anaknya.
Penulis: Delya Octovie | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Kemajuan warga kampung tidak hanya tampak dari kualitas hidupnya, tetapi juga kebahagiaan anak-anaknya.
Sebagai generasi penerus, sudah semestinya anak-anak mendapat pendidikan maupun kesempatan mengembangkan diri tak hanya di sekolah, tetapi juga lingkungan rumah.
Para pengurus Taman Baca Masyarakat (TBM) RT 02 RW 08 Genteng Candirejo, Kegi Febriati dan Nur Abidatizzahidah, menyebut sebelum ada TBM, anak-anak tidak punya tempat bermain dan belajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
"Banyak yang sebelum ada TBM, jam segini ini mereka mainnya ke warnet atau ke warung," kata Kegi Febriati, Rabu (12/6/2019).
Ketika ia baru mulai mengaktifkan TBM di balai RW pada tahun 2016, Kegi bercerita, belum banyak anak maupun warga yang tertarik mengunjungi TBM.
Setelah mendapat dorongan dari Ketua RT, Syahri, ia dan teman-temannya mengembangkan perpustakaan bertema planetarium dengan visual menarik, supaya warga tertarik.
"Awalnya ya saya ala sales, mengajak warga ke TBM dengan bagi-bagi brosur dan ikut ke perkumpulan-perkumpulan warga, tapi tidak berhasil. Akhirnya, kami menghias TBM dengan tema planetarium," ceritanya.
Usaha ini berhasil. Kini, TBM Planetarium menjadi jujugan anak-anak serta warga untuk bermain sekaligus belajar.
Setiap hari, TBM yang buka mulai pukul 13.00-16.00 ini bisa mendapat kunjungan lebih dari 20 anak dan warga.
Selain membaca buku, berbagai permainan hiburan serta edukasi bisa digunakan warga.
TBM juga menyediakan televisi serta berbagai tayangan edukasi maupun film sesuai umur.
"Kami memang menekankan ke anak-anak belajar menghitung, membaca, menulis, tapi sambil bermain supaya tidak bosan. Mereka kan dari pagi sudah sekolah, kalau belajar lagi sorenya pasti malas. Dari nonton film juga bisa jadi pelajaran. Misal setelah nonton, saya suruh cerita lagi. Mereka bisa sekaligus percakapan Bahasa Inggrisnya," jelas Nur Abidatizzahidah.
Satu di antara warga yang anaknya rutin mengunjungi TBM adalah Saadah.
Ia mengaku senang dengan adanya TBM, karena anaknya bisa belajar, membaca buku, hingga kerja kelompok di sana.
"Ini dia lagi ikut lomba, terus bikin CV, ya belajar bikinnya di sini," ujarnya.
Ia berharap, balai RW bisa dibuat tingkat, supaya tidak campur aduk dengan TBM.
"TBM ini kan dibangun di balai RW, jadinya kalau ada pertemuan atau tamu, pas berbarengan dengan anak-anak, anak-anak harus mengalah. Inginnya ya dibuat tingkat, tapi belum ada dana," tutupnya.