Curhat Seorang Prajurit Kostrad TNI AD yang Rela Tak Mudik Selama 6 Kali Lebaran, Alasannya Miris

Cerita seorang prajurit Kostrad TNI AD yang rela tak mudik selama enam kali lebaran dialami oleh Praka Akhmad Ramzi

tniad.mil.id
Praka Akhmad Ramzi bersama anak dan istrinya 

SURYA.co.id - Cerita seorang prajurit kostrad TNI AD yang rela tak mudik selama enam kali lebaran dialami oleh Praka Akhmad Ramzi

Dilansir dari laman tniad.mil.id, Senin (3/6/2019), Praka Akhmad Ramzi adalah salah satu prajurit kostrad TNI AD yang berasal dari wilayah Lombok, NTB, yang kini bertugas di Kota Malang, Jawa Timur

Cerita prajurit TNI AD Praka Akhmad Ramzi yang tak mudik selama enam kali lebaran ini diungkap oleh Danyon Armed 1/Rocket Kostrad, Mayor Arm Lukas Meinardo Sormin

Kepada Lukas, Praka Akhmad Ramzi bercerita dirinya yang sudah 6 tahun belakangan tak bisa pulang ke kampung halaman.

Armed 1/Rocket Kostrad
Armed 1/Rocket Kostrad (tniad.mil.id)

Menurut Lukas, cerita Praka Akhmad Ramzi ini adalah sesuatu yang wajar terjadi di antara para prajurit TNI yang berasal dari luar Jawa.

“Mayoritas mereka tidak mudik (pulang kampung) karena pertimbangan biaya transportasi dan waktu. Dari kedinasan, pada dasarnya kita berikan ijin semuanya.

Salah satunya Praka Akhmad Ramzi, asal Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

Terakhir, dia mudik tahun 2013, enam tahun silam,” jelas Lukas

Lukas juga mengungkap alasan para prajurit TNI AD itu tak bisa mudik, salah satunya yakni untuk mendapatkan tiket mudik tidaklah mudah bagi para prajurit TNI.

Hal ini dikarenakan dinamika satuan yang dinamis membuat prajurit tak berani beli tiket dari jauh-jauh hari.

“Dinamika satuan saat ini sangat dinamis, sehingga para prajurit tidak berani beli tiket jauh-jauh hari.

Nah, pas waktunya, ternyata harga (tiket) yang tersedia mahal, dan itu pun jadwal berangkat dan kembali tidak sesuai alokasi dari satuan,” lanjut Lukas.

Di sisi lain, alasan Praka Akhmad Ramzi tak bisa pulang kampung adalah biaya mudik yang tinggi

Ia mengatakan bisa saja ia menggunakan transportasi kapal laut untuk menghemat biaya, tapi waktu libur yang ia militer tidaklah banyak.

Sehingga menurutnya, daripada menghabiskan biaya lebih baik uang itu Praka Akhmad Ramzi kirimkan untuk keluarga di kampung.

“Kalau mudik dengan pesawat udara, biayanya tinggi sekali, sementara kalau menggunakan kapal laut membutuhkan waktu sekitar 3 hari.

Karena waktu cuti (6 hari kerja) serta biaya transportasi yang mahal apalagi saya sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak, lebih baik biaya mudik saya kirimkan untuk keluarga di Lombok,” jelas Akhmad.

Praka Akhmad Ramzi juga bersyukur keluarganya mau memahami keadaannya yang seperti ini

Bagi Akhmad dan keluarganya, menjadi prajurit merupakan kebanggaan sekaligus kehormatan.

Sehingga harys menerima konsekuensi salah satunya adalah tak bisa berkumpul dengan keluarga saat lebaran

Hal serupa juga disampaikan oleh Serka Didi Isman yang berasal dari Kalimantan Utara.

Alasan Serka Didi Isman tak mudik hampir serupa dengan Praka Akhmad Ramzi, yakni biaya transportasi yang mahal.

Serka Didi Isman memilih untuk tidak pulang kampung dan menyisihkan uangnya untuk dikirimkan kepada keluarga di kampung.

“Karena biaya transportasi mahal, lebih baik tidak mudik dan uangnya digunakan untuk membiayai adik-adik.

Ini sudah menjadi kewajiban saya, sekaligus wujud bakti kepada orang tua,” ungkap Serka Didi Isman

keluarga Serka Didi Isman
keluarga Serka Didi Isman (tniad.mil.id)

Menurut Serka Didi Isman, berkumpul dengan keluarga di momen hari raya memang penting tetapi membantu keluarga itu lebih utama.

"Saat lebaran, pasti kita semua ingin berkumpul bersama keluarga.

Namun bagi saya, yang utama adalah keberadaan kita bisa membantu orang tua dan keluarga itu yang paling utama,” pungkas Serka Didi Isman. 

Saat dihubungi melalui telepon, orang tua Serka Didi Isman (Ischak Han, 65) membenarkan bahwa untuk yang kesekian kalinya anaknya tidak mudik dan  mengirimkan uang untuk keluarganya melalui transfer bank.

“Dengan tugas yang dihadapinya dan juga keterbatasan yang ada, sebagai keluarga kami dapat memahaminya. Tidak hanya saat lebaran,  biasanya dia juga menyisihkan uang untuk bantu saudara -saudaranya,” ucap Ischak Han

Anggota TNI dan Keluarga Bisa Mudik Lebaran Gratis Naik Hercules

Seorang peserta Mudik Naik Hercules 2019, Serda Yoyok Suprayitno dari Satprov Denma Mabes AU rencananya akan mudik ke kampung halamannya di Surabaya naik pesawat Hercules TNI AU pada Sabtu (1/6/2019) siang.

Sambil menggendong anaknya, Yoyok menjelaskan sejumlah syarat yang harus dilengkapi untuk mengikuti program yang telah diikutinya sejak awal ia menjadi tentara pada 2002 lalu.

Yoyok menjelaskan, anggota keluarga yang diperbolehkan ikut Mudik Naik Hercules hanya mereka yang terdaftar di Kartu Keluarga.

"Jadi yang tertera di KU1 itu yang boleh naik pesawat kita. KU1 itu yang di KK, istri, anak, seperti itu," kata Yoyok di Suma 4 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, Sabtu (1/6/2019), dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Mudik Naik Hercules 2019 untuk Anggota TNI dan Keluarga, Apa Saja Syaratnya?'

Yoyok mengatakan, dalam proses pendaftaran ada sejumlah berkas yang harus diserahkan ke bagian angkutan Angkatan Udara.

"Kalau anggota (TNI), fotokopi KTA. Surat izin jalan, surat cuti, dan KU1. Semua rangkap dua," kata Yoyok.

Yoyok mengatakan, ia menyerahkan persyaratan tersebut pada Rabu (22/5/2019) minggu lalu dan baru mendapat pemberitahuan bisa berangkat pada Jumat (31/5/2019).

Ia mengaku senang bisa pulang kampung untuk mengunjungi orang tuanya di Surabaya tahun ini meski harus turun di Malang Jawa Timur.

"Senang seperti tahun-tahun sebelumnya bisa bertemu dengan orang tua," kata Yoyok.

Sebelumnya, istri Yoyok, Novi, sempat mengatakan deg-degan naik pesawat Hercules namun Yoyok berpandangan lain.

Menurut Yoyok, ketakutan bisa muncul dalam perjalanan menggunakan kendaraan apa pun meski ia juga menyadari sebagai anggota TNI dirinya sudah terbiasa naik pesawat tersebut.

"Ya kalau soal takut sih sebenarnya naik pesawat putih (komersil) juga ada, naik bus juga ada, naik kereta juga ada karena kita sudah terbiasa tiap tahun ya jadi sudah biasa. Apalagi kita dulu pernah terjun lagi kan dari atas. Pas terjun," kata Yoyok.

TNI AU telah menyiapkan sebanyak tiga pesawat angkut untuk memberangkatkan anggota TNI AU, AD, AL, PNS TNI beserta keluarga mereka pada Sabtu (1/6/2019) siang.

Tiga pesawat angkut yang telah siap berangkat siang ini antara lain C130 Hercules, Boeing B737, dan CN295 Kalong.

Sementara itu, TNI AU menyiapkan pesawat angkut dari lima skuadron yang jumlahnya disesuaikan dengan peserta khusus untuk Mudik Naik Hercules tahun ini. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved