Kuliner

Kue Satru, Jajanan Khas Pasuruan yang Banyak Dinikmati saat Momen Lebaran

Kue ini banyak diproduksi di Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Rata-rata setiap rumah di delapan dusun membuat kue satru.

surya.co.id/galih lintartika
Kue satru yang diproduksi di Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. 

SURYA.co.id | PASURUAN - Kabupaten Pasuruan punya jajanan khas yang sangat lezat dinikmati saat momen lebaran.

Namanya Kue Satru. Kalau di daerah lain, kue ini memiliki nama lain, yakni kue satu, kue sota atau kue sagu.

Kue ini banyak diproduksi di Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan.

Rata-rata setiap rumah di delapan dusun membuat kue satru.

Sehingga pantas kalau Desa Rejoso Lor dijadikan Kampung Satru.

Asiyah (40) dan Nur Khosim (62) adalah salah satu pasangan rumah tangga di RT 02 RW 03, Dusun Kedung Bendo, Desa Rejoso Lor yang sudah 4 tahun menggeluti usaha pembuatan kue satru.

Asiyah menuturkan, awal mulai berminat untuk menekuni usaha kue satru ini karena melihat para tetangganya yang sukses membuat kue satru, lebih dahulu.

“Semua satu kampung bikin satru. Saat itu, saya posisi juga tidak kerja dan berminat untuk belajar membuatnya. Dan saat itu, saya mendapat dukungan dari bapak, jadi uang hasil sopir pikap, dibelikan kacang hijau dan saya disuruh membuat kue satru," katanya.

Bak gayung bersambut, minatnya untuk belajar dan berjualan kue satru menemui titik terang.

Satu per satu pembeli datang kepadanya.

Asiyah masing ingat jelas pesanan pertama yang datang kepadanya. Yakni 1 kilogram satru yang dipesan perangkat Kecamatan Rejoso.

“Saya tidak akan pernah lupa dengan yang pertama beli satru saya. Alhamdulillah, semuanya berjalan sesuai harapan kami, meski sedikit demi sedikit,” katanya.

Dulu, per satu kilogramnya dijual seharga Rp 30.000. Kini dirinya menjual Rp 38.000 per kilogramnya ke pelanggan.

Sekarang, pelanggannya bukan berasal dari Pasuruan saja, melainkan merambah sampai ke Probolinggo, Mojokerto, Sidoarjo , Malang dan Surabaya.

“Alhamdulillah ini habis selesai membuat pesanan 3 ton satru. Tapi bukan dari satu pembeli, melainkan pesanan dari Malang, Sidoarjo dan Probolinggo,” jelas Asiyah sembari menjemur satru bikinannya.

Sekarang, membuat Kue Satru mudah bagi Asiyah. Ia menceritakan sejarah asal mula dinamakan kue satru ini.

Alasannya, karena setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan kue satu memiliki perbandingan 1 (satu).

Kue satu dibuat dari tepung kacang hijau, gula pasir dan tepung sagu.
Contohnya dalam 1 (satu) resep terdiri dari 12 kg kacang hijau dan 12 kg gula pasir, sedangkan tepung sagu itu sendiri berfungsi untuk melepaskan kue satu dari cetakan.

Kepada seluruh masyarakat yang ingin membuat kue satru, Asiyah pun memberikan tips atau cara membuat Kue Satru yang mudah dan cepat.

Pertama, sangrai kacang hijaunya. Kupas kulitnya sampai bersih dan tumbuk sedikit demi sedikit sampai halus.

Bisa juga menggunakan blender untuk menghaluskan kacang hijau sangrainya.

Kedua, saring hasil tumbukan atau blenderan kacang hijaunya untuk memastikan benar benar halus.

Ketiga, masukkan beberapa gram gula bubuk dan sedikit vanila essence nya. Campur semua bahan sampai benar benar rata.

Keempat, masukkan air sedikit demi sedikit ke dalam adonan sambil tetap di aduk dengan rata sampai terbentuk adonan yang pulen.

Kalau perlu memakai tangan untuk mencampurnya (biasa disebut dengan menguleni).

Kelima, siapkan oven dengan api sedang cenderung kecil sampai mencapai suhu 145-160 derajat celcius.

Sebelum dioven, satru yang sudah dicetak langsung dijemur selama 3 jam.

Terakhir, masukkan cetakan kue dalam oven dan panggang sebentar sampai matang dan kering.

Angkat dan dinginkan terlebih dahulu di suhu ruangan sebelum dimasukkan ke dalam toples.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved