Ustadz Arifin Ilham Wafat

VIDEO - Momen Mengharukan Jenazah Ustadz Arifin Ilham Dicium Terakhir Kalinya oleh Pihak Keluarga

Momen haru terjadi saat jenazah Ustadz Arifin Ilham dicium untuk terakhir kalinya oleh pihak keluarga, berikut videonya

Dilansir dari biografiku.com. saat masih dalam kandungan, Ustadz Arifin Ilham adalah calon bayi yang sangat aktif.

Nurhayati mengaku bahwa Ustadz Arifin Ilham memiliki tendangan kaki yang kuat sehingga membuat ibundanya kerap kali meringis menahan rasa sakit.

Saat dilahirkan, Ustadz Arifin Ilham memiliki bobot lebih besar dibandingkan saudara-saudaranya yang lain.

Ia lahir dengan berat 4,3 kilogram dan panjang 50 sentimeter, sementara saudara-saudara lainnya berbobot rata-rata 3 kilogram.

Nurhayati juga mengungkapkan keanehan Ustadz Arifin Ilham saat baru saja lahir.

Ternyata Ustadz Arifin Ilham bayi sudah memiliki gigi bahkan saat ia baru saja keluar dari rahim ibunya.

“Anehnya, bayi itu sejak lahir sudah bergigi, yaitu di rahang bagian atasnya,” kenang Nurhayati.

Bayi tersebuta kemudian tumbuh layknya bayi pada umumnya.

Ustadz Arifin Ilham dapat berjalan saat menginjak usia satu tahun dan dapat mulai berbicara tak lama setelahnya.

Pasca kelahiran Ustadz Arifin Ilham, satu demi satu adik-adiknya pun juga turut dilahirkan, yakni Qomariah dan juga Fitriani.

Ketika menginjak usia lima tahun, Ustadz Arifin Ilham dimasukkan ke sekolah TK Aisyiah kemudian dilanjutkan ke SD Muhammadiyah yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya di Banjarmasin.

Ustadz Arifin Ilham mengaku bahwa saat ia SD, dirinya tergolong siswa yang pemalas.

“Kata orang Banjarmasin, Arifin Ilham itu babal. Arifin Ilham baru bisa baca-tulis huruf Latin setelah kelas 3,” kenang Arifin Ilham yang setiap kali berbicara tentang dirinya selalu menyebut namanya sendiri.

Perjalanan pendidikan Ustadz Arifin Ilham di SD Muhammadiyah hanya sampai kelas tiga.

Ia kemudian dipindahkan oleh orang tuanya ke SD Rajawali karena bertengkar dengan temannya.

Alasan Ustadz Arifin Ilham bertengkar karena ia tidak rela salah satu temannya yang berbadan kecil diganggu oleh teman lainnya.

Karena lawannya adalah anak yang jago karate, alhasil, ia pun kalah dalam pertandingan tersebut dan membuat wajahnya babak belur dan bibirnya sobek.

Saat tinggal di Banjarmasin, rumah Ustadz Raifin Ilham berada di samping rumah neneknya.

Ayahnya yang kala itu bekerja sebagai pegawai bank BNI 46 jarang pulang ke rumah karena sering ditugaskan ke luar kota.

Ustadz Arifin Ilham pun tumbuh dari didikan ibu dan juga neneknya.

Ia juga mengaku bahwa didikan ibu dan neneknya tergolong keras.

Pasalnya, Ustadz Arifin Ilham kerap dijubit dan dipukul saat masih kecil oleh ibu dan neneknya.

“Baik Mama maupun Nenek kalau menghukum sukanya mencubit atau memukul. Dua-duanya turunan, kalau nyubit maupun memukul keras dan sakit sekali,” canda Ustadz Arifin Ilham.

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved