Kilas Balik
Aksi Jenderal TNI Benny Moerdani Nyaris Tewas Saat Pimpin Kopassus Melawan Belanda di Irian Barat
Aksi Jenderal TNI Benny Moerdani saat pimpin Kopassus di Irian Barat menyisakan pengalaman yang tak terlupakan baginya, karena ia nyaris tewas
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Operasi Naga berakhir pada 15 Agustus 1962 setelah adanya New York Agreement.
Adapun korban gugur Operasi Naga adalah sebanyak 36 orang dan 20 lainnya hilang. Jumlah itu kurang dari perkiraan awal.
Setelah adanya perjanjian gencatan senjata, seluruh Pasukan Operasi Naga masuk secara terbuka ke Kampung Kuprik, Merauke.
Untuk mengenang keberhasilan Operasi Naga dalam merebut Irian Barat, patung Benny Moerdani dan parasutnya dibuat di kampung tersebut pada tahun 1987.
Dalam prasasti itu tertulis:
"Di sini daerah penerjunan dalam rangka pembebasan Irian Barat yang dipimpin oleh Mayor L. Benny Moerdani pada tanggal 4 Juni 1962. Terima kasih atas perhatian masyarakat dan pemerintah daerah tingkat II. Persembahan masyarakat pada Pemda 2 Oktober 1989."
Menyusup Dalam Misi Kopassus
Aksi Jenderal TNI Benny Moerdani yang tak kalah fenomenal adalah saat ia menyusup ke dalam misi kopassus dalam operasi pembebasan pesawat Woyla, yang saat itu tengah ditimpa aksi pembajakan
Dalam aksinya, Jenderal TNI Benny Moerdani hanya mengenakan jaket hitam dan menenteng pistol mitraliur.
Dilansir dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' ,Tempo, PT Gramedia, 2015, terjadi pembajakan pesawat DC 9 Woyla dengan rute Jakarta-Medan pada 28 Maret 1981.
Operasi pembebasan pun dilakukan oleh pasukan Grup 1 Koppasandha di bawah komando Kepala Pusat Intelijen Strategis, Letjen Benny Moerdani.
Saat penyerbuan, pasukan Kopassus terbagi dalam lima tim.

Tiga tim bertugas menyerbu ke dalam pesawat, dua lainnya bersiaga di luar.
Tim pertama dipimpin Kapten Untung Suroso yang akan masuk dari pintu darurat depan.
Tim kedua dipimpin Letnan Dua Rusman AT yang bertugas menyerbu dari pintu darurat atas sayap kiri pesawat.