Kilas Balik
Pengalaman Jenderal TNI Hendropriyono di Kopassus Saat Melawan Komunis, Sampai Berdarah-darah
Jenderal TNI A.M Hendropriyono memiliki pengalaman tersendiri saat masih bertugas di Kopassus, simak kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
"Masih penuh Pak," jawabnya.
"Makanan buat berapa hari?" sambung Sintong.
"Masih ada Pak. Buat dua hari," jawab Hendropriyono.
"Cukup itu,' kata Sintong dengan tegas.
"Ini orang, saya benci bener dulu itu. Tetapi, sekarang saya salut!" kata Jenderal TNI (Purn) Hendropriyono 35 tahun kemudian.
• Curhat Fadel Islami Soal Pisah Kartu Keluarga, Suami Muzdalifah Ungkap Pelajaran Hidup yang Didapat
• Gratis Kuota Internet Telkomsel hingga 10GB Saat Migrasi ke Jaringan 4G, ini Syarat & Ketentuannya
• Klarifikasi Rektor UIC Musni Soal Cuitan Perang Ilmu Gaib Pertahankan Jokowi yang Viral di Twitter
• Kabar Terbaru Jenderal TNI (Purn) Kivlan Zen yang Dicegat Polisi Saat Akan Pergi ke Luar Negeri

• Tes Kepribadian - Karakter Aslimu Bisa Terlihat Dari Letak Tahi Lalat, di Area Pipi Berarti Hoki
• Promo Paket Internet Telkomsel #KuotaKeluarga 80GB Bisa Dibagi ke 5 Nomor Hp, ini Langkah-langkahnya
• Jam Tidur yang Baik Bagi Kesehatan Tubuh Selama Puasa Ramadan dan Penjelasannya Menurut Medis
Dalam upaya menerobos kepungan, Hendropriyono mengirim patroli ke utara tetapi terjadi kontak senjata.
Patroli ke barat juga terjadi kontak senjata, patroli ke timur menemukan jejak-jejak kaki, patroli ke selatan ada bekas bivak.
Komandan tim kemudian mengumpulkan semua perwira untuk memperoleh jumlah kekuatan musuh.
Akhirnya ada bagian paling tipis untuk di tembus, yakni ke selatan karena terlihat hanya ada empat orang.
Hendropriyono dan timnya pun nekat menerobos ke selatan dan akhirnya bisa keluar dari kepungan.
Duel Berdarah
Duel berdarah ini terjadi saat tim halilintar Kopassus yang dipimpin Hendropriyono tengah memburu petinggi PGRS/Paraku yang bernama Ah San.
Info soal Ah San akhirnya bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy.
Hendropriyono kemudian memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
