Kilas Balik

Jenderal TNI Benny Moerdani Gebrak Meja Karena Keamanan Soeharto Diremehkan, Endingnya Ada Serangan

Detik-detik Jenderal TNI Benny Moerdani ngamuk terjadi saat Presiden Soeharto berkunjung ke Belanda pada akhir Agustus tahun 1970

Kolase Tribun Jabar dan Kompas.com
Jenderal TNI Benny Moerdani dan Soeharto 

Karena aksi bersenjata anggota RMS yang ternyata tidak bisa dicegah oleh aparat keamanan dan agen rahasia itu, menjadi pukulan terberat bagi pemerintah Kerajaan Belanda.

Intelijen Belanda sendiri menjadi sadar bahwa apa yang disampaikan oleh Benny sambil marah-marah ternyata benar.

Rombongan Presiden Soeharto yang berkunjung ke Istana Huis Ten Bosch pun kemudian mendapat pengawalan sangat ketat dan kunjungan tidak meggunakan kendaraan darat melainkan helikopter.

Penyesalan Soeharto Karena Abaikan Teguran Benny Moerdani

Kisah keberanian Benny Moerdani lainnya adalah saat memberikan teguran kepada Soeharto

Sejak masih berpangkat Kapten di TNI AD, Benny Moerdani sudah berhubungan akrab dengan Presiden Soeharto yang pada pada tahun 1960-an berpangkat Mayor Jenderal.

Pak Harto sangat mengagumi Benny Moerdani karena piawai dalam strategi tempur dan memecahkan masalah secara intelijen.

Sehingga masalah rumit baik di dalam maupun di luar negeri selalu dipercayakan kepada Benny Moerdani yang dikenal sangat loyal terhadap Soeharto.

Benny Moerdani
Benny Moerdani (Kolase Tribun Jabar)

Misalnya saja ketika Indonesia terlibat konflik politik dan militer dengan Malaysia (1964).

Pak Harto merasa kalau penyelesaian secara militer tidak menguntungkan Indonesia, lalu ia memutuskan untuk mengambil langkah intelijen serta diplomasi.

Tugas yang sebenarnya sangat berat dan tidak dikehendaki oleh Presiden Soekarno itu, diam-diam diserahkan kepada Benny Moerdani dan berhasil gemilang.

Indonesia dan Malaysia pun kembali berdamai serta terhindar dari bentrok militer yang bisa sangat merugikan kedua negara.

Dilansir dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap, Tempo, PT Gramedia, 2015' dan juga dari 'Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan, Julius Pour, Yayasan Kejuangan Panglima Sudirman 1993',

Ketika Soeharto menjabat Presiden RI kedua hingga lebih dari 30 tahun (1967-1998), Benny Moerdani pun terus dipercaya sebagai ‘tangan kanan’ Pak Harto.

Benny diberi tugas untuk menangani masalah keamanan, hubungan diplomatik dengan negara lain, dan sekaligus pengawal Presiden yang sangat loyal dan setia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved