Gatot Nurmantyo Komentari Sosok Panglima TNI hingga Menko Polhukam Saat ini, Mahfud MD Disebut-sebut
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo memberikan tanggapannya mengenai pejabat militer dan pensiunan jenderal di lingkaran Jokowi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Tri Mulyono
SURYA.co.id - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo memberikan tanggapannya mengenai pejabat militer dan pensiunan jenderal di lingkaran Presiden Jokowi saat ini.
Dilansir dari tayangan kanal YouTube Talkshow TVOne, Jumat (3/5/2019), sosok-sosok yang dikomentari Gatot yakni Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko hingga Menko Polhukam Wiranto
"Panglima TNI. Pengganti saya. Kumisnya tebal," ucap Gatot menanggapi foto Marsekal Hadi Tjahjanto.
• Panglima TNI Deteksi akan Ada Penyerangan Kantor KPU, Marsekal Hadi Tjahjanto Perintahkan ini
Hasil REAL COUNT KPU Pilpres di MADURA - Skor Akhir 3:1 Duel Prabowo Vs Jokowi, Ini Hasil Lengkapnya

• Fakta Lain di Balik Kasus Emak-emak Ditampar Pria Karena Tak Nyalakan Sein, Videonya Viral di FB
• 5 Menu Makanan Buka Puasa yang Aman Bagi Penderita Diabetes, Kenyang Tapi Tak Menaikkan Gula Darah
• Detik-detik Remaja Lakukan Prosesi Wisuda di Rumah Sakit Viral, 2 Hari Kemudian Nasibnya Tragis
Setelah Panglima TNI, Gatot dihadapkan dengan foto Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
"Yang saya gantikan," kata Gatot.

• Terungkap Seleksi Berat Kopassus yang Bikin 3900 Prajurit Tak Lulus, Ada yang Protes & Menembak
• Gatot Nurmantyo Bongkar Bukti Kebohongan Rekaman Suara yang Catut Fotonya, Simpel Aja, Katanya
Selanjutnya, adalah foto Menko Maritim Luhut Pandjaitan.
Momen ini, jawaban Gatot lebih panjang.
"Menteri yang paling terkenal, di mana-mana ada," tuturnya.

Jawaban cukup unik dilontarkan Gatot saat ditampilkan foto Menko Polhukam Wiranto
"Itu Pak Wiranto, Menko Polhukam. Menteri di segala rezim," ucap Gatot.
Minum Kencing Unta Hingga Terjerat Kasus TPPU, ini Fakta-Fakta Terbaru Bachtiar Nasir Ketua GNPF MUI

Gatot juga memprediksi Wiranto akan diganti oleh Mahfud MD pada periode selanjutnya.
"Mungkin, Prof Mahfud MD yang gantikan beliau. Mungkin ya, mungkin," jelas Gatot.
Momen Gatot mengomentari beberapa sosok ini bisa dilihat di menit 41.03
Ancaman Gatot Nurmantyo pada Para Jenderalnya
Masih dalam video yang sama, Gatot Nurmantyo juga mengaku pernah memberikan ancaman kepada para jenderalnya yang 'bermain' politik praktis.
Dilansir dari acara e-Talkshow yang dipandu oleh Wahyu Muryadi, Jumat (3/5/2019), ancaman Gatot Nurmantyo itu ia lontarkan dalam sebuah rapat saat masih menjabat sebagai panglima TNI.
Tak tanggung-tanggung, Gatot Nurmantyo saat itu memegang komando opersional tiga matra TNI (AD, AU, dan AL) mengancam akan membuat pelakunya 'merintih'.
"Saya sampaikan kepada perwira tinggi dalam rapat itu, saya ingatkan jangan bermain dengan politik praktis, kalau ada para jenderal yang bermain dengan politik praktis, bukan saya buat menderita, saya buat merintih," ujar Gatot.
Ia lantas menuturkan sejumlah kekhawatirannya bagi TNI yang melakukan hal demikian.
"Mengapa demikian, daripada merintih di neraka, karena sumpahnya saja setia kepada negara Republik Indonesia," ungkapnya.
Gatot menegaskan bahwa para jenderal tersebut telah melakukan sumpah setia dan hanya kepada Indonesia.
"Dan kalau namanya pemimpin sudah berpihak kepada salah satu politik. Seperti berpihak salah satu, pasti dia pelacur politik, rendah," kata Gatot.
"Yang kedua, pasti dia seorang pemimpin yang suatu saat rela mengorbankan anak buahnya untuk kariernya dia, untuk pangkat dan jabatannya, itu tabu bagi TNI," jelasnya kembali.
"Apalagi pangkat jenderal, tidak boleh seperti itu, maka saya ingatkan dengan cara yang keras, supaya ingat selalu, kalau tentara ndak tahu diancam, kalau panglima ngomong begitu, 'wah wow sekali' itu sesuatu yang tabu," ujar Gatot yang mendapat tepuk tangan penonton studio.
Pengakuan Gatot soal ancaman kepada para jenderalnya ini bisa dilihat menit ke 25:15
Berikut video selengkapnya:
Gatot Nurmantyo Bandingkan Anggaran TNI & Polri Tak Sepadan
Gatot Nurmantyo membandingkan anggaran TNI dan anggaran Polri yang dinilai tak sepadan. Anggaran TNI lebih kecil, sedangkan anggaran Polri besar.
Ia diberi kesempatan berpidato di hadapan para undangan Pidato Kebangsaan Prabowo Subianto. Saat itu, Gatot Nurmantyo menyampaikan sejumlah permasalahan terkait sektor nasional dan internasional.
Selain itu mantan Panglima TNI era Jokowi-JK itu juga mengkritik masalah pencopotan jabatan di struktur TNI.
Di sektor internasional, Gatot Nurmantyo menekankan soal global citizen atau penduduk global yang harus diwaspadai.
Gatot Nurmantyo hadir di acara pidato kebangsaan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).
Gatot diberi kesempatan berbicara seusai Prabowo menyampaikan pidato kebangsaannya.
Mengawali pidatonya, Gatot mengungkapkan alasan kenapa dirinya hadir dalam acara tersebut.
Ia mengatakan, Prabowo meminta dirinya hadir melalui telepon untuk berbicara terkait beberapa permasalahan yang tengah dihadapi bangsa ini.
"Saya datang ke sini tidak ada lain karena Merah Putih, negara dan bangsa memanggil, untuk negara dan rakyat Indonesia, atas telepon dari beliau, Pak Prabowo, meminta saya hadir untuk bicara masalah kebangsaan di sini," ujar Gatot Nurmantyo.
Hadir dalam pidato kebangsaan tersebut para petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) antara lain, Fuad bawazier, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sudirman Said, Sufmi Dasco Ahmad, Ahmad Riza Patria, Eddy Soeparno dan Priyo Budi Santoso.
Selain itu hadir pula beberapa tokoh nasional antara lain mantan menteri BUMN Dahlan Iskan, mantan menteri koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli, mantan ketua KPK Bambang Widjojanto, mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, mantan wakil menteri Pertahanan (Wamenhan) Syafrie Sjamsoeddin dan mantan wakil gubernur Jawa Tengah Rustriningsih.
Tak lama kemudian, pendapat Gatot Nurmantyo soal anggaran TNI itu akhirnya mendapat tanggapan dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.
Untuk menanggapi pendapat Gatot Nurmantyo sebelumnya, Ryamizard mengatakan anggaran pertahanan telah mengalami kenaikan sejak masa Gatot menjadi Panglima TNI pada periode 2015 - 2017.
Dilansir dari Tribunnews (grup Surya.co.id), Ryamizard menegaskan bahwa TNI adalah tentara rakyat untuk itu sudah sewajarnya jika TNI mendahulukan kepentingan rakyat.
"Sudahlah Gatot Nurmantyo, yang sudah, sudah. Dulu anggaran kita Rp 50 sampai Rp 60 (triliun). Sekarang sudah Rp 100 triliun lebih. Apalagi? Mau ngambil uang rakyat? Kita tentara rakyat. Rakyat dulu lah diutamakan.
Masa' kita menomor sepuluhkan rakyat? Pokoknya rakyat terserah. Tidak benar.
Bukan tentara rakyat itu," kata Ryamizard dalam acara Jumpa Awak Media bertajuk "Netralitas TNI" di sebuah restoran di Jakarta Pusat pada Senin (15/4/2019).
Dia menjelaskan bahwa postur anggaran pertahanan dan alutsista TNI memang sudah sewajarnya disesuaikan dengan ancaman yang ada.
"Postur alutsista TNI disesuaikan dengan ancaman. Kalau beli alutsista tidak sesuai postur itu mubazir. Baik alat, kemampuan manusia, misalnya alat angkut laut, udara, zeni, kesehatan," kata Ryamizard.
Ia juga menjelaskan, saat ini ada tiga ancaman nyata yang paling menonjol yakni bencana alam, pemberontakan, dan terorisme.
"Ancaman nyata, bencana alam, teroris, wabah penyakit, cyber inteleijen, pencurian sumber daya alam, dan pemberontakan. Yang menonjol ada tiga teroris, pemberontakan, dan bencana alam," kata Ryamizard.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Reaksi Gatot saat Lihat Foto Wiranto, Sebut sang Menkopolhukan Mungkin Diganti Mahfud MD