Kilas Balik

Detik-detik Kopassus Hadapi Dukun PKI Kebal Senjata dan Peluru, Endingnya Berhasil Ditaklukkan

Detik-detik pasukan Kopassus hadapi salah satu simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terkenal sebagai dukun, ada di artikel ini

KOMPAS.com/Kristian Erdianto
Ilustrasi Kopassus 

Menurut Hendro, penutupan itu terpaksa dilakukan melalui jalan kekerasan.

"Pangdam terpaksa memerintahkan agar penutupan dilakukan dengan jalan kekerasan, karena segala upaya jalan damai yang ditempuh telah menemui jalan buntu," tulis Hendro dalam bukunya

Akhirnya, Kodam VII/ Diponegoro beserta satu Kompi RPKAD (Sekarang Kopassus) di bawah pimpinan Feisal Tanjung menyerbu padepokan Mbah Suro.

Mbah Suro pun berhasil ditaklukkan dalam penyerbuan itu.

HASIL AKHIR - Hancurkan Persebaya Dua Gol Tanpa Balas, Arema FC Juara Piala Presiden & Cetak Sejarah

Keangkeran Rumah Mewah Anang-Ashanty Bikin ART Tak Betah, Orang Jaga Sehari Kabur, Katanya

Video Ibu Gagalkan Pernikahan Anaknya hingga Ucapkan Sumpah, Endingnya Nikah di Kantor Polisi

Warung Tempat Eksekusi Pembunuhan Guru Honorer Kediri Ternyata Direservasi Khusus oleh Pelaku

VIDEO Kronologi Penemuan Potongan Kepala Budi Hartanto Guru Honorer Kediri, Disimpan Pelaku di Sini

Sukitman, Polisi yang Selamat dari Tragedi G30S/PKI

Sukitman, seorang polisi yang menjadi saksi hidup ketika para jenderal dibunuh secara sadis dalam tragedi pemberontakan PKI pada 30 September 1965 atau dikenal dengan G30S/PKI

G30S/PKI menjadi salah satu tragedi sejarah kelam bangsa Indonesia.

Lubang Buaya menjadi saksi bisu kekejaman para pemberontak G30S/PKI saat menghabisi para pahlawan revolusi.

Di sanalah, jasad para pahlawan revolusi dimasukan ke dalam sebuah sumur setelah sebelumnya disiksa dan dibunuh oleh PKI

Dalam sebuah video wawancara yang diunggah oleh channel Youtube Subdisjianhubmas Pusjarah TNI, Sukitman menceritakan secara jelas kronologi peristiwa mengerikan itu.

Saat itu 1 Oktober 1965, sekitar pukul 03.00 WIB, Sukitman bersama rekannya sedang berjaga dan patroli malam.

Dengan menggunakan sepeda dan menenteng senjata, Sukitman berpatroli di Seksi Vm Kebayoran Baru (sekarang Kores 704) yang berlokasi di Wisma AURI di Jl. Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso yang berpangkat sama, yakni Agen Polisi Dua.

"Waktu itu polisi naik sepeda. Sedangkan untuk melakukan patroli, kadang-kadang kami cukup dengan berjalan kaki saja, karena radius yang harus dikuasai adalah sekitar 200 meter” kata Sukitman dalam wawancara.

Saat itu, Sukitman mendengar seperti suara tembakan yang cukup kencang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved