Kilas Balik
Aksi Komandan Kopassus Telan 6 Telur Ular Sanca Mentah, Begini Respon Prajuritnya Saat Diperintah
Aksi komandan Kopassus menelan telur ular sanca mentah-mentah merupakan kisah yang melegenda di kalangan prajurit baret merah, simak kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Saat itu, Moeng terjun ke medan operasi memimpin RTP 1 untuk Merebut Kota Tondano.
Pada era itu, terjadi perubahan baret prajurit dari warna cokelat (seperti baret artileri) menjadi warna merah.
Moeng memiliki prinsip setiap prajurit Kopassus, walau hanya bersenjata sebilah pisau komando, harus bisa memenangkan pertempuran.
Kolonel Moeng juga berpesan supaya pasukan khusus bisa survive ketika sedang berada di hutan selama berhari-hari hanya berbekal pisau komando.
Mengintip Latihan Prajurit Kopassus di Cilacap & Nusakambangan
Dari sejumlah kisah heroik Kopassus, adakah yang sempat bertanya-tanya seperti apa latihan prajurit Kopassus?
Sebagai pasukan khusus, tentunya latihan prajurit Kopassus agak 'berbeda' dan memang dilatih secara khusus
Latihan prajurit Kopassus ini sempat diceritakan oleh mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo
Pramono Edhie Wibowo menceritakan tentang latihan prajurit Kopassus dalam bukunya yang berjudul 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan', yang diterbitkan QailQita Publishing, 2014

• VIDEO Kronologi Iriana Jokowi Selamatkan Balita yang Lemas Kepanasan Saat Kampanye, Viral di IG
• Detik-detik Kopassus Terobos Kepungan Kelompok Komunis, Ingin Mundur Tapi Ditolak Sintong Panjaitan
• Nasib Mahasiswa Makassar Usai Tampar Polisi Provost Saat Demo, Videonya Viral di Whatsapp (WA) & IG
Latihan terberat prajurit Kopassus sudah menanti saat sampai di Cilacap.
Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini, materi latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.
Para prajurit Kopassus harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” tulis Pramono dalam bukunya

Dalam latihan itu, para calon prajurit Kopassus dilepas tanpa bekal pada pagi hari, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.