Berita Entertainment
Skandal Video Panas Artis K-Pop Jung Joon, Dijebloskan ke Penjara hingga Tanggapan Presiden Korsel
Sebuah skandal melibatkan artis K-Pop menguncang dunia hiburan Korea Selatan. Bahkan, skandal itu buat Presiden Korea Selatan turun tangan.
Jung Joon Young juga disebut menerima "hadiah" berupa layanan prostitusi dari bos Yuri Holdings dan menggunakan lobinya ke polisi untuk menghilangkan bukti kasusnya dengan mantan pacarnya pada 2016.
Ketika itu, mantan pacarnya menuduh aktor dan penyanyi itu merekam hubungan intim mereka secara diam-diam.
Sebuah media menyebut Jung Joon Young sudah menjadi target penyelidikan kepolisian Seoul untuk kasus kamera tersembunyi pada November 2018.
Saham anjlok
Sejak Skandal Seungri "eks BIGBANG" mengguncang industri K-Pop, mantan agensinya,
YG Entertainment telah kehilangan hampir 30 persen dari nilai saham mereka dalam beberapa pekan terakhir.
Agensi tersebut juga sedang diselidiki oleh Kantor Layanan Pajak Nasional atas dugaan penggelapan pajak.
Sementara saham YG terus menurun tajam, para pemegang sahamnya dikabarkan telah memutuskan untuk menjadwalkan rapat penting.
Mereka disebut-sebut akan membahas pertimbangan menggantikan atau tidak Yang Hyun Suk dan adiknya, Yang Min Suk, dari posisi kepemimpinan.
Yang Hyun Suk saat ini merupakan produser utama YG Entertainment, sementara adiknya mengambil alih posisi CEO sejak 2011 lalu.
Para pemegang saham itu akan bertemu pada Jumat (22/3/2019) ini karena para penggemar dan warganet menuntut Yang Hyun Suk dan saudaranya mengundurkan diri.
Meskipun Seungri sudah meninggalkan YG Entertainment, publik masih menyalahkan agensi tersebut karena gagal mengurus artis mereka dengan benar.
Beberapa bahkan menuduh eksekutif mengambil bagian atau tahu tentang dugaan kejahatan yang dilakukan Seungri.
Saat ini, Yang Hyun Suk adalah pemegang saham terbesar YG Entertainment dengan 16,12 persen. Adiknya memegang 3,31 persen saham.
Pemegang saham besar lainnya termasuk Global World Music Investment sebesar 9,53 persen, Naver 8,5 persen, Shanghai Fengying Business Consultant Partnership 7,54 persen, dan Layanan Pensiun Nasional sebesar 6,06 persen saham.