Sambang Kampung Jambangan

Yulia, Warga Jambangan Tama Mahir Melukis di atas Kaus, Kayu, hingga Wajah Anak-anak

Saya melukis di atas kertas semen, tekstil, kayu, kaus, kanvas, dan lain-lain. Kalau sekarang saya sedang membuat pesanan kaus lukis dan sepatu lukis.

Penulis: Delya Octovie | Editor: Parmin
SURYAOnline/delya octovie
Yulia Ratna Purwani (50) warga RT 07 Jambangan Tama menunjukkan karyanya melukis di berbagai medium, mulai dari kaus, kayu, hingga wajah anak-anak. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Warga RT 07 Jambangan Tama ini baru saja pulang dari tempatnya mengajar, SMP St. Yusup, Rabu sore (20/3/2019).

Walau belum lama menginjakkan kakinya di rumah dan masih berseragam lengkap, perempuan yang Mei nanti genap berusia 50 tahun tersebut dengan semangat menunjukkan beberapa karya lukis terbarunya.

"Saya melukis di atas kertas semen, tekstil, kayu, kaus, kanvas, dan lain-lain. Kalau sekarang saya sedang banyak membuat pesanan kaus lukis dan sepatu lukis, itu sedang banyak peminatnya. Makanya ini di rumah tidak ada soalnya saya sistemnya ada yang pesan, buat, langsung kirim," papar Yulia Ratna Purwani.

Ibu tiga anak asli Ponorogo ini sudah mengenali bakatnya di bidang seni lukis sejak kecil.

Keluarganya memang banyak yang berbakat di dunia seni otodidak, terutama dari ayahnya.

Mereka bahkan memiliki grup keroncong keluarga, di mana ayahnya memainkan biola, pamannya bermain bass, dan Yulia bagian menyanyi.

"Keluarga dari bapak semua seniman, dan itu otodidak. Dulu SMP saya mewakili Ponorogo dalam lomba lukis se-Jawa Timur, itu lukis di atas kertas. Nah, sejak melanjutkan pendidikan Seni Rupa di UNESA, saya mulai dikenalkan melukis di atas medium-medium lain," jelasnya.

Kini, Yulia mengerjakan lukisan di berbagai medium dan menjadikannya usaha sampingan.

Usaha yang ia pasarkan secara online di Instagram dan Facebook pribadinya adalah kaus lukis dan sepatu lukis.

Kaus lukis dibanderol Rp 75.000-Rp 150.000 tergantung tingkat kesulitan desain, varian warna dan bahannya.

Sepatu lukis berbahan kanvas juga dijual dengan kisaran harga serupa.

"Kalau sepatu lukis biasanya remaja yang minat, terutama motif kartun-kartun. Paling jauh saya mengirim ke Yogyakarta. Proses membuatnya tergantung suasana hati, kalau lagi bagus ya sehari bisa dua sepatu," katanya.

Yang terbaru, Yulia mulai mengerjakan lukisan di wajah anak-anak.

Body painting ini ia lakukan sejak mendapat tawaran dari Event Organizer (EO) khusus ulang tahun anak-anak, yang menawarkan jasa body painting selama pesta.

Yulia akan membawa berbagai pilihan gambar, anak-anak tinggal memilih, lalu segera ia lukis di wajah mereka.

Hingga saat ini, Yulia belum menjadikan melukis pekerjaan utamanya.

"Keinginan tetap ada, tapi pekerjaan utama saya kan guru, jadi mandul, tidak bisa nyambi. Ya bersyukur saya ada siswa waktu buat mengerjakan daur ulang, memelihara lingkungan, orang bilang 'kowe iki kok yo sik sempat'," ujarnya sambil tertawa.

Ia berjanji pada dirinya sendiri akan menekuni usaha lukis menjelang pensiun nanti.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved