Penembakan di Selandia Baru

Spesifikasi AR-15 Senjata yang Dipakai Brenton Tarrant untuk Tembaki Jamaah di Masjid Selandia Baru

Spesifikasi senjata AR-15 banyak menjadi sorotan usai Brenton Tarrant memakainya untuk menembaki jamaah sholat Jumat di dua masjid di Selandia Baru

Kolase Newshub dan Wikipedia
Spesifikasi AR-15 Senjata yang Dipakai Brenton Tarrant untuk Tembaki Jamaah di Masjid Selandia Baru 

SURYA.co.id - Spesifikasi senjata AR-15 banyak menjadi sorotan usai Brenton Tarrant menggunakannya untuk menembaki jamaah sholat Jumat di dua masjid di Selandia Baru (New Zealand), Jumat (15/3/2019)

Seperti diketahui, Brenton Tarrant menggunakan senjata laras panjang modifikasi berstandar militer AR-15 untuk melakukan aksinya, seperti apa spesifikasi senjata ini?

Diduga, spesifikasi senjata tipe AR-15 yang dipakai Brenton Tarrant ini merupakan modifikasi dari senjata M16

Dilansir dari Wikipedia, AR-15 (singkatan dari Armalite model 15) adalah senapan semi-otomatis yang mirip dengan senapan otomatis M16 atau karabin M4 yang banyak dimiliki dan dipasarkan untuk sipil.

Senapan AR-15 sipil memiliki banyak pilihan modifikasi dan umumnya memiliki pegangan pistol, popor lipat atau teleskopik, laras melingkar, dan tempat bayonet.

Senapan AR-15 original buatan ArmaLite/Colt awalnya merupakan senapan purwarupa yang diikutsertakan dalam tender senapan Amerika Serikat, yang akhirnya diadopsi menjadi senapan M16

Gerak-gerik Tak Biasa Pembantai 49 Warga Selandia Baru Saat Diadili, dari Ekspresi hingga Tatapannya

spesifikasi AR 15
spesifikasi AR-15 (Wikipedia)

Berikut spesifikasi lengkap senjata AR-15:

Tipe: Senapan serbu

Negara asal: Amerika Serikat

Masa penggunaan: 1958–sekarang

Perancang:  Eugene Stoner tahun 1957

Berat: 2,27 kg–3,9 kg

Panjang laras: 508 mm (standar), 406 mm, dan 368 mm

Peluru: 223 Remington, 5.56 NATO

Mekanisme: Sistem gas langsung, bolt berputar

Rata² tembakan: 800 butir/menit (versi otomatis)

Kecepatan peluru: 975 m/s[4][5]

Jarak efektif: 550 m

Amunisi: Magazen STANAG

Dalam foto yang bereda , senjata yang digunakan Brenton Tarrant terdapat tulisan menggunakan tinta putih "Refugees Welcome to Hell" atau "pengungsi selamat datang di neraka".

Dalam akun instagramnya, Brenton Tarrant memiliki profil picture amunisi yang ditulis sejumlah nama.

Antara lain Alexandre Bissonette, Luca Traini, dan nama-nama lain yang diduga adalah ekstrimis.

Polisi telah menahan tiga pria dan seorang wanita, setelah pelaku menembak para jamaah dengan senjata semi-otomatis, ketika mereka sedang berkumpul untuk Salat Jumat.

Dikutip Wartakotalive.com (grup SURYA.co.id) dari couriermail.com.au, Brenton Tarrant (28) diketahui menulis manifesto setebal 73 halaman menyatakan niat jahatnya.

Polisi Kontra-terorisme NSW kini menyelidiki latar belakang pelaku setelah pria asal Grafton, New South Wales, Australia itu, diidentifikasi sebagai penembak.

Saat melakukan aksi pembantaian, Jumat (15/3/2019), Brenton Tarrant melakukan secara live streaming saat melepaskan tembakan ke Masjid Al Noor.

Sekitar pukul 15.30 WIB, Wartakotalive.com mencoba mencari di mesin pencari google dengan kata-kata

"Brenton tarrant terrorist" di kolom news atau berita.

Namun belum ada satupun berita-berita di portal asing berbahasa Inggris yang menyebutnya sebagai teroris, atau bahkan terduga teroris.

"Kami sedang menghadapi serangkaian peristiwa yang sangat serius dan tragis di wilayah Christchurch-Canterbury," kata kepala polisi Mike Bush.

"Mereka melibatkan penembak aktif. Mereka melibatkan banyak kematian. Banyak kematian, sejauh yang kita tahu, di dua lokasi. Sebuah masjid di Deans Ave dan masjid lain di Linwood Ave, Christchurch," sambungnya.

Bush mengatakan ada "sejumlah IED (alat peledak improvisasi) terpasang pada mobil yang dihentikan polisi."

Biodata Brenton Tarrant

Pria yang menjadi pelaku penembakan jemaah sholat Jumat di Selandia Baru adalah Brenton Tarrant. Dia dikenal sebagai pengikut radikalisme.

Jumat (15/3/2019) siang Selandia Baru berduka. Sebanyak 49 orang tewas akibat ulah penembakan brutal di masjid Selandia Baru, yakni di Christchurch.

Bahkan, ada dua warga negara Indonesia (WNI) yang ikut menjadi korban penembakan brutal tersebut. Aksi penembakan brutal di Selandia Baru itu disiarkan secara langsung oleh pelaku, Brenton Tarrant.

Bahkan, aksi penembakan brutal tersebut Viral di WhatsApp dan media sosial lainnya pada siang hari. Aksi itu membuat dunia ikut gempar.  

Lalu, siapakah Brenton Tarrant itu?

Dikutip Tribunnews.com (SURYA.co.id), situs Heavy.com sempat menelisik Biodata Brenton Tarrant, lewat manifesto atau pernyataan yang sempat ditulis oleh Brenton Tarrant lewat akun media sosialnya.

Berikut 5 hal tentang Brenton Tarrant :

1.  Dari Keluarga Miskin lahir di Australia

Lewat manifestonya, Brenton Tarrant hanya menyebut dirinya pria biasa saja.

"(Aku) hanya orang kulit putih biasa, 28 tahun," tulis Tarrant di manifestonya.

"Aku lahir di Australia di keluarga miskin, kalangan pekerja kasar,"

"Orangtuaku berdarah Skotlandia, Irlandia, dan Inggris,"

"Masa kecilku berjalan biasa saja, tanpa ada hal-hal hebat,"

"Aku tak terlalu punya minat dengan sekolah, aku sangat jarang punya nilai bagus,"

"Aku adalah orang kulit putih biasa saja, dari keluarga biasa, yang akan melakukan aksi untuk memastikan masa depan orang-orang dari kaumku," tulis Tarrant.

Sementara, dilansir The Daily Mail, Tarrant tumbuh besar di daerah Grafton, New South Wales, Australia.

2. Didoktrin kelompok radikal

Tarrant diduga sudah didoktrin oleh kelompok radikal sayap kanan untuk membenci imigran dan orang-orang di luar ras Eropa atau kulit putih.

Di Twitter, ia memberikan sikap, bahwa serangan terhadap orang-orang non kulit putih atau non ras Eropa adalah sah.

Tarrant sempat ditanya, apakah dia tak melihat orang-orang yang diserang adalah orang-orang tak berdosa.

Tarrant menjawab, serangan terhadap orang-orang Non Ras Eropa adalah perang.

Menurut Tarrant, dalam sebuah perang, tidak ada yang namanya 'orang tak berdosa'.

Tarrant juga sempat ditanya, apakah dia berencana selamat atau melakukan bunuh diri setelah melakukan serangan.

Tarrant menjawab, dia siap mati sebagai resikonya.

Tapi dia berniat untuk tetap hidup, sehingga dia bisa terus menyebarkan ajaran supremasi kulit putih yang dia yakini.

3. Live Facebook dan Putar Lagu Metal Saat Menyerang

Tarrant sempat merekam bahkan menyiarkan aksi penembakan biadabnya lewat Live Facebook.

Dilansir Heavy.com, saat menyerang, dia sempat memutar lagu metal dengan potongan lirik : “I am the god of Hellfire, and I bring you fire (Aku adalah Dewa dari Neraka, dan Kubawakan Kau Api),”.

Lirik ini berasal dari lagu berjudul Fire.

Lagu ini sempat dibawakan oleh musisi Metal seperti Ozzy Osbourne dan grup band metal asal Jerman, Die Krupps.

Lagu ini aslinya diciptakan oleh Grup Band Rock asal Inggris, The Crazy World of Arthur Brown, pada 1967.

Tarrant juga sempat memutar lagu berjudul Remove Kebab saat melakukan serangan.

Lagu ini dikenal sebagai lagu wajib sejumlah kelompok sayap kanan kulit putih di Eropa.

Isinya adalah upaya untuk menyingkirkan kaum imigran dan orang-orang Islam dari Eropa.

4. Gabung dengan kelompok sayap kanan kulit putih

Belum diketahui apakah Tarrant bertindak sebagai lone wolf (seorang diri), atau bergabung dengan kelompok sayap kanan kulit putih.

Tapi, lewat tulisan-tulisannya di Twitter, Tarrant diduga melakukan aksi biadab karena rasa khawatir berlebihan dengan nasib ras kulit putih.

Tarrant khawatir, jumlah orang kulit putih akan semakin terdesak.

Ia menyebut soal rasio kelahiran kulit putih yang rendah, di banding dengan jumlah imigran, terutama muslim, yang datang ke Eropa dan Australia.

"Bahkan andai kita mengusir semua orang Non Eropa dari tanah kita, orang Eropa murni tetap akan menuju kepunahan," tulis Tarrant.

5. Tulis nama penyerang imigran di senjata

Brenton Tarrant memakai senjata laras panjang yang penuh dengan coretan dan tulisan.

Tulisan-tulisan itu ternyata adalah nama-nama dari para pelaku penyerangan terhadap imigran atau kaum muslim di sejumlah tempat.

Di antaranya, Alexandre Bissonette dan Luca Traini.

Bissonnette membunuh enam orang di Masjid di Quebec, Kanada.

Traini menyerang warga Afrika Utara di Italia.

Ada juga nama Sebastiano Venier, tokoh pemimpin di Tentara Kristen saat menghadapi suku Turki di Perang Lepanto tahun 1500.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved