Berita Mojokerto

Jembatan Gantung Penghubung Desa Padi dan Desa Briti Jadi Spot Swafoto Kawula Muda di Mojokerto

Sore hari, Jembatan gantung penghubung antara Desa Padi dan Desa Briti dipenuhi oleh para kawula muda yang didominasi pelajar untuk ber-swafoto

Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Cak Sur
SURYA.co.id/Danendra Kusumawardana
Jembatan gantung penghubung Desa Padi dan Desa Briti jadi spot swafoto pelajar dan anak muda, Sabtu (9/3/2019) 

SURYA.co.id | MOJOKERTO - Sore hari, Jembatan gantung penghubung antara Desa Padi, Kecamatan Gondang dan Desa Briti, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto dipenuhi oleh para kawula muda. Para pemuda yang didominasi pelajar itu secara bergantian berswafoto di pinggir jembatan gantung tersebut.

Salah satu pelajar bernama Indah Dwi Kurnia (15) mengatakan, dirinya bersama lima kawannya sengaja datang ke jembatan gantung karena penasaran. Rasa penasaran itu muncul karena jembatan gantung itu yang pertama di bangun di Mojokerto.

"Banyak orang yang mengatakan, bila jembatan gantung ini yang pertama di bangun di Mojokerto, saya akhirnya penasaran dan menyempatkan untuk mengunjungi sepulang sekolah," katanya, Sabtu (9/3/2019).

Menurut Indah, jembatan gantung penghubung antara Desa Padi dan Desa Briti memiliki panorama yang indah. Sebab berlatar belakang Gunung Welirang dan mempunyai desain aristektur jembatan yang elok.

"Karena panoramanya bagus, saya tadi menyempatkan untuk berswafoto bersama kawan-kawan," ucapnya.

Sementara itu warga Desa Padi bernama Sarniti (47) mengatakan, hampir setiap hari jembatan gantung dikunjungi para anak muda. Apalagi, ketika akhir pekan, jumlah pengunjungnya bakal lebih banyak.

"Seperti hari ini, Sabtu (9/3/2019), pengunjung jembatan gantung ramai sekali. Dari pagi hingga sore mungkin sudah ada puluhan orang yang datang ke jembatan gantung" ucapnya.

Sarniti menjelaskan, jembatan gantung yang memiliki panjang sekitar 50 meter itu baru saja diresmikan sebulan yang lalu. Jembatan itu diperuntukkan untuk sepeda motor dan sepeda angin saja. 

"Sebelum adanya jembatan ini, kami harus berjalan memutar dulu berkilo-kilo meter untuk sampai di Desa Briti," tandasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved