Kilas Balik
Kisah Bajak Laut Wanita Paling Kejam hingga Sosoknya Muncul di Film Pirates of The Caribbean
Di antara semua bajak laut pria, ada seorang bajak laut wanita yang kemudian menjadi kapten salah satu armada bajak laut terkuat
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Bajak laut melakukan pemerasan yang dimainkan terhadap klien-klien kaya dan terhubung secara politik dari Madame Ching.
Madame Ching mengubah setiap musuh-musuhnya menjadi sekutu
Bahkan, Madame Ching juga membuat kesepakatan dengan calon suami tercinta.
Perjanjian pranikah yang disebut 'kode bajak laut' akan memberinya kendali bersama atas seluruh armada dan bagian yang sama dari hasil jarahan.

Madame Ching bersama suaminya berhasil membentuk aliansi dengan hampir semua armada bajak laut Kanton besar lainnya dan membawa mereka di bawah komando mereka dalam waktu kurang dari 6 tahun.
Pada tahun 1807, suaminya meninggal pada usia 42 tahun, dia hilang di laut dan tidak pernah ditemukan lagi setelah dilanda tsunami yang keras di Vietnam.
Setelah itu tentu saja banyak orang ingin mengambil alih posisi kapten.
Tepat setelah kematian suaminya, Madame Ching dikelilingi oleh ketidakpastian dan bahaya dari segala arah.
Dia harus menemukan cara untuk tetap berada di puncak sebagai komandan, menjaga agar tak terjadi pemberontakan.
"Ketajaman bisnis mulai ditampilkan, bagaimana ia menjadi kepala keseluruhan konfederasi," tulis Dian H. Murray, seorang profesor sejarah Tiongkok di Jurusan Bahasa dan Budaya Asia Timur sebagai bagian dari Universitas Stanford.
Madame Ching berhasil tumbuh dalam kekuatan penuh meski kehilangan suaminya.
Langkah pertama, dia menikah lagi dengan putra angkat suaminya, Cheung Po Tsai, yang baru saja akan menggantikan ayahnya.
Semua yang Madame Ching lakukan adalah untuk masa depan organisasi.
Untungnya, Madame Ching masih memiliki 'rahasia kecil' dari orang-orang berpengaruh
Dalam beberapa minggu, dia memiliki kendali penuh dan mutlak atas seluruh Armada