Pilpres 2019
5 Fakta Istilah 'Unicorn' yang Muncul dalam Debat Capres Jokowi & Prabowo hingga Trending di Twitter
Istilah 'Unicorn' menjadi trending usai Debat Capres Jokowi & Prabowo, Minggu (17/2/2019). Berikut 5 fakta tentang istilah Unicorn
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Mengapa banyak unicorn itu muncul di Indonesia?
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kenapa Unicorn Muncul di Indonesia?', ekonom Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko bercerita beberapa waktu lalu saat dirinya bertemu dengan Dubes Singapura.
Dalam pertemuan itu ada diskusi, mengapa unicorn-unicorn muncul dari Indonesia.
"Salah satu yang muncul itu, satu itu karena di sini (Indonesia) tidak ada aturannya. Karena tidak ada aturannya orang jadi berkreasi semaksimal mungkin," ucap dia dalam FGD BTPN di Bali, pekan lalu.
Selain itu sebut Prasetyantoko, munculnya unicorn tersebut karena adanya kesempatan yang besar di Indonesia.
"Yang kedua opportunity (kesempatan) itu ada di sini" ujarnya.
4. Diambil Alih Investor Asing
Saat menjadi unicorn, perusahaan-perusahaan itu ternyata banyak diambi alih oleh investor asing.
Prasetyantoko menilai hal tersebut bukanlah suatu masalah, tetapi merupakan paradoks yang alamiah.
"Karena opportunity di sini, sehingga ruang untuk berkembang itu ada di sini. Tetapi begitu dia muncul jadi unicorn, asing yang ambil, take over. Bagi saya ini alamiah untuk pasar indonesia. Karena di sini ada oppurtunity, begitu dia mau naik harus ada injeksi asing," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur BTPN Anika Faisal menyebut, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar dan mempunyai potensi yang sangat bagus.
"Sehingga apapun bisa berkembang, istilahnya tanahnya subur banget ditanami apapun tumbuh, potensi apapun tumbuh," ucapnya.
Mengenai modal asing yang masuk ke unicorn, Anika menyebutkan hal itu disebabkan karena kapasitas membangun modal di Indonesia memang masih belum bisa diharapkan.
"Sehingga bila mengharapkan pengumpulan modal dari dalam negeri itu yang sulit, itu lah mengapa datang dari asing," katanya.
Mengenai modal asing tersebut, Anika mengatakan bahwa hal itu tidak perlu dikhawatirkan, selama Indonesia mendapatkan manfaat dari modal tersebut.