Berita Entertainment
Doa 2 Putra Jokowi untuk Ani Yudhoyono yang Mengidap Kanker Darah, Gibran & Kaesang Tulis 1 Kata
Dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut mengucapkan doa untuk kesembuhan Ani Yudhoyono yang kini tengah mengidap kanker darah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi çuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).
3. Dokter yang Cerdas
Dokter Terawan termasuk dokter yang cerdas karena kemampuannya menyembuhkan penyakit stroke
Meskipun ia sempat menolak menjelaskan di forum ilmiah, dengan alasan demi keamanan dan menghindari penyalahgunaan metode cuci otak tersebut.
Dokter Terawan akhirnya mengungkap yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh di area otak.
Selain itu, dengan cara memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.
Metode pencucian otak atau metode DSA, Dr Terawan kemudian melambung.
Bahkan pernah menangani beberapa tokoh, seperti Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendroproyono, hingga tokoh pres Dahlan Iskan.
4. Pernah Memperoleh Sanksi Pemecatan
Karena metode cuci otak yang diterapkannya pada pasien penderita stroke, dokter Teriawan pernah menerima sanksi pemecatan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
IDI menilai dokter Terawan tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran.
Selain itu, metode DSA tersebut mendapat penolakan dari Prod DR dr Hasan Machfoed, ketua Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi).
Akhirnya dokter Teriawan mendapat sanksi pemecatan selama 12 bulan.
5. Dokter yang Dermawan
Dokter Teriawan juga diketahui sebagai dokter yang dermawan dan tidak doyan duit.
Hal ini disampaikan salah satu pasiennya, yang bernama Bambang Kuncoro.
"Saya saksi hidup. Itu dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan duit. Sing penting pasien yang dia tangani sembuh," kenang Bambang Kuncoro yang sekarang sudah bisa jalan-jalan ke luar kota mendatangi sejumlah obyek wisata bersama keluarganya.