Berita Entertainment
Doa 2 Putra Jokowi untuk Ani Yudhoyono yang Mengidap Kanker Darah, Gibran & Kaesang Tulis 1 Kata
Dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut mengucapkan doa untuk kesembuhan Ani Yudhoyono yang kini tengah mengidap kanker darah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut mengucapkan doa untuk kesembuhan Ani Yudhoyono yang kini tengah mengidap kanker darah
Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep mengungkapkan doanya untuk istri Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini tengah menjalani perawatan dan pengobatan di Nasional University Hospital Singapura
Lewat akun Twitternya, Gibran Rakabuming mengirimkan doanya untuk Ani Yudhoyono.
"#CepatSembuhBuAni," tulis Gibran Rakabuming dalam akun Twitter @Chilli_Pari, Kamis (14/2/2019)
Tagar tersebut sempat menjadi trending topic di Twitter.
• Ahmad Dhani Berubah Usai Dipenjara, Keluarga Korban Kecelakaan Dul Jaelani Ungkit Janji & Santunan
• Anak Hotman Paris Buat Teka-teki di Balik Hadiah Ayahnya di Hari Valentine, Petunjuknya 2 Kata Ini
• Viral di Whatsapp Pria Berdiri Kaku Saat Shalat Berjamaah, Tersadar Usai Imam Bacakan Ayat Rukyah
Kicauan Gibran inipun langsung banjir reply dari para netizen.
Mereka juga ikut mendoakan Ani Yudhoyono agar segera diberi kesembuhan.
Sebelumnya, adik Gibran, Kaesang Pangarep juga ikut menuliskan sebuah kicauan dalam akun Twitter pribadinya.
"#CepatSembuhBuAni," tulis Kaesang dalam akun Twitter @kaesangp, Rabu (13/2/2019)
Kaesang juga mengajak para netizen untuk mendoakan Ani agar cepat sembuh.
"MARI KITA DOAKAN BU ANI SUPAYA CEPAT SEMBUH," tulis Kaesang.
Seperti diketahui, saat ini Ani Yudhoyono tengah berjuang melawan penyakit kanker darah yang diidapnya.
Kabar tentang penyakit yang diidap Ani Yudhoyono dikabarkan Presiden ke-6 yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY berharap doa dari sahabat dan masyarakat agar istrinya diberi kesembuhan.
Ani Yudhoyono kini dirawat sejak Sabtu (9/2/2019) di National University Hospital, Singapura. Sejak dirawat, tak ada keterangan dari pihak keluarga mengenai penyakit Ny Ani.
Baru kali ini, keterangan diberikan oleh Yudhoyono melalui video yang dibuat dan dikirimkan dari Singapura, Rabu (13/2/2019).
Berikut pernyataan lengkap dari SBY yang diunggah akun instagram menantunya, Annisa Yudhoyono:
Assalamualaikum Wr Wb
Salam sejahtera untuk kita semua. Bapak, ibu, saudara sekalian yang saya cintai.
Saat ini saya berada di Singapura mendampingi Ibu Ani dalam pengobatan dan perawatan kesehatan di negeri ini. Sejak tanggal 2 Februari 2019 yang lalu, Ibu Ani menjalani medical treatment di Singapura atas rekomendasi tim dokter kepresidenan Indonesia.
Dengan rasa prihatin, saya sampaikan kepada para sahabat di Tanah Air, Ibu Ani mengalami blood cancer atau kanker darah. Dan karenanya harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di National University Hospital, Singapura.
Atas nama Ibu Ani dan keluarga besar SBY, saya mohon doa dari para sahabat agar Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa dengan takdir dan kuasanya, memberikan kesembuhan kepada istri tercinta Ibu Ani, atau Kristiani Herawati binti Sarwo Edhie Wibowo, agar Ibu Ani dapat kembali menjalani kegiatan sehari-harinya di Tanah Air.
Pada kesempatan ini juga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi dan pemerintah, utamanya tim dokter kepresidenan atas perhatian dan bantuan yang diberikan dalam pengobatan Ibu Ani.
Saya juga menyampaikan terima kasih atas ucapan dan doa kesembuhan kepada Ibu Ani, yang disampaikan oleh para sahabat di Tanah Air yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Termasuk yang melalui media sosial.
Semoga Tuhan Yang Mahakuasa membalas budi baik dan ketulusan bapak ibu saudara sekalian.
Saya dan Ibu Ani meminta maaf karena tidak dapat menghadiri sejumlah kegiatan, yang direncanakan oleh berbagai pihak yang sebelumnya saya niatkan untuk saya penuhi. Sebagai seorang suami, tentu saya harus mendampingi Ibu Ani dalam menghadapi ujian dan cobaan Tuhan ini.
Meskipun saya amat mengetahui, Ibu Ani adalah sosok yang kuat, tabah, dan tegar dalam menghadapi tantangan kehidupan, termasuk ketika kami bersatu dalam suka dan duka selama 10 tahun saya mengemban tugas memimpin Indonesia dulu. Namun, bagaimanapun, saya, Ibu Ani dan keluarga harus bersatu dalam semangat keyakinan dan kekuatan agar semua ikhtiar untuk penyembuhan Ibu Ani dengan izin pertolongan Allah dapat berhasil dengan baik.
Demikianlah pernyataan saya hari ini, semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi kita semua.
Wassalamualaikum.
Jokowi Kirim Dokter Kepresidenan untuk Ani Yudhoyono
Sebelumnya, presiden Jokowi mengirimkan Dokter Kepresidenan Terawan Agus Putranto ke Singapura untuk merawat ibu Ani Yudhoyono.
Dilansir dari Kompas TV, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut satu dari anggota tim dokter kepresidenan yang dikirim Presiden Jokowi adalah Terawan Agus Putranto
"Saya kemarin sudah ketemu Dr Terawan, Kepala RSPAD, beliau langsung berangkat kemarin siang ke Singapura,"ucap Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan saat ditemui wartawan di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Dilansir dari Grid.ID, berikut sosok dokter kepresidenan sekaligus Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Terawan Agus Putranto.
1. Terkenal dengan metode 'cuci otak'

Nama dokter Terawan pernah jadi pemberitaan karena dianggap telah melanggar kode etik dengan metode "cuci otak".
Hal ini membuat Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie menyerukan upaya penyelamatan dokter Teriawan di akun Instagramnya.
Abrizal Bakrie mengungkap metode yang digunakan dokter Terawan sudah menolong dan terbukti mampu mencegah maupun mengobati ribuan penderita stroke.
Hal itulah yang kemudian membuat nama dokter Teriawan kemudian menjadi trending topik di Google.
2. Sembuhkan 40 Ribu Orang
Kemampuan dokter Teriawan mencuci otak demi kesembuhan pasien menuai kontroversi.
Meski begitu, metode Cuci Otak yang dilakukan dokter Teriawan pernah menyembuhkan 40 ribu pasien.
Dilansir dari laman warta kota, dokter Teriawan asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.
"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," imbuhnya.
Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti keampuhan metode yang diterapkannya itu.
Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi çuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).
3. Dokter yang Cerdas
Dokter Terawan termasuk dokter yang cerdas karena kemampuannya menyembuhkan penyakit stroke
Meskipun ia sempat menolak menjelaskan di forum ilmiah, dengan alasan demi keamanan dan menghindari penyalahgunaan metode cuci otak tersebut.
Dokter Terawan akhirnya mengungkap yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke.
Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh di area otak.
Selain itu, dengan cara memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi efek anti pembekuan darah di pembuluh darah.
Metode pencucian otak atau metode DSA, Dr Terawan kemudian melambung.
Bahkan pernah menangani beberapa tokoh, seperti Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendroproyono, hingga tokoh pres Dahlan Iskan.
4. Pernah Memperoleh Sanksi Pemecatan
Karena metode cuci otak yang diterapkannya pada pasien penderita stroke, dokter Teriawan pernah menerima sanksi pemecatan dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
IDI menilai dokter Terawan tidak terbuka dan selalu tak mau memberikan penjelasan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran.
Selain itu, metode DSA tersebut mendapat penolakan dari Prod DR dr Hasan Machfoed, ketua Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi).
Akhirnya dokter Teriawan mendapat sanksi pemecatan selama 12 bulan.
5. Dokter yang Dermawan
Dokter Teriawan juga diketahui sebagai dokter yang dermawan dan tidak doyan duit.
Hal ini disampaikan salah satu pasiennya, yang bernama Bambang Kuncoro.
"Saya saksi hidup. Itu dokter Terawan adalah dokter yang tidak doyan duit. Sing penting pasien yang dia tangani sembuh," kenang Bambang Kuncoro yang sekarang sudah bisa jalan-jalan ke luar kota mendatangi sejumlah obyek wisata bersama keluarganya.