Kilas Balik
Fakta Lain di Balik Aksi Mahasiswa Kuasai Gedung DPR 1998, Awalnya Tak Ada Niat Merangsek Masuk
Ada fakta lain di balik aksi mahasiswa menguasai gedung DPR saat reformasi 1998, ternyata Awalnya Tak Ada Niat Merangsek Masuk
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
"Kami juga enggak ada target untuk menjebol. Saat itu agak tricky, karena waktu itu sebenarnya sudah ada teman-teman dari FKSMJ yang bertemu pimpinan DPR di dalam tapi mereka perwakilan," kata Savic.
"Kemudian Forkot datang dengan membawa ribuan massa. Kami negosiasi dengan aparat yang menjaga, minta delegasi ditambah. Begitu gerbang dibuka sedikit, langsung ditarik oleh teman-teman dari kanan dan kiri. Akhirnya ribuan orang masuk," tuturnya.
Peristiwa mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR itu kemudian diberitakan oleh berbagai media massa nasional dan tersebar ke berbagai organisasi.
Semakin sore, jumlah mahasiwa yang datang ke gedung DPR semakin banyak.
Mereka memutuskan untuk bertahan di gedung DPR selama empat hari hingga Soeharto menyatakan berhenti sebagai presiden pada 21 Mei 1998.
Savic mengaku tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat itu.
Ia menilai Soeharto mundur terlalu cepat. Pasalnya, aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi sejak 1970-an tidak berhasil menjatuhkan sang "The Smiling General" itu.
Sementara, Soeharto menyatakan mundur setelah ribuan mahasiwa menguasai gedung DPR hanya dalam beberapa hari.
"Saya tidak mengira Soeharto akan mundur secepat itu, DPR diduduki mahasiswa hanya dalam empat hari. Karena sebelumnya sudah banyak aksi yang menuntut Soeharto mundur tapi gagal," ucap Savic.
Korban Penculikan Aktivis 98 Ungkap Kisahnya
Rangkaian peristiwa reformasi 1998 saat menjelang Soeharto mundur, tak bisa lepas dari kisah penculikan terhadap para aktivis saat itu.
Dua di antaranya, penculikan terhadap aktivis 1998 bernama Desmond Junaedi Mahesa dan Pius Lustrilanang pada Februari 1998.
Desmond kala itu merupakan aktivis 1998 yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN), sementara Pius adalah aktivis Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera).
Hilangnya Desmond dan Pius dilaporkan sejumlah aktivis ke kepolisian pada 10 Februari 1998.
Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 13 Mei 1998, Desmond mengungkapkan pengalaman penculikan yang dialaminya.