Berita Surabaya
Begini Reaksi Para Tukang Becak di Surabaya terkait Rencana Pemkot Beri Pekerjaan Sampingan
Pemkot kini melakukan pemetaan dan pemberdayaan kepada tukang becak dan para nelayan yang ber-KTP Surabaya.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Subali (53) warga Jagir, Wonokromo, Surabaya sumringah saat mendengar kabar Pemerintah Kota Surabaya akan memperhatikan nasibnya.
Pemkot kini melakukan pemetaan dan pemberdayaan kepada tukang becak yang ber-KTP Surabaya.
Subali yang sudah mengayuh becak sejak tahun 1996 berharap besar, hal itu segera terlaksana. Mengingat di usianya yang tak lagi muda, mengayuh becak makin berat tiap harinya.
"Apalagi sekarang penumpang makin sepi. Sehari cuma dapat Rp 30 sampai Rp 40 saja. Itu belum untuk makan, sangu anak sekolah, biaya rumah tangga," keluhnya saat sedang menunggu penumpang di sekitar DTC, Senin (29/1/2019).
Pria dua anak itu tidak punya pilihan pekerjaan lain, karena hanya berijazah SMP.
"Saya nggak ada keterampilan lain, kayuh becak ya karena tidak ada pekerjaan lain. Kalau seandainya Pemkot Surabaya mau memberdayakan tukang becak, saya setuju sekali, pokoknya saya bisa bekerja. Mau jadi tukang sapu, tukang kebun asal gaji UMK," kata Subali.
Selain Subali, Soewarno (52) warga Jalan Tales, Jagir Wonokromo mengungkapkan hal senada. Pria berkumis tebal itu mengatakan setuju, asal pemkot tepat sasaran.
"Banyak tukang becak yang ingin ganti pekerjaan, tapi bingung mau ngapain. Saya sendiri becak cuma sambilan, kalau pagi jam 05.00 sampai jam 14.00 WIB ikut satgas Kebersihan DKRTH," tutupnya.