Longsor Sukabumi
Cerita Cindy, Bocah 8 Tahun Melihat Ibu dan 11 Keluarga Terkubur Longsor Sukabumi
Cindy terlihat mengalami trauma mendalam dari kejadian tragis Longsor Sukabumi di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi.
SURYA.co.id | SUKABUMI - Bencana Longsor Sukabumi membawa duka mendalam bagi Cindy Putri. Wajah Cindy tampak muram dan bersedih.
Cindy terlihat mengalami trauma mendalam dari kejadian tragis Longsor Sukabumi di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Bocah perempuan berusia 8 tahun itu kehilangan 12 orang anggota keluarga termasuk Yamih (27), ibunya. Ayahnya menderita luka berat, kakinya patah tertimpa reruntuhan bangunan akibat longsor.
Cindy memang lebih banyak terdiam seperti tak punya semangat menjalani hari.
• Sandiaga Uno Serang Jokowi melalui Narasi Pembangunan Infrastruktur Tak Terencana Baik
Kepada kerabat dekatnya Cindy bercerita, ketika bencana Longsor Sukabumi menerjang kampung, ia sedang dalam perjalanan untuk pergi mengaji, kegiatan rutin setiap sore.
"Kasihan, ia kini seperti mengalami trauma yang mendalam. Saat bencana terjadi, Cindy sedang melakukan perjalanan untuk mengaji bersama dengan teman-temannya yang ia lakukan setiap sore hari," kata Unasih (40), kerabat Cindy saat ditemui Tribun Jabar, Rabu (2/1).
Unasih mengatakan, kegiatan rutin Cindy bersama teman-temannya, dikejutkan dengan suara gemuruh dan teriakan minta tolong.
• Foto-Foto Putri Ahok, Nathania Purnama Bersama Veronica Tan Liburan di Italia, Yuk Intip Potretnya
Langkah kaki Cindy bersama dengan teman-temannya terhenti lalu berbalik arah menuju sumber teriakan minta tolong dan asal suara gemuruh.
"Di tengah perjalanan, langkahnya terhenti saat mendengar teriakan dan dentuman, Cindy pun berlari ke arah asal suara," kata Unasih mengutip cerita Cindy.
Unasih mengatakan, Cindy langsung menangis sedih menyaksikan rumahnya hilang tertimbun tanah.
"Malam terus menangis, mencari ibunya, sebanyak 12 keluarganya menjadi korban longsor," kata Unasih.
• Video Habib Rizieq Pimpin Deklarasi #2019GantiPresiden di Makkah Arab Saudi Beredar
Ia mengatakan, enam orang lagi keluarganya masih hilang, hingga berita ini ditulis, tubuh keluarganya belum ditemukan.
Kini dari keluarganya hanya tinggal bapaknya, namun masih menjalani perawatan karena tulang pahanya patah.
• BREAKING NEWS - Paman Jokowi Meninggal Dunia di Jeddah usai Umroh
Pendampingan psikologis
Mendengar cerita Unasih, rasa haru dirasakan Bupati Sukabumi H Marwan Hamami.
Unasih berkesempatan bertemu dengan Bupati Sukabumii tak jauh dari lokasi posko, Rabu (2/1).
Bupati lalu memberikan santunan kepada keluarga korban.
"Nanti kami akan dampingi secara psikologi agar traumanya hilang," kata Marwan.
Ia berjanji baik dari pemerintah daerah atau masyarakat memperhatikan anak-anak dari keluarganya yang sudah menjadi korban.
"Secara pribadi saya akan mencermati terutama bagi pendidikan anak ini yang keluarganya memang sudah tidak ada lagi," kata bupati..
Tak hanya keluarga Cindy, harapan juga terlihat dari keluarga lainnya yang kembali mendatangi posko menanti keluarganya ditemukan.
Seperti yang terlihat di wajah seorang pria lanjut usia yang belakangan diketahui bernama Syamsuri (70).
Menjelang petang, ia melangkah lemas bersama sang istri untuk pulang ke rumah saudaranya.
"Anak saya belum ditemukan," ujarnya sambil menggendong sebuah karung berwarna putih.
Sang istri yang menemani langkahnya hanya mengucurkan air mata. Keduanya berharap anaknya segera ditemukan.
"Kalau suaminya sudah ditemukan di halaman masjid," katanya.
Syamsuri mengatakan, anaknya yang belum ditemukan sempat mengeluh sakit kepala sepulang dari ladang. Ia meminta dibelikan obat sakit kepala dan menyuruh anaknya ke warung.
"Cucu saya bilang seperti itu, ia mengeluh sakit kepala lalu berbaring sambil berselimut," kata Syamsuri mengutip cerita cucunya.
Hujan sore hari kembali mengguyur kawasan longsor Garehong Cimapag. Proses pencarian korban bencana longsor akan dilanjutkan Kamis (3/1) pagi.
Longsor Sukabumi Mengagetkan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, bencana Longsor Sukabumi sangat mengagetkan.
Terjadi tiba-tiba pada Senin (31/12), petang, sekitar pukul 17.30 WIB saat warga hendak bersiap menunaikan shalat Magrib.
Sutopo menambahkan, Tim SAR terus mencari korban Longsor Sukabumi. Hingga kemarin, jumlah korban meninggal mencapai 19 orang.
Terdapat 32 kepala keluarga (KK) atau 107 jiwa terdampak longsor.
Hingga kini, korban Longsor Sukabumi berjumlah 19 orang. Tiga korban baru ditemukan Rabu (2/1/2019) dan belum bisa diidentifikasi.
"Hari ini tim kembali mencari korban tertimbun. Berhasil ditemukan tiga orang tapi belum bisa teridentifikasi identitasnya," ujar Kepala Humas Kantor SAR Bandung Joshua Banjarnahor via pesan elektroniknya, Rabu.
Adik Kakak Tertimbun
Terpisah, Pak Suma (45), tak kuasa menahan air matanya saat menceritakan detik-detik longsor menerjang pemukiman di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Ia mengaku sesaat setelah kejadian, ia spontan berlari ke lokasi longsor untuk memeriksa para anggota keluarganya yang tinggal di sana.
"Saya denger dari warga yang lain, katanya kampung situ udah himbas tertimbun, saya lari dari rumah ke situ. Ternyata iya, saya udah di atas lumpur mau menolong, keluarga saya bagaimana," kata Suma.
Sesampainya di lokasi longsor, Suma kaget karena rumah-rumah keluarganya sendiri hancur tergerus longsor.
Namun, ia terus berusaha mencari dan menolong dan akhirnya berhasil menyelamatkan salah satu anggota keluarga yang sudah hampir 1 jam tertimbun longsor.
Kemudian satu anggota keluarganya yang lain pun juga berhasil diselamatkan.
"Yang ketolong cuma dua. Ini anak sama bapaknya, saya yang nolong. Sampai udah nolong itu, saya nggak berdaya lihat rumah-rumah keluarga itu sudah hancur," kata Suma.
Beberapa waktu kemudian, kata Suma, ada anggota keluarganya yang lain yang berhasil selamat dari longsor. Namun yang lainnya, belum ditemukan.
"Dari kaluarga tertimbun itu ternyata yang selamat cuman 4 orang, belum ketemu masih banyak, ada 6 orang. Adik, kakak, belum ketemu, masih dicari," kata Suma.
Pantauan TribunnewsBogor.com (grup SURYA.co.id), para anggota keluarganya yang berhasil selamat dari longsor ini kini tinggal di rumah Suma.
Selain itu, rumahnya itu juga ramai didatangi kerabat dan tetangga usai peristiwa longsor maut tersebut.