Krakatau Erupsi

Gunung Anak Krakatau Masih Berpotensi Tsunami, BMKG Imbau untuk Memantaunya Melalui Aplikasi Ini

BMKG menyebut kondisi terkini Gunung Anak Krakatau menunjukkan masih aktif dan berpotensi tsunami. Update gunung krakatau bisa melalui aplikasi ini

AFP PHOTO
Gunung Anak Krakatau Masih Berpotensi Tsunami, BMKG Imbau untuk Memantaunya Melalui Aplikasi Ini 

Data itu dikutip Tribunnews.com (grup Surya.co.id) dari situs Badan Geologi Kementerian ESDM, berdasarkan hasil analisis visual.

Pada saat tidak ada letusan, teramati puncak Gunung Anak Krakatau tidak terlihat lagi. 

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, aktivitas Gunung Anak Krakatau hingga pukul 18.00 WIB cukup mencolok.

Kasubdit Mitigasi Bencana Geologi wilayah Barat PVMBG Kementerian ESDM Kristianto mengatakan, gunung tersebut melakukan 27 kali letusan pada sore tadi.

"Jumlah letusan ada 27 dengan amplitudo 12-25 mm yang berdurasi tiap letusan 32-211 detik. Pada saat tidak ada letusan, puncak gunung api Anak Krakatau tidak terlihat lagi," jelas Kristianto saat dikonfirmasi, Jumat (28/12/2018).

Ia melanjutkan, dari setiap letusan rata-rata menca[ai ketinggian letusan 200 hingga 3000 meter di atas kawah yang diikuti asap hitam tebal.

Setelah terjadi 27 letusan, Kristianto melanjutkan, tidak terdengar suara dentuman dan tidak teramati awan panas dari Gunung Anak Krakatau.

"Itu jenis gempa letusan yang dapat dihitung, sementara abu vulkanik yang keluar. Bisa dari tiap event letusan atau emisi abu yang menerus," terang Kristianto.

Dari aktivitas tersebut, Gunung Anak Krakatau masih berlevel siaga.

Wisatawan, nelayan dan warga pun masih dilarang mendekat kawah gunung sejauh lima kilometer.

Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM melaporkan bahwa secara visual pada 28 Desember 2018 pada pukul 00.00-12.00 WIB, teramati letusan dengan tinggi asap maksimum 200-3000 meter di atas puncak kawah Gunung Anak Krakatau dengan abu vulkanik bergerak ke arah timur-timur laut.

Sementara cuaca teramati berawan-hujan dengan arah angin dominan ke timur-timur laut.

Selanjutnya, pada pukul 14.18 WIB, cuaca cerah dan terlihat asap letusan tidak berlanjut.

Terlihat tipe letusan surtseyan, terjadi karena magma yang keluar dari kawah Gunung Anak Krakatau bersentuhan dengan air laut.

Sebelumnya, PVMBG mencatat terjadi perubahan pola letusan pada jam 23.00 tanggal 27 Desember 2018 yaitu terjadinya letusan-letusan dengan onset yang tajam.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved