Petinggi PAN Mundur
Tak Suka Cara Zulkifli Hasan Kelola Partai, Petinggi PAN Mundur Satu Per Satu
Partai berlambang matahari, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) sedang mengalami gejolak internal.
SURYA.co.id | JAKARTA - Partai berlambang matahari, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) sedang mengalami gejolak internal.
Beberapa petinggi PAN mundur dari partai yang dipimpin Zulkifli Hasan. Beberapa petinggi PAN mundur, di antaranya, Ketua Badan Cyber dan Multimedia PAN Agung Mozin.
Mundurnya Agung menambah daftar petinggi PAN mundur beberapa hari lalu, baik hanya dari kepengurusan maupun dari partai.
• Amien Rais Didesak Mundur, PAN Jatim Sebut Pendesaknya Adalah Pendukung Joko Widodo
• DPW PAN Jatim Minta Pengunduran Diri Nasrullah tak Dikaitkan dengan Desakan agar Amien Rais Mundur
Selain Agung, Bendahara Umum PAN Nasrullah dan Sekretaris Dewan Kehormatan PAN Putra Jaya juga mengundurkan diri.
"Kalau saya mundur dari partai. Kalau Pak Nasrullah karena dia masih nyaleg, mundur dari kepengurusan. Kalau Pak Putra Jaya memang sudah nonaktif juga. Intinya semuanya pada mundur," ujar Agung ketika dihubungi, Jumat (28/12/2018).
Agung mengatakan alasannya keluar dari partai karena tidak sependapat dengan cara Zulkifli Hasan mengelola partai.
• Reaksi PAN Jatim terkait Amien Rais Didesak Mundur oleh Para Pendiri Partai
• Kebakaran Jenggot, DPP PAN Akan Pecat Ketua DPW PAN Kalimantan Selatan yang Mbelot Dukung Jokowi
Menurut Agung, segala proses pengambilan keputusan partai sudah diatur tata caranya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Kata dia, selama ini proses pengambilan keputusan di internal PAN seringkali meninggalkan pedoman itu.
"Perbedaan gaya itu manusiawi, tapi apapun gayanya rujukannya kan AD/ART dan pedoman organisasi. Kalau pedoman organisasi AD/ART tidak jadi rujukan dalam mengelola partai, maka di sana akan terjadi perbedaan atau gesekan pendapat," kata Agung.
• Duh Malunya Fahri Hamzah: PKS Jadi Contoh Partai Jelek oleh Khatib Salat Jumat
• Jawaban Mahfud MD Ditanya Penyebab Sudirman Said dan Rizal Ramli Dipecat Jokowi
Agung memaklumi jika hal tersebut terjadi satu atau dua kali. Namun, dia tidak bisa membiarkan jika terjadi berkali-kali.
Agung memberikan satu contoh pengambilan keputusan oleh Zulkifli Hasan yang menurutnya tidak sesuai dengan pedoman.
Pada Pilpres 2014, PAN memutuskan mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.
Namun saat Jokowi dan Jusuf Kalla menang dalam Pilpres, PAN berbalik dengan mendukung pemerintah.
Agung mengatakan perubahan itu terjadi tanpa Kongres ataupun Rakernas. Dia mengaku memprotes keputusan pada saat itu, hingga akhirnya PAN menggelar rakernas untuk perubahan dukungan itu.
Itu hanya salah satu contoh pengambilan keputusan yang dilakukan di luar mekanisme partai.
Agung mengatakan masih ada persoalan-persoalan internal lain yang melatarbelakangi pengunduran dirinya.
"Yang membedakan orang lain dengan kita ini kan ada yang kritis, ada yang membiarkan, ada yang cari aman. Kita ini ya yang kritis dan orang-orang kayak kita ini kan berjalan sendiri pun tidak masalah," kata dia.
Nonaktif
Sementara itu, Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Putra Jaya Husin telah memutuskan nonaktif dari kegiatan partai.
Keputusan ini dipicu oleh perbedaan pendapat dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
"Saya nonaktif dari partai. (Saya) berbeda pendapat (dengan Ketua Umum) tentang bagaimana cara mengelola partai," ujar Putra ketika dihubungi, Kamis (27/12/2018).
Putra mengaku sudah memutuskan nonaktif sejak 20 Juli 2018.
Menurut dia, keputusan ini bukan soal ketidakcocokan dengan kepemimpinan Zulkifli Hasan, melainkan karena perbedaan pendapat.
Sayangnya, Putra tidak menceritakan kejadian apa yang memicu perbedaan pendapat itu.
"Jadi bukan cocok enggak cocok, tetapi berbeda pandangan," kata Putra.
Baru-baru ini, Bendahara Umum PAN Nasrullah juga memutuskan mundur dari jabatannya. Meski demikian, Nasrullah menegaskan dirinya tidak keluar dari partai tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi menilai keputusan Putra Jaya untuk nonaktif karena ingin fokus pada bisnis.
Menurut dia, hal ini adalah proses yang biasa dalam dinamika partai.
"Ada pengurus yang aktif, nonaktif, atau mengundurkan diri dari kepengurusan, silih berganti kepengurusan. Ini adalah bukti proses perkaderan partai berjalan," ujar Viva.
Viva yakin PAN tetap solid untuk memenangkan pemilu 2019. Baik dalam Pemilihan Presiden maupun Legislatif.
"PAN tetap solid, komit, dan semangat mengobarkan perjuangan merebut kemenangan di pemilu," kata dia.