Pendapat Mantan Kapolda Papua Paulus Waterpauw Soal KKB Papua, Tak Tahu Siapa Egianus Kogoya
Mantan Kapolda Papua, Paulus Waterpauw angkat bicara terkait kasus Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang sering jadi sorotan baru-baru ini
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Mantan Kapolda Papua, Paulus Waterpauw angkat bicara terkait kasus Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang sering jadi sorotan baru-baru ini
Menurut pengakuan Paulus Waterpauw, mantan Kapolda Papua ini tak tahu siapa Egianus Kogoya, pimpinan KKB yang menjadi pelaku pembantaian pekerja di Nduga
Dikutip dari Tribun Network, Rabu (19/12), mantan Kapolda Papua Paulus Waterpauw menyebut Egianus Kogoya pimpinan KKB itu merupakan orang baru.
"Tidak. Saya baru tahu nama itu. Dia mungkin orang baru, ya. Saya belum pernah dengar nama itu sebelumnya. Nama pimpinan yang terkenal sekali sampai sekarang itu adalah Goliath Tabuni. Dulu ada Kelik Kwalik," ujar beliau di Senayan, Jakarta, Senin (17/12).
"Kalau Egianus itu, saya tidak mengetahui," tambahnya.
Paulus Waterpauw juga menyebut KKB yang dipimpin Egianus Kogoya itu berisi anak-anak muda.
• Beredar Video Brimob Hancurkan Sebuah Markas KKB di Papua, Begini Penampakan Markas Mereka
• Kelompok Mahasiswa Papua Deklarasi NKRI Harga Mati, Waspadai Operasi Intelijen Asing, Serunya
Mantan Kapolda Papua ini menyebutnya Free Man.
"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas. Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa. Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?" ujar Paulus Waterpauw.
Mantan Kapolda Papua yang sekarang berdinas di Mabes Polri ini mengungkapkan tak ada lagi secara ideologi kelompok yang menginginkan Papua Merdeka.
Paulus menjelaskan KKB semacam Egianus Kogoya ini hanya ingin berkuasa di Papua dengan menggunakan tindak kekerasan.
"Secara ideologi, saya pikir tidak ada lagi kelompok yang ingin Papua Merdeka. Sedangkan KKB ini diisi anak-anak muda yang ingin berkuasa di tanah Papua. Mereka yang hidupnya bebas dan bergantung pada kehidupan yang seperti itu. Berdasarkan foto-foto yang tersebar, kelompok bersenjata ini punya banyak senjata, termasuk yang sudah modern," kata Paulus.
Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari KKB biasa merampok warga menggunakan senjata api.

"Kelompok bersenjata ini biasa merampok warga. Apabila, warga tidak kasih, mereka biasa ancam. Karena mereka merasa berkuasa, punya senjata, maka asal main ambil saja," ujar Paulus.
Hasil rampokan bermacam-macam, seperti hewan, uang atau bahkan wanita.
"Ada hewan babi atau ayam warga misalnya, mereka tinggal minta. Ada anak gadis, mereka ini tinggal main ambil. Warga ketakutan sebenarnya kalau mau melapor ke aparat," tambah Paulus.
Sementara itu sampai saat ini aparat keamanan masih melakukan perburuan kepada KKB Egianus Kogoya.
Egianus Kogoya Gunakan Senjata Api Hasil Selundupan
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya rupanya mendapatkan senjata militer dari pasar gelap yang ada di Papua Nugini dan Filipina.
Berita tersebut setelah pihak Mabes Polri memastikan senjata yang digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Dari hasil penyelidikan yang senjata yang digunakan berasal dari pasar gelap.
Selain dipasok dari dua negara itu, senjata militer yang digunakan Egianus Kogoya CS ini juga dari hasil rampasan petugas di Papua.
"Senjata-senjata tersebut didapat dari jalur penyelundupan secara gelap. Yang dilakukan oleh kelompok tersebut dengan membeli beberapa senjata di wilayah PNG ( Papua Nugini) maupun di wilayah Filipina khususnya Filipina Selatan," papar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo saat mengutip dari Kompas Tv pada Kamis (13/11/2018) pukul 12.30 WIB.
Untuk diketahui, Papua Nugini menjual senjata militer di perbatasan Papua melalui jalur darat, sementara di Filipina menggunakan jalur laut.
"Sementara jika di Filipina jalur masuknya senjata tersebut melalui jalur laut. Sedangkan di PNG jalur yang dilalui melalui jalur darat," tegas Dedi Prasetyo.

Sedikitnya 25 pucuk senjata beragam merek berhasil dimiliki Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dari 25 merek tersebut yang paling banyak adalah senjata jenis laras panjang.
Tim juga masih mengejar kelompok bersenjata yang bersembunyi di hutan Papua.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah mengirim 154 personel gabungan dari TNI dan Polri pascapembunuhan pekerja yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di jembatan distrik Yigi, Nduga, Papua.
Tambahan personel ini akan ditempatkan di berbagai lokasi yang rawan terjadinya penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Mereka akan memulihkan tanah Papua dan mengawal proyek infrastruktur sehingga pembangunan tetap berjalan.
"Masyarakat Papua butuh keamanan dan kenyamanan. Pemerintah berupaya untuk memulihkan keamanan dan kenyamanan di sana," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/12/2018) dikutip dari Kompas.com.