Beredar Video Brimob Hancurkan Sebuah Markas KKB di Papua, Begini Penampakan Markas Mereka

Baru-baru ini tengah viral sebuah video yang menunjukkan sejumlah personel Brimob menghancurkan sebuah markas KKB di Papua. Lihat videonya!

Facebook Komunitas Cinta Polri
Video polisi hancurkan markas KKB Papua 

SURYA.co.id - Baru-baru ini tengah viral sebuah video yang menunjukkan sejumlah personel Brimob menghancurkan sebuah markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua

Video Brimob menghancurkan sebuah markas KKB di Papua ini pertama kali diposting oleh facebook Komunitas Cinta Polri

Dalam video Brimob menghancurkan sebuah markas KKB di Papua ini, tampak personel Brimob berseragam lengkap menghancurkan markas KKB di sana.

Seperti dilansir dari Tribun Medan dalam artikel 'VIDEO: Detik-detik Polisi Hancurkan Markas KKB di Pedalaman Hutan Papua'

Para personel Brimob itu membongkar satu per satu rangka markas KKB non-permanen tersebut.

"Ini adalah markas KKB OPM dan kami akan menghancurkannya karena mereka telah berkhianat kepada negara Republik Indonesia," ucap seorang petugas di dalam video tersebut.

Kelompok Mahasiswa Papua Deklarasi NKRI Harga Mati, Waspadai Operasi Intelijen Asing, Serunya

Video KKSB Papua Tunjukkan Selongsong Peluru yang Dikira Bom Udara, Pernyataan Wiranto Terbukti

Profil Pentolan KKB Pelaku Pembantaian Sudah Teridentifikasi, Ternyata Tak Cuma Egianus Kogoya

Ukuran markas KKB yang dihancurkan tidak besar, hanya terbuat dari kayu dan seng.

Sayangnya, personel Brimob tak menemukan siapa pun berada di dalam markas itu.

"Ini adalah markas KKB yang memang masih baru dibangun. Sayang sekali ketika kami dari kepolisian, Brimob, tidak mendapatkan mereka sedang berada di sini," terdengar ucapan dalam video.

Berikut video selengkapnya:

Tim Gabungan TNI & Polri Tembak Mati 3 KKSB Saat Misi Penyisiran Bukit Kebo

Semenjak tim gabungan TNI dan Polri diturunkan, hingga kini sudah tiga anggota kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang tewas dalam baku tembak

Kabar tewasnya tiga anggota KKSB ini dibenarkan oleh Wakapendam XVII/ Cendrawasih Letkol (Inf) Dax Sianturi.

Melansir dari kanal YouTube Kompas TV, Wakamendam XVII/ Cendrawasih memastikan bahwa ketiga anggota KKSB itu ditembak dalam operasi pencarian dan pengejaran KKSB

Namun, tiga jenazah anggota KKSB itu tidak ditemukan karena dibawa oleh anggota KKSB lainnya.

"Separatis yang tewas dalam kontak senjata dengan prajurit gabungan TNI - Polri adalah sejumlah tiga orang.

Ini terjadi pada saat, satu orang pada saat proses evakuasi korban selamat, kemudian dua orang tewas pada saat baku tembak dengan aparat yang sedang melakukan penyisiran di area Puncak Kabo." jelasnya.

Letkol (Inf) Dax Sianturi juga mengatakan bahwa hal ini membantah adanya kabar tentang jatuhnya korban sipil saat penyisiran.

"Ini juga membantah adanya informasi yang mengatakan bahwa telah jatuh korban sipil selama penyisiran" pungkasnya.

Hingga saat ini, tim gabungan TNI dan Polri masih melakukan pengejaran KKB di sekitar Distrik Tigi, Papua.

Berikut video selengkapnya:

Perjuangan TNI dan Polri dalam misi pengejaran para KKSB pelaku pembantaian 31 pekerja PT Istaka Karya, masih terus berlanjut 

Bahkan, sebuah pos TNI yang baru didirikan di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, diserang dan mengakibatkan dua prajurit TNI terluka.

Sementara itu, Menkopolhukam Wiranto menegaskan, pemerintah akan memerangi segala tindakan kriminal di batas kemanusiaan dan membahayakan warga masyarakat.

Dirangkum dari Kompas.com, berikut ini fakta terbaru misi pengamanan dan evakuasi korban di Nduga:

1. Pos TNI diserang lagi, 2 prajurit terluka

Sejumlah pasukan TNI AD melakukan latihan perang di Hutan Baluran, untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga NKRI.
Sejumlah pasukan TNI AD melakukan latihan perang di Hutan Baluran, untuk meningkatkan kemampuan dalam menjaga NKRI. (Ahmad Faisol)

Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel M Aidi mengatakan, penyerangan pos TNI itu terjadi Selasa (11/12/2018), sekitar pukul 06.15 WIT.

"Tadi pagi sekitar pukul 06.15 WIT pos TNI yang baru dibangun di Yigi pasca-terjadinya pembantaian terhadap puluhan karyawan PT Istaka Karya di Puncak Kabo Distrik Yigi tanggal 2 Desember lalu mendapatkan serangan dari pihak kelompok separatis," kata Aidi.

Aidi menjelaskan, serangan berasal dari arah barat di atas ketinggian dari jarak sekitar 500-600 meter dari pos TNI dengan kondisi medan rimbun tertutup pohon-pohonan.

"Mendapatkan serangan, prajurit TNI bukannya lari meninggalkan pos, tetapi separuh kekuatan berusaha melakukan pengejaran ke arah datangnya serangan dipimpin oleh Dan Pos Lettu Inf Ardan. Sementara yang lain mengamankan pos," kata Aidi.

Serangan balasan dari TNI tersebut membuat anggota KKB kocar-kacir dan lari masuk ke hutan.

2. Pernyataan Wiranto terkait KKSB di Papua

Menko Polhukam Wiranto
Menko Polhukam Wiranto (TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN)

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengungkapkan, pemerintah tak akan menanggapi klaim yang dilontarkan KKSB di Nduga, Papua.

Menurut Wiranto, KKSB telah melakukan propaganda yang meresahkan masyarakat dan menyebarkan ketakutan.

Oleh karena itu, bagi Wiranto, tak ada gunanya menjawab klaim-klaim mereka.

"Saya tidak akan berdiskusi dengan kriminal, mereka klaim apa saja enggak saya jawab, enggak benar itu pasti," kata Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).

3. Operasi pengamanan di Nduga pakai pelontar granat

Helikopter milik TNI yang digunakan untuk mengevakuasi para korban pekerja di Nduga, Papua.
Helikopter milik TNI yang digunakan untuk mengevakuasi para korban pekerja di Nduga, Papua. (ISTIMEWA)

Wiranto juga menyebutkan, TNI dan Polri dalam misi tersebut menggunakan pelontar granat.

Wiranto membantah isu bahwa tim gabungan menggunakan bom.

Mungkin ini yang membuat orang awam mengira aparat menggunakan bom.

Sebab, suara yang ditimbulkan bom dan granat pelontar sama.

Wiranto memastikan tak ada bom yang digunakan dalam upaya pengejaran.

"Kalau bom dijatuhkan dari udara, ini dilontarkan dari senapan. Jadi jangan sampai ada berita simpang-siur," kata Wiranto.

Hal ini menjawab pernyataan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) Papua menyebut kalau TNI dan Polri menggunakan bom saat evakuasi

Mereka mengaku telah dihujani bom udara oleh TNI, seperti tertulis dalam akun Facebook TPNPB pada 9 Desember 2018.

Tentara dan Polisi Indonesia Bohong bahwa tidak melakukan serangan bom udara di Nduga

TPNPBnews: Serangan BOM udara dan tembakan senjata mesin di darat Distrik Yigi dan Mugi, benar-benar terjadi tanggal 5 Desember sampai dengan tanggal 8 Desember 2018.

TNI Polri menyembunyikan fakta.

Justru umumkan di Publik melalui Kapendam Cenderawasih dan Kabid Humas Polda Papua Bohong.

Penipuan terhadap public bahwa tidak melakukan serangan bom udara.

Dari serangan Bom udara dan tembakan senjata mesin dari helicopter di dua Distrik mengorbankan 6 warga sipil pribumi.

Dua di antaranya tewas.

Operasi militer sebagaimana dikatakan Panglima TNI dan Kapolri sedang dilaksanakan di Distrik Yigi dan Mugi Kabupaten Nduga Papua.

Kemarin 8 Desember 2018. Pendoropan pasukan gabungan memasuki dua Distrik Yigi dan Mugi.

Sementara pendoropan pasukan gabungan militer Indonesia kekuatan yang sama kirim ke kabupaten Lanijaya hari ini Minggu 9 Desember 2018.” tulis akun TPNPB dalam unggahan tanggal 9 Desember 2018.

4. Kondisi geografis menyulitkan TNI dan Polri

Seorang pengunjung menikmati suguhan pemandangan di Kampung Papua, Goa Pinus, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Seorang pengunjung menikmati suguhan pemandangan di Kampung Papua, Goa Pinus, Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. (surya/sany eka putri)

Menurut Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel M Aidi, kesulitan dalam misi ini tentu kondisi geografis yang sangat ekstrem dan penguasaan medan.

KKSB sudah sekian lama hidup di medan tersebut sehingga dapat menyusuri hutan tanpa sarana kompas dan peta atau alat bantu lainnya.

Meski demikian, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat prajurit dalam pelaksanaan tugas dengan memanfaat segala sarana dan kemampuan yang dimiliki.

"Situasi saat ini di Distrik Yigi setelah TNI menempatkan pos di daerah tersebut, masyarakat yang tadinya lari berlindung ke hutan sudah mulai berangsur-angsur kembali ke kampung," ujar Aidi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved