Panji Petualang Digigit Ular King Kobra, Begini Cara Menangani Gigitan Ular Berbisa

Sang penakluk hewan berbisa, Panji Petualang digigit ular King kobra peliharaannya, Minggu (9/12/2018). Begini cara menangani gigitan ular berbisa

Panji Petualang Digigit Ular King Kobra, Begini Cara Menangani Gigitan Ular Berbisa 

SURYA.co.id - Sang penakluk hewan berbisa, Panji Petualang digigit ular King kobra peliharaannya, Minggu (9/12/2018). 

Hal itu terjadi saat Panji Petualang hendak memberi makan king kobra peliharaannya. 

Tiba-tiba, king kobra berukuran sedang yang peliharaan Panji Petualang malah mematuk tangannya

Beruntungnya, nyawa Panji selamat dari kejadian mengerikan tersebut meski digigit ular berbisa.

Saat mengunggah foto tersebut, Panji mengungkapkan rasa syukurnya karena masih diberi keselamatan oleh Tuhan.

"Allah masih sayang.. Niat memberi makan seekor king cobra berakhir buruk, sang raja dengan respon makan luar biasa berusaha meraih makanannya yang saya pegang (ular koros)"

"Naas bukan makanan yang di gigit, sang raja salah gigit, justru tangan saya yang di makan sama ular tersebut.. huft.. disini tuhan/allah berperan.. "

"kira2 saya di gigit pkl 19:00 wib tadi alhamdulilah hingga pkl 1:56 wib ini saya masih bernafas dan di beri kesehatan.."

"kebal? Tidak.. allah yang nolong," Tulis Panji dalam unggahan tersebut.

Kejadian seperti ini memang sering dialami mereka yang kehidupannya kerap bersinggungan dengan ular

Karena salah satu mekanisme pertahanan ular apabila terganggu atau terancam adalah dengan menggigit.

Luka akibat gigitan ular bisa berasal dari ular berbisa atau yang tidak berbisa

Lantas, bagaimana cara menangani gigitan ular berbisa?

Dilansir dari laman Hellosehat, berikut yang harus dilakukan jika Anda atau teman Anda digigit ular berbisa

- Tetap tenang, dan usahakan untuk mengingat tempat kejadian, jenis, warna, serta ukuran ular.

- Penderita diharapkan untuk beristirahat dan meminimalisir gerakan.

- Letakkan tempat gigitan lebih rendah dari posisi tubuh lainnya.

- Bersihkan tempat gigitan, hindari membilas dengan air, kemudian tutup dengan kain kering yang bersih.

- Lepaskan cincin atau jam tangan dari anggota tubuh yang digigit, supaya tidak memperparah anggota tubuh yang membengkak.

- Longgarkan pakaian yang dipakai, namun tidak usah sampai melepasnya.

- Segera cari pertolongan medis.

Apa yang tak boleh dilakukan saat digigit ular berbisa?

- Memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan, atau menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah.

- Menggosok dengan zat kimia, atau mengompres dengan air panas atau es pada luka gigitan.

- Mengikat atau memberi torniket terlalu keras pada luka gigitan. Beberapa sumber menyebutkan pemasangan torniket bisa diberikan di bawah 30 menit pertama apabila timbul gejala cepat dan tidak ada anti-bisa.

- Minum minuman alkohol atau kopi.

- Mencoba mengejar dan menangkap ular.

Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan kerusakan di area gigitan dan gangguan sistemik lainnya.

Gejala di tempat gigitan umumnya terjadi dalam 30 menit sampai 24 jam, berupa bengkak dan nyeri, dan timbul bercak kebiruan.

Kematian jaringan dapat terjadi pada luka bekas gigitan yang dapat mempersulit penanganan.

Gejala lain yang muncul berupa kelemahan otot, menggigil, berkeringat, mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur.

Bisa ular juga dapat menyebabkan gejala khusus di beberapa organ:

- Hematotoksik, bersifat racun terhadap darah, menyebabkan perdarahan di tempat gigitan, perdarahan di tempat lain seperti paru, jantung, otak, gusi, saluran cerna, kencing darah, juga gangguan pembekuan darah.

- Neurotoksik, bersifat racun terhadap saraf, menyebabkan penderita merasa kelemahan otot tubuh, kekakuan, hingga kejang.

Apabila menyerang saraf pernapasan, ini dapat menyebabkan penderita sulit bernapas dan dapat menyebabkan kematian.

- Kardiotoksik, gejala yang timbul berupa penurunan tekanan darah, syok, dan henti jantung.

- Sindroma kompartemen, merupakan suatu sindrom yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan dalam sekumpulan otot yang salah satunya disebabkan pembengkakan.

Akibatnya, pembuluh darah dan saraf bisa terjepit, dan lama kelamaaan otot bisa kekurangan oksigen dan bisa mengharuskan dokter untuk melakukan operasi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved