Reuni Akbar Alumni 212

Usai Reuni Akbar Alumni 212, Prabowo Kritik Pers dan Wartawan : Pers Banyak Bohongnya

Capres Prabowo kritis pers dan kalangan wartawan terkait acara Reuni Akbar Alumni 212 di kawasan Monas, Minggu (2/12/2018).

Editor: Iksan Fauzi
Screenshot YouTube Girls Zone
Selain Prabowo Subianto, sejumlah Tokoh hadir di Reuni Akbar Alumni 212, Minggu (02/12/2018). 

Menolak wawancara

Puncaknya, kata Prabowo, saat ada acara Reuni Akbar Alumni 212, pers menurut Prabowo menelanjangi diri sendiri di hadapan rakyat Indonesia.

Pasalnya banyak media yang tidak memberitakan acara tersebut, padahal dihadiri oleh 11 juta rakyat Indonesia.

"Mereka telah mengkhianati tugas mereka sebagai wartawan. Mereka telah mengkhianati tugas mereka sebagai jurnalis. Saya katakan, hei media‑media yang tidak mau mengatakan ada belasan juta orang atau minimal berapa juta orang di situ, kau sudah tidak berhak memandang predikat jurnalis lagi," katanya.

Ia bahkan menyebut wartawan sebagai anteknya kelompok yang ingin menghancurkan Indonesia.

"Kau boleh, kau cetak, boleh kau ke sini dan ke sana, saya tidak mengakui Anda sebagai jurnalis. Saya sarankan kalian tidak usah hormat sama mereka lagi. Mereka hanya anteknya orang yang ingin hancurkan Republik Indonesia," katanya.

Dalam kesempatan itu Prabowo juga nenolak diwawancarai wartawan.

"Untuk apa wawancara saya, orang kemarin 11 juta orang kau bilang nggak ada orang. Kalau (menyebut sebuah stasiun televisi) boleh," katanya sambil berjalan di eskalator hotel.

Prabowo mengatakan kegeramannya karena ada media massa yang menyebut  jumlah peserta yang hadir dalam Reuni Akbar Alumni 212 hanya 30 ribu orang. 

"Bagaimana? Orang kalian bilang hanya 30 ribu orang yang hadir, (menyebut sebuah stasiun televisi) yang bliang. Ya tapi redaksi kamu bilang nggak ada orang di situ, hanya beberapa puluh ribu, itu kan tidak obejktif, nggak boleh dong. Kebebasan pers, jurnalisme itu harus objektif, memberitahu apa adanya," katanya.

Wartawan, menurut Prabowo, harus berani menegur media tempatnya bekerja apabila tidak memberitakan secara objektif.

Apabila tidak, media massa akan ditinggalkan pemirsa atau pembacanya.

"Kau harus tegur, jangan menipu rakyat, nggak baik. Jadi kalau begitu nanti kalian akan ditinggal rakyat. Saya nggak mau kasih keterangan kepada media yang nggak jelas, karena nggak akan disiarkan juga," katanya. 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved