Kilas Balik
Kelakuan Anak-anak Soeharto Saat Kecil, Mbak Tutut yang Pemalu hingga Kenakalan Bambang Trihatmodjo
Adik mantan presiden Soeharto, mendiang Probosutedjo pernah menceritakan kelakuan anak-anak Pak Harto saat masih kecil
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Adik mantan presiden Soeharto, mendiang Probosutedjo pernah menceritakan kelakuan anak-anak Pak Harto saat masih kecil.
Seperti diketahui, Presiden Soeharto punya tiga laki-laki dan tiga perempuan hasil pernikahanya dengan Siti Hartinah atau lebih dikenal Bu Tien.
Dilansir dari buku 'Saya dan Mas Harto Memoar Romantika Probosutedjo' karya Alberthiene Endah, Probosutedjo telah mengasuh anak-anak Soeharto sejak 1963 atau saat Soeharto masih berpangkat Brigadir Jenderal.
Baca: VIDEO Mojang Karawang, Ini Sosok dan Prestasi Siswi SMA yang Aksi Ranjangnya Direkam di Hotel
Baca: Mahfud MD Tanggapi Narasi Orba Titiek Soeharto : Tak Akan Laku karena Diidentikkan dengan Rezim KKN
Baca: Prabowo Dukung Australia Pindahkan Kedubes ke Israel, Anggota DPR : Cederai Perjuangan Umat Islam
Dalam buku itu, mendiang Probosutedjo menggambarkan bagaimana kedekatan Soeharto dengan anak-anaknya.
Mendiang Probosutedjo menjadi saksi perkembangan anak-anak Soeharto, yakni Sigit Harjojudanto, Siti Hardiyanti Indra Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Harijadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).
Mendiang Probosutedjo pernah mengatakan kalau anak-anak Soeharto merupakan bocah yang lucu di masa kecilnya.
Mereka juga nakal seperti anak-anak sebayanya.
Selama menjadi pengasuh anak-anak Soeharto, Probosutedjo mengenali semua tingkah laku mereka.
Misalnya seperti, ia menilai Tutut sebagai gadis pemalu yang sering membawa sapu tangan ke manapun.
Baca: Jokowi Mau Tabok Pemfitnahnya, Ini Penjelasan Sejarawan Soal Pria Mirip Jokowi di Kampanye PKI
Sedangkan Sigit dan Bambang di masa kecilnya merupakan anak yang nakalnya bukan main
Apalagi saat bermain bersama, tak jarang Bambang dan Sigit berkelahi.
Tetapi saat dipisahkan, mereka berubah jadi anak berperangai manis.
Mendiang Probosutedjo juga menjelaskan Soeharto memiliki cara tersendiri untuk memisahkan Sigit dan Bambang.
"Begitu Sigit dan Bambang ribut, dengan tenang Mas Harto menggendong keduanya dan melemparkan ke tempat tidur sambil membentak," ujar Probosutedjo
Sedangkan Titiek Soeharto, Ia dikenal sebagai bocah tomboi dan lucu.
Pernah suatu hari Soeharto kesal dengan Titiek, sehingga ia menguncinya di dalam kamar.
Baca: Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Diperiksa Polisi soal Dugaan Penyimpangan Dana Kemah
Namun, tegasnya Soeharto itu tak menyurutkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya.
Melalui akun Instagramnya, Mbak Tutut yang dahulu dikenal sebagai bocah pemalu ini kerap mengunggah foto kebersamaannya dengan Soeharto.
Ia mengaku dahulu kerap dipukul secara halus di bagian kepalanya oleh Soeharto.
Mbak Tutut menyebutnya 'dijenggung'.
Perlakuan Soeharto itu diakui Mbak Tutut sebagai ekspresi kemarahan Soeharto, melainkan bentuk kasih sayang.
Sebab, tak jarang Soeharto menjenggung anak-anaknya sembari tersenyum.
"Ini yang namanya di "Jenggung". Kepala di pukul halus dg kepalan tangan bagian bawah... sebagai tanda cinta...," tulis Tutut Soeharto sebagai caption melalui akun Instagram, @tututsoeharto, Kamis (5/7/2018).
Baca: VIDEO Mobil Bergoyang Berisi Mahasiswi dan Pria Beristri, Si Cewek Sudah Lepas Pakaian
Baca: Nasib Preman di Era Soeharto Saat Benny Moerdani Jadi Panglima ABRI, Lebih Sadis Lagi, Katanya
Sejumlah warganet-pun juga sepakat jika dijenggung merupakan bentuk kasih sayang seorang bapak kepada anaknya.
Sebagian dari mereka juga mengaku pernah mengalami momen serupa.
@sucimertoyudho_spd: "Khas priyayi jawa .... Kebiasaan eyang dn sy meniru hingga kini bu."
@rustrii_: "Sngnya mbk kl dijegung bpk itu tandanya syg bgt, jd inget masa kecil dijegung eyang,, bpk kl beliau alm gemes sm kita."
@kucingdapur82: "Itu namany di tempeleng yaa mb',bedany itu tempeleng rasa sayang bukan kesel/benci."
Mbak Tutut selalu mengingat momen saat dijenggung Soeharto
Hingga ia menikah dengan Indra Rukmana dan dikaruniai empat orang anak, yaitu Dandy Nugroho Hendro Maryanto (Dandy), Danty Indriastuti Purnamasari (Danty), Danny Bimo Hendro Utomo (Danny), dan Danvy Sekartaji Indri Haryanti Rukmana (Sekar).
Baca: Jarang Orang Tahu, Begini Cara Menggunakan Kuota Videomax Telkomsel untuk Kamu yang Suka Nonton Film
Mbak Tutut Tanyakan Asal Usul Nama Panggilannya
Nama Siti Hardijanti Rukmana menjadi sangat familier di era 80-an.
Wanita yang akrab disapa Mbak Tutut ini tak hanya dikenal sebagai putri sulung Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.
Mungkin banyak orang bertanya-tanya tentang asal muasal nama panggilan 'Mbak Tutut' tersebut
Dalam tulisannya di laman http://tututsoeharto.id, Mbak Tutut pun menceritakannya pada publik
Mbak Tutut sebenarnya sudah bertanya mengenai hal itu langsung kepada Ibu Tien saat dirinya masih kecil.
Begini percakapan Mbak Tutut dan Ibu Tien puluhan tahun lalu saat menanyakan asal muasal nama panggilan Tutut :
Mbak Tutut : “Bu, kenapa kok dalem (saya) dipanggil Tutut?”
Ibu Tien : “Jenengmu kuwi wuk (namamu itu nak), Siti Hardiyanti Hastuti. Bapak dan Ibu memilih panggilanmu dari nama yang terakhir. Tuti dari Hastuti.”
“Bapak ibu selalu nimbali (memanggil) Tut… Tuti. Tapi, kadang-kadang kalau dipanggil, nggak mau nengok. Untuk menarik perhatian kamu, bapakmu membuat panggilan lucu, Tut, Tut, Tut… Waduh, keretanya mau lewat, berulang-ulang baru kamu nengok sambil tertawa wuk. Karena kebiasaan, akhirnya dipanggil Tutut.”
Mbak Tutut : “Oooo, begitu tho bu. Saya kira…, saya kira …, saya kira …” saya menanggapi sambil garuk-garuk kepala.
Ibu Tien : “Saya kira apa tho wuk?” Ibu bertanya, sambil memandang wajah saya heran.
Mbak Tutut : “Anu bu, saya kira, karena ibu dulu suka kentut, nyuwun sewu bu.” Saya menjawab sambil menyembah mohon maaf.
Ibu Tien : “Hush… kowe ki bocah nakal.” Ibu menjawab sambil tertawa geli. Bapak pun tersenyum mendengarkan pembicaraan kami berdua. (*)
Baca: Keunikan Suku Sentinel yang Bunuh Warga Amerika, Lolos Terjangan Tsunami dan Bersenjata Panah