Pesawat Lion Air Jatuh

Bukti Kedekatan Bos Lion Air Rusdi Kirana dengan Jokowi, Inilah 5 Reaksinya Saat Pesawat Jatuh

Bukti Kedekatan Bos Lion Air Rusdi Kirana dengan Jokowi, 5 Reaksinya Saat Lion Air Jatuh.

Editor: Tri Mulyono
Kolase Instagram
Bos Lion Air Rusdi Kirana 

SURYA.CO.ID -  Rusdi Kirana selain sukses mengembangkan bisnis penerbangan Lion Air Group juga dikenal sebagai politisi.

Ia juga mempunyai kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bukti kedekatan Rusdi Kirana dengan Jokowi di antaranya tercermin saat ia ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Malaysia.

Itulah sosok Rusdi Kirana, pemilik maskapai Lion Air.

Rusdi Kirana memang dikenal sebagai pembuat revolusi dalam bisnis penerbangan.

Baca: Penyebab Lokasi Jatuh Pesawat Lion Air Dulu Ditakuti, Ada Koin-Koin Emas Peninggalan VOC Belanda

Baca: Ibu Tuti Tursilawati: Dia Korban Perkosaan, Mengapa Dihukum Mati?

Baca: Ahmad Dhani Unggah Foto Bareng Prabowo Subianto & Al Ghazali, Tapi Sebut-sebut Ahok Dalam Captionnya

Melalui Lion Air, Rusdi Kirana mewujudkan impiannya agar semua orang bisa terbang menggunakan pesawat, tanpa berpikir harga tiket yang mahal.

Konsep naik pesawat murah inilah yang mengawali kesuksesan Rusdi Kirana karena memberikan gebrakan baru pada bisnis penerbangan.

Sosoknya bahkan sempat mejeng di majalah Forbes masuk dalam daftar orang terkaya.

Melansir dari Intisari (grup Surya.co.id), awalnya Rusdi Kirana mengawali karirnya sebagai agen perjalanan atau penjual tiket.

Rusdi Kirana mengawali bisnis penerbangan Lion Air melalui pesawat bekas menggunakan modal Rp 10 juta dollar AS, pada 1999.

Namun, Rusdi Kirana berpikir pesawat bekas memiliki risiko kecelakaan dan ongkos perawatan tinggi.

Pada akhirnya, Rusdi Kirana menyewa pesawat dari Rusia untuk menambah jalur penerbangan Lion Air.

Rusdi Kirana (kiri).
Rusdi Kirana (kiri). (IST)

Dilansir Surya.co.id dari Kompas, Lion Air terhitung memiliki lebih dari 700 pesawat.

Tidak hanya melayani jalur penerbangan di tanah air, Lion Air pun memberikan pelayanan jalur internasional, seperti Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul.

Sukses di sektor bisnis penerbangan Lion Air, Rusdi Kirana pun masuk ke dunia politik.

Pada 2014, Rusdi Kirana menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Beberapa tahun kemudian, Rusdi Kirana dipercaya Presiden Jokowi menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Pada 2017, Rusdi Kirana kemudian dilantik menjadi Duta Besar Malaysia.

Rusdi Kirana mengaku meminta ditempatkan di Malaysia kepadaPresiden Jokowi.

Presiden Jokowi pun mengabulkan permintaannya itu menjadi Duta Besar Malaysia.

"Saya tidak pernah ditawari duta besar negara lain, tapi saya meminta, mohon kepada Pak Presiden, khusus Malaysia," ujar Rusdi Kirana dikutip dari Kompas.

Calon Presiden-Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Waketum Rusdi Kirana (kiri) dan Ketua Dewan Syura PKB KH Azis Mansyur, dalam Silaturahmi Nasional Alim Ulama PKB untuk Pemenangan Jokowi-JK, di Jakarta, Selasa (3/6/2014) silam.
Calon Presiden-Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Waketum Rusdi Kirana (kiri) dan Ketua Dewan Syura PKB KH Azis Mansyur, dalam Silaturahmi Nasional Alim Ulama PKB untuk Pemenangan Jokowi-JK, di Jakarta, Selasa (3/6/2014) silam. (TEMPO.CO)

Permintaan Rusdi Kirana ditempatkan jadi Duta Besar Malaysia bukan tanpa alasan.

Rusdi Kirana merasa perlu melunaskan janjinya pada Buya Syafii, seorang ulama dan cendikiawan tanah air.

Saat Buya Syafii masih menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah pada 2003, Rusdi Kirana berjanji akan mengurus soal tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Ia mengaku, posisinya sebagai Duta Besar Malaysia bisa membantu tenaga kerja untuk mengembangkan diri.

Pengembangan diri yang dibekalkan itu bisa mendorong mereka untuk membuka usaha sehingga tidak selamanya mengandalkan hidup sebagai tenaga kerja di Malaysia.

"Saya terpanggil mengurusi bukan saja TKI ilegal, namun tenaga kerja wanita.

Perlu diketahui, tidak ada siapapun di dunia ini yang inginkan anaknya bekerja di luar negeri, apalagi sebagai tenaga kerja non-formal," kata Rusdi Kirana kala itu.

Lama tak terlihat kerena kesibukan sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana muncul ke hadapan publik.

Kali ini kemunculannya disertai rasa duka mendalam.

Hal itu menyusul jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjungpakis, Karawang, pada Senin (29/10/2018).

Sebanyak 189 orang dilaporkan ada di dalam pesawat tersebut.

Tentu kabar jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 mengguncang seorang Rusdi Kirana sebab ia adalah pendiri Lion Group.

Pendiri maskapai penerbangan Lion Air, Rusdi Kirana (tengah) menyalami anggota keluarga korban pesawat jatuh di Hotel Ibis Cawang, Selasa (30/10/2018).
Pendiri maskapai penerbangan Lion Air, Rusdi Kirana (tengah) menyalami anggota keluarga korban pesawat jatuh di Hotel Ibis Cawang, Selasa (30/10/2018). (KOMPAS.com/JESSI CARINA)

Berbagai pernyataan atas tragedi itu pun ia sampaikan saat menemui keluarga korban.

Berikut beberapa pernyataan Rusdi:

1. Meminta Maaf

Saat menemui keluarga korban di ruang crisis center Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2018) sore, Rusdi tak bisa menahan tangis.

Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas kecelakan pesawat Lion Air JT 610.

"Saya mohon maaf apa pun juga, alasan apa pun. Saya sedang berusaha yang terbaik," ujar Rusdi.

2. Syok

Selain meminta maaf, pada kesempatan yang sama, Rusdi juga menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga korban.

Ia mengaku syok mendengar kabar pesawat Lion Air JT 610 jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10/2018).

Ia berharap seluruh jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air itu bisa ditemukan.

"Saya turut berdukacita, saya juga sedih. Saya juga terus terang sangat syok," ujar Rusdi kepada salah salah satu keluarga korban.

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama 4 orang tim investigasi National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat dan pihak perusahaan Boeing 737 Max8 saat mendatangi dermaga JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018).
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama 4 orang tim investigasi National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat dan pihak perusahaan Boeing 737 Max8 saat mendatangi dermaga JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018). (Tribunnews/Jeprima)

3. Uang Rp 5 juta

Kepada media, Rusdi menyampaikan, pihak Lion Air akan memberikan uang Rp 5 juta untuk keluarga korban.  Uang itu di luar kompensasi.

Diharapkan uang itu bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan mereka selama menunggu proses evakuasi dan identifikasi korban.

"Mulai besok kita akan berikan uang Rp 5 juta untuk biaya hidup mereka di sini," ujar Rusdi setelah menemui keluarga korban di Hotel Ibis Cawang.

Selain itu, nantinya Lion Air juga akan memberikan uang Rp 25 juta kepada keluarga korban yang jenazahnya sudah ditemukan.

Uang itu untuk biaya pemakaman jenazah.

Petugas gabungan melakukan pencarian black box dan kerangka pesawat pesawat Lion Air JT610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018).
Petugas gabungan melakukan pencarian black box dan kerangka pesawat pesawat Lion Air JT610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

4. Siap disanksi

Tak hanya itu, Rusdi juga mengatakan bahwa Lion Air siap untuk diaudit karena kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, termasuk menerima sanksi bila ditemukan ada kesalahan manajemen.

"Kami tidak keberatan kalau memang ada hasil temuan yang menurut (audit) itu kami salah, kami tidak keberatan ada penalti," kata dia.

5. Soal larangan Pemerintah Australia

Di tempat yang sama, Rusdi juga mengomentari kebijakan Pemerintah Australia yang melarang pegawai negaranya untuk menggunakan Lion Air selama di Indonesia.

Rusdi tak masalah dengan penyataan itu.

Namun, ia meminta Pemerintah Australia untuk menarik kata-katanya bila hasil investigasi menyatakan Lion Air tidak bersalah.

"Kami menghargai mereka melarang, tapi setelah hasil investigasi itu ternyata bukan salah kami, kami minta mereka melakukan koreksi. Itu yang kita harapkan," ucapnya. (*)

Baca: Duka Ibunda Yayas, Korban Lion Air asal Sidoarjo, Pingsan saat Membawa Pulang Jenazah Putrinya

Baca: Kurang 24 Jam, Penyebar Hoax dan Fitnah Agama yang Bikin Geram Deddy Corbuzier Tertangkap

Baca: Ada Cut Meyriska saat Roger Danuarta Ucap Kalimat Syahadat, Sang Ustaz Beber Fakta Mengejutkan

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved