Pesawat Lion Air Jatuh
2 Kemungkinan Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Menurut Pengamat Penerbangan, Apa Saja?
Seorang pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo menjelaskan dua kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Simak penjelasannya!
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Seorang pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo menjelaskan dua kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
Seperti diketahui, Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, tepatnya 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Udara Soekarno-Hatta
Penyebab jatuhnya Lion Air JT 610 itu masih menimbulkan tanda tanya.
Apalagi, pesawat Lion Air yang jatuh ini menggunakan jenis boeing 737 MAX-8 yang baru dua bulan mengudara.
Ditemui di kantor Kompas Gramedia Majalah di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, memaparkan dua kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610

Baca: Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh, Begini Tips Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Kecelakaan Pesawat
Baca: Cerita Ilona Istri Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610, Sempat Nunggu Sang Suami di Bandara
“Pertama karena sistem yang bermasalah, meski belum diketahui masalahnya apa, dan satu lagi mungkin teknis, yang berkaitan dengan mesin,” katanya.
Dudi menyakini bila dua faktor ini menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
Sebab, sebelumnya pilot sempat ingin return to base alias kembali ke Soekartno-Hatta.
“Sebelum dia jatuh, pilot kasih tahu ke menara bahwa dia ingin RTB (return to base),” imbuh Dudi.
Sayangnya, ketika menara ATC ingin menanyakan lebih lanjut mengenai alasan ia ingin kembali, pesawat sudah terlanjur hilang kontak.
Dudi menyayangkan tidak ada orang atau saksi mata yang melihat bagaimana posisi pesawat terjatuh.
Jika mengetahui posisinya, maka dapat dianalisis lebih lanjut penyebab pasti pesawat jatuh.

"Sulit untuk mengetahui penyebabnya saat ini. Namun, dua hal ini (kesalahan sistem dan teknis) lah yang menjadi fokus saya," ujarnya.
Dudi menambahkan, kebenaran mengenai jatuhnya pesawat ini baru bisa diungkap apabila ditemukannya black box atau kotak hitam dari cockpit voice recorders (CVR), yang merupakan rekaman data penerbangan
Sebagai informasi, Black Box memang digunakan untuk merekam data penerbangan.
Biasanya Black Box akan merekam percakapan antara pilot dan Air Traffic Controller (ATC) alias menara pemandu lalu lintas udara.
Saking pentingnya, Black Box tak boleh absen menjadi bagian dari pesawat.
Berikut tujuh hal mengenai Black Box yang mesti kalian ketahui.
1. Berwarna Orange walaupun bernama Black Box
Walaupun bernama Black Box, namun nyatanya warna dari kotak ini adalah orange.
Hal ini karena warna orange akan sangat mencolok mata ketika berada di alam.
Sehingga akan mudah ditemukan.
2. Black Box terdiri dari dua bagian

Black Box terdiri dari dua bagian.
Yakni, Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).
Biasanya Black Box ditempatkan di bagian depan pesawat serta ekor.
3. Diciptakan oleh pria asal Australia
Dr.David Warren ialah insinyur ahli ledakan asal Australian yang menciptakan Black Box.
Warren membuat Black Box karena pada tahun 1953 dirinya menyelidiki kecelakaan pesawat komersial pertama di dunia, Comet.
4. Ilmuwan tak menggunakan istilah Black Box
Para ilmuwan tak pernah memakai istilah Black Box untuk menamai kotak besi ini.
Mereka lebih suka menyebutnya 'electronic flight data recorders.'
5. Hanya 2 jam saja merekam percakapan terakhir pilot
Aslinya Black Box mempunyai kapasitas penyimpanan data selama 25 jampenerbangan.
Namun Black Box hanya merekam 2 jam saja rekaman suara kokpit yang disimpan terpisah dalam sebuah memori.
6. Butuh waktu lama menemukannya
Kotak hitam dilengkapi dengan sonar bawah air yang mulai memancarkan sinyal jika sensornya menyentuh air dan tetap aktif meskipun tenggelam sedalam 4 kilometer.
Dapat memancarkan sinyal 'ping' sonar dalam 30 detik sekali selama 30 hari sebelum baterainya habis.
7. Hampir tak bisa dihancurkan
Black Box dilapisi dengan titanium atau baja tahan karat.
Serta dilapisi juga dengan asbes tahan api.
Black Box sudah diuji coba, 'disiksa' seperti dibakar dengan suhu mencapai 1.100 derajat celcius, dipukul dengan benda tumpul/tajam, ditembak dengan meriam hingga ditenggelamkan kedalam air bertekanan tinggi.
Hasilnya Black Box hanya lecet dan penyok, sedangkan isi data penerbangan masih dalam keadaan baik.
Berikut video selengkapnya tentang Black Box pesawat