Pesawat Lion Air Jatuh
5 Fakta Pesawat Lion Air JT 610 yang Jatuh di Laut, Pramugari Alviani Asal Madiun Turut Jadi Korban
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 terjatuh di perairan Karawang, sesaat setelah lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta.
Penulis: Akira Tandika | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Pihak Basarnas telah memastikan jika Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang terjatuh di perairan dekat Karawang, Jawa Barat, pagi tadi.
Saat ini Basarnas telah menggerakkan timnya ke daerah yang disebut-sebut sebagai kontak terakhir antara AirNav dengan pilot pesawat tersebut.
"Tim Sudah berangkat ke daerah Tanjung, Karawang. Tempat ini menjadi pencarian awal karena hilang kontaknya berada di daerah itu," sebut juru bicara Basarnas, Yusuf Latief dikutip dari artikel yang tayang di Tribunnews dengan judul 'Basarnas: Pencarian Awal Pesawat Lion Air Tanjung Karawang'.
Baca: Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh di Perairan Karawang Jawa Barat, Basarnas : Kedalamannya 30-35 Meter
Baca: Pramugari Cantik Lion Air JT 610 Asal Madiun Itu Anak Mantan TKW di Arab Saudi
Baca: Trenyuh, Pramugari Cantik Lion Air JT 610 Asal Madiun Itu Ternyata Baru Dua Bulan Bekerja
Lokasiakan dipusatkan pada koordinat 05º 49.727 Lintang Selatan – 107º 07.460 Bujur Timur (menuju 40º timur laut) dari arah bandara asal.
Sejak beredarnya kabar Pesawat Lion Air JT610 yang hilang kontak sesaat setelah lepas landas dari bandara Soekarno-Hatta, SURYA.co.id telah merangkum sejumlah fakta seperti berikut ini.
1. Pesawat Lion Air JT610 sempat hilang kontak dan balik ke bandara Soekarno-Hatta
Pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak setelah bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Senin (29/10/2018) sekitar pukul 06.20 WIB.
Kepala Kantor SAR Pangkal Pinang, Danang Priandoko mengatakan, pesawat hilang kontak di perairan laut Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
"Pesawat menuju Pangkal Pinang, namun hilang kontak beberapa menit setelah berangkat," kata Danang dalam artikel Kompas.com berjudul 'Pesawat Lion Air Hilang Kontak, Sempat Dilaporkan Kembali ke Soekarno-Hatta'.
Ia menuturkan, pesawat sempat dilaporkan kembali ke bandara Soekarno-Hatta.
Namun, pesawat tak jua tiba di Soekarno-Hatta.
Terakhir, pesawat itu terlihat berada di koordinat 05 48.934 S 107 07.384 E T.
Ia pun berusaha mendapatkan kepastian.
"Tugboat dan sejumlah kapal telah bergerak ke sana. Kami belum bisa pastikan jumlah penumpang," ujar Danang.
Saat ini, manajemen Lion Air tengah menyelidiki kabar tersebut.
"Saat ini kami masih dalam proses pencarian untuk koordinasi lebih lanjut," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro, Senin (29/10/2018) pagi.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai kejadian persis dugaan kehilangan kontak itu, Danang belum bersedia memberi penjelasan lebih lanjut.
Danang juga belum mengungkapkan sejak kapan pencarian terhadap informasi tersebut mereka lakukan.
2. Kondisi bandara di Pangkal Pinang tampak kacau setelah kabar hilangnya Pesawat Lion Air JT610
Tampak pada video yang diunggah oleh Bangka Pos, suasana Bandara Depati Amir tampak kacau setelah kabar hilangnya Pesawat Lion Air JT610.
Baca: Ada Banyak Pejabat yang Tumpangi Pesawat Lion Air JT 610, Mulai Anggota DPRD Hingga BPK
Baca: Duka Orangtua Alviani, Pramugari Lion Air JT 610 Asal Madiun yang Jatuh di Perairan Karawang
3. Daftar Penumpang Pesawat Lion Air JT610
Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Sindu Rahayu, menuturkan, pesawat tersebut membawa 181 penumpang, terdiri dari 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi.
"Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua pilot dan lima FA (flight attendant). Sampai saat ini telah hilang kontak selama kurang lebih tiga jam," ujar Sindu dikutip dari artikel Kompas.com berjudul 'Pesawat Lion Air yang Jatuh Membawa 178 Penumpang Dewasa, 1 Anak-anak dan 2 Bayi'.
4. Ditemukannya satu jenazah penumpang Pesawat Lion Air JT610
Satu jenazah ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
KompasTV melaporkan, korban ditemukan Tim Basarnas, Polisi dan TNI dalam keadaan meninggal dunia.
"Berdasarkan pantauan dan informasi yang diterima, baru 1 korban yang ditemukan," tutur Adi Wahadi yang ikut tim Polair Karawang ke lokasi.
Adi mengatakan, korban langsung dimasukkan ke dalam kantong mayat dan sedang dilakukan proses identifikasi untuk memastikan identitas korban yang telah ditemukan.
Selain satu jenazah yang sudah ditemukan, tim juga menemukan berbagai puing yang diduga berasal dari badan pesawat serta sejumlah barang yang diduga milik penumpang, seperti tas.
Puing-puing yang ditemukan langsung diteliti di kapal-kapal penyelamat yang dikerahkan dalam pencarian.
Baca: Maia Estianty - Irwan Mussry Resmi Menikah, Ahmad Dhani: Ada yang Cemburu
Baca: SAH! Maia Estianty Resmi Jadi Istri Irwan Mussry, Aku Wanita Paling Bahagia di Muka Bumi
5. Pramugari asal Madiun, Jawa Timur ikut serta dalam penerbangan Pesawat Lion Air JT610
Salah satu pramugari yang ikut serta dalam penerbangan pesawat Lion Air JT 610 dari Jakarta ke Pangkal Pinang adalah Alviani Hidayatul Solikha.
Pramugari cantik ini terbang dalam pesawat yang dikomandoi Captain Bhavye Suneja dengan kopilot Harvino dan lima awak kabin lainnya, Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.
Informasi yang beredar, Alviani Hidayatul Solikha tinggal di daerah Kebonsari, Madiun, Jawa Timur.
Hal ini sesuai dengan sejumlah unggahannya di laman instagram pribadinya.
Saat itu dia mengunggah foto masa kecilnya dan foto bersama seorang wanita sebaya, lengkap dengan lokasinya di Madiun.

Dari unggahan instagram juga tampak kegiatan Alviani saat mengenakan seragam Lion Air maupun sehari-harinya.

Dari instagram juga dilihat di luar bertugas, Alviani lebih sering mengenakan hijab.
Rupanya, tiga hari sebelum kecelakaan terjadi, Alviani sempat membuat status galau.
"it's dark inside, i want save that light".
Kalimat itu bisa diartikan dalam bahasa Indonesia: 'Dalam gelapnya, aku ingin menyelamatkan cahaya itu,".
