Polemik Ratna Sarumpaet
Giliran Atiqah Hasiholan Diperiksa Penyidik Polda terkait Kasus Hoaks Ibunya, Ratna Sarumpaet
Ratna Sarumpaet membantah sebagai orang yang menginisiasi konferensi pers mengenai penganiayaan dirinya.
Atiqah Hasiholan diperiksa sebagai saksi untuk kasus penyebaran berita bohong atau hoaks yang menjerat ibunya, Ratna Sarumpaet.
Menurut Argo alasan penyidik meminta keterangan Atiqah adalah untuk melengkapi berkas kasus yang membelit Ratna.
Menurut Argo, Atiqah ikut mendengar dari ibunya sendiri soal klaim penganiayaan itu.
"Atiqah (diperiksa) untuk melengkapi berkas RS. Peran saksi (Atiqah) mendengar cerita dari RS kalau dianiaya," ujar Argo.
Kemarin, Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengumumkan hasil surveinya terkait elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
Dalam pemaparannya, peneliti LSI Denny Ja, Ikrama Masloman menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Pada survei Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf memeroleh presentase 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 28,6 persen," ujarnya.
Hasil tersebut, dikatakan Ikrama, sejalan dengan tren dukungan bagi keduanya, meskipun tidak terlalu siginifikan.
"Tren dukungan pasangan Jokowi-Ma'ruf meningkat 4,5 persen dari bulan September sebesar 53,2 persen," tambahnya
Sementara bagi pasangan Prabowo-Sandiaga, dikatakan Ikrama, pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, tren dukungan cenderung menurun.
"Ada penurunan 0,6 persen dari bulan September sebesar 29,2 persen," tambahnya.
Dijelaskan efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Sebanyak 17,9 persen responden memilih lebih tidak mendukung Prabowo-Sandi, sementara 11,6 persen lebih mendukung, 49,8 persen mengtakan sama saja, dan 20,7 persen menjawab tidak tahu," ujar Ikrama.
Ikrama melanjutkan, bagi kubu Jokowi-Ma'ruf, kasus hoaks Ratna Sarumpaet memberikan sentimen positif.
"Persentasenya sebanyak 25 persen lebih mendukung Jokowi-Ma'ruf, 48,8 persen tetap mendukung, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak tahu," tambahnya.