Kilas Balik
Soeharto Pernah Ungkap Soal Penerusnya Jadi Presiden Indonesia, Sampai Singgung Soal Hukum
Sebelum lengser dari jabatannya, Soeharto pernah ditanya soal penggantinya jadi presiden Indonesia. Begini jawabannya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Cari dari sekian banyak orang tersebut, pasti ada.
Saya tidak berambisi jadi presiden seumur hidup, kenapa ribut-ribut," tulis Osdar menirukan jawaban Soeharto saat itu.
Tak hanya itu, Soeharto justru berbalik menyampaikan pertanyaan.
"Kapan saya berhenti jadi presiden?" tanya Soeharto.
Mendengar pertanyaan Soeharto, sekitar 150 orang anggota KNPI yang ada di sana sempat riuh
Soeharto melanjutkan, ia tidak akan meletakkan jabatannya di tengah jalan, karena itu merupakan sikap yang setengah-setengah dan melanggar UUD 1945.
"Itu sama saja dengan melanggar hukum," ujar Soeharto saat itu lalu batuk.
Mendengar jawaban Soeharto semacam itu, anggota KNPI tersadar kalau Soeharto agak marah.
Seorang anggota KNPI lainnya kemudian mengatakan sesuatu.
"Kami berharap Bapak bersedia dipilih lagi karena orang seperti Bapak ini jarang ada, apalagi keteladanan Bapak sudah Bapak tunjukkan selama ini, yakni menerapkan UUD 1945 dan Pancasila secara murni, dan konsekuen," kata anggota KNPI tersebut.
Dan akhirnya tanggal 28 Maret 1998 Soeharto dilantik jadi presiden (lagi).
Belum genap tiga bulan menjabat presiden Indonesia untuk kesekian kalinya, Reformasi Mei 1998 berkobar.
Soeharto tumbang, stabilitas nasional jomplang, Indonesia diambang menjadi negara bangkrut saat itu.
Masih dari buku yang sama, Soeharto dalam pidatonya juga sempat meramalkan kondisi Indonesia di abad 21
Osdar mengungkapkan bahwa ramalan tersebut disampaikan Soeharto pada 5 September 1996.