Kilas Balik
Persahabatan Soeharto dengan Sultan Hassanal Bolkiah, Masih Sempat Menjenguk Pak Harto Saat Sakit
Persahabatan Soeharto dengan Sultan Hassanal Bolkiah tampaknya lebih dari sekedar hubungan diplomatis antar dua kepala negara. Simak kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
"Ketika Pak Harto terkena stroke, setiap hari saya menyaksikan beliau berusaha mengatasinya dengan keuletan dan disiplin yang tinggi," tutur Satya, dilansir dari buku Pak Harto, The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka Utama (2011).
Soeharto terus berusaha sekuat tenaga untuk kembali menggerakkan tangannya secara normal.
"Pak Harto berusaha sekuatnya untuk segera bisa lagi menorehkan tanda tangannya, seutuh dan setegas saat ia belum stroke," tulis Satya.
Selama menjalani perawatan pada usia senja, Soeharto juga dikenang Satya sebagai pasien yang istimewa.
Soeharto dinilai mampu mengimbangi berbagai bentuk tindakan medis.
"Seberapa pun berat dan menyakitkan, dengan kontrol diri dan mental yang hebat," kenang Satya.
"Di usianya yang 80-an tahun, kekuatan fisik Pak Harto bagaikan mobil berkekuatan empat mesin turbo," tutur mantan Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Pertamina pada 1979-1998.
Namun, keluarga atau Tim Dokter Kepresidenan juga mengaku kesulitan untuk membujuk Soeharto agar dirawat di rumah sakit.
Soeharto kerap menolak, kecuali sangat terpaksa.
"Pak Harto tidak ingin merepotkan karena setiap kali semua kerabat yang datang menjenguk beliau akan disorot kamera media massa dan diberitakan. Pak Harto merasa jauh lebih tenang di rumah," ujar Satya.
Baca: Uniknya Medali Asian Para Games 2018 Bisa Keluarkan Suara Gemerincing, Ternyata Inilah Tujuannya
Baca: Cara Ganti Tema WhatsApp (WA) Menggunakan Aplikasi WhatsApp Plus, Bikin Tampilannya Makin Keren
Detik-detik Terakhir Soeharto Wafat
Hampir 10 tahun Mantan Presiden Soeharto wafat, tak banyak yang tahu bagaimana hari-hari terakhirnya.
Baru hari ini (27/9/2018), putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana atau yang biasa disapa Mbak Tutut mengungkap detik-detik presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu mengembuskan nafas terakhir.
Dalam tulisan yang diunggah website pribadinya, Mbak Tutut bercerita mulai dua hari sebelum ayahnya wafat.
"Malam itu, tanggal 25 Januari 2008, bapak menghendaki dhahar (makan) Pizza. Kami mencari… Titiek dan Mamiek sibuk minta batuan temannya untuk mencarikan pizza sampai dapat," tulis mbak Tutut di awal tulisannya.