Pilpres 2019

Termakan Hoax Ratna Sarumpaet, Prabowo Diminta Mundur dari Capres. Ini Kata Timnya

Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrulah menyindir keras Capres Prabowo Subianto yang termakan Hoax Ratna Sarumpaet.

Editor: Iksan Fauzi
Tribunnews/Jeprima
Ratna Sarumpaet saat menggelar konferensi pers terkait pemberitaan penganiayaan dirinya di Kampung Melayu Kecil, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018). Pada konferensi pers tersebut Ratna mengaku berbohong tentang penganiayaan dirinya melainkan pada 21 September 2018, dirinya menemui dokter bedah plastik di Jakarta untuk menjalani sedot lemak di pipi. 

"Yang harus mundur itu adalah capres yang sering berbohong dalam kepemimpinannya, yang berbohong kabinet akan ramping, Yang berbohong bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh 7 persen, yang berbohong tidak akan impor pangan dan lain‑lain," jelas Dahnil Simanjuntak.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra yang juga wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo‑Sandi, Ahmad Muzani mengatakan meski diterpa kasus Ratna Sarumpaet, pihaknya tetap solid dalam menghadapi Pemilu Presiden 2019.

Menurutnya kasus Ratna Sarumpaet tersebut merupakan bagian dari ujian.

"Semua solid. Tetap yakin bahwa ujian untuk kemenangan akan selalu kita hadapi. Mungkin akan lebih berat lagi daripada ini," ujar Muzani.

Menurut Muzani calon presiden Prabowo Subianto sudah biasa menghapi ujian tersebut.

Prabowo sudah berkali kali dikhianati dan dibohongi, sehingga kasus Ratna tidak akan mempengaruhi pencalonannya di Pilpres 2019.

"Pak Prabowo berkali‑kali menghadapi situasi kayak begini dikhianati, dibohongi dikibuli biasa itu, jadi beliau itu menghadapi situasi kayak gini bukan hal yang pertama," katanya.

"Nanti akan ada ujian yang lebih berat daripada ini biasa pemimpin itu harus menghadapi ujian‑ujian untuk naik kelas," katanya.

Selain itu, menurut Muzani kasus Ratna juga tidak akan mempengaruhi kepercayaan publik kepada Prabowo. Calon Presiden yang diusung Gerindra, PAN, PKS, Demokrat tersebut tetap dipercaya para kiai, habib, masyarakat. "Orang itu percaya dengan Pak Prabowo. Mana ada yang nggak percaya? Kiai‑kiai percaya, habaib percaya, semua orang‑orang percaya dengan apa yang dinyatakan Pak Prabowo," katanya.

Lapor Bawaslu

Bawaslu Republik Indonesia menerima laporan dari Garda Nasional Untuk Rakyat (GNR) terkait dugaan kampanye hitam yang dibuat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto‑Sandiaga Uno setelah menyebarkan berita bohong Ratna Sarumpaet.

Presidium GNR, Muhammad Sayidi mengatakan sebelum Ratna Sarumpaet mengakui kebohongan, Prabowo dan tim suksesnya menyatakan penganiayaan tersebut telah melukai demokrasi dengan berbagai pernyataan yang dinilai menyudutkan kubu petahana.

"Kami laporkan ini ke Bawaslu karena jelas melanggar PKPU no 23/2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum," kata dia.

Dia menjelaskan, apa yang disampaikan Prabowo dkk merupakan bentuk kampanye hitam.

Dia melihat hoax yang dibuat kubu Prabowo merupakan kampanye hitam yang sangat merusak tatanan demokrasi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved