Pendidikan

Siswa SMAN 1 Jember Bikin Sensor Storene untuk Pengendara, Kini Dipakai Dinas Perhubungan

Sensor Storene merupakan inovasi Firman Syauqi HMS, SMAN 1 Jember Universitas Jember dan Dinas Perhubungan Jember.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id/SRI WAHYUNIK
Sensor Storene merupakan inovasi karya Firman Syauqi HMS, pelajar kelas XII SMAN 1 Jember dibantu beberapa orang dari Universitas Jember dan Dinas Perhubungan Jember. 

SURYA.co.id | JEMBER - "Anda melewati stop line, memasuki area zebra cross. Harap mundur. Terimakasih"

Kalimat ini akan mengalun merdu dari pengeras suara di Simpang 4 SMPN 2 Jember jika pengendara bermotor melewati markah stop line, atau garis batas berhentinya kendaraan bermotor supaya tidak menyentuh area zebra cross.

Suara itu bukan suara yang diulang dari kaset secara manual. 

Suara itu muncul karena terkoneksi dengan Sensor Storene (Stop Before the Line). Sensor storene dipasang lurus dengan stop line.

Pengendara atau orang yang berhenti di traffcit light dan melewati stop line itu maka akan terkena sensor tersebut. 

Akibat terkena sensor itulah, suara peringatan itu mengalun. Bagi pengendara yang malu tentunya akan langsung mundur seperti perintah suara itu. 

Sensor Storene merupakan inovasi karya Firman Syauqi HMS, pelajar kelas XII SMAN 1 Jember dibantu beberapa orang dari Universitas Jember dan Dinas Perhubungan Jember.

Inovasi itu berangkat dari proposal yang diajukan Firman ke Kementerian Perhubungan RI dalam rangka lomba Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas tahun 2018.

Lomba itu digelar 26 Februari hingga 2 Maret 2018. 

Proposal Firman meraih juara 1. Akhirnya dengan dibantu beberapa orang, Firman mengaplikasikan proposal itu ke dalam teknologi terapan.

Hasilnya, Sensor Storene dipasang kali pertama di Simpang 4 SMPN 2 Jember

Bupati Jember Faida bersama perwakilan Kemenhub RI dan jajaran Dishub Jember meresmikan Sensor Storene itu, Jumat (14/9/2018). 

"Awalnya mengajukan dalam bentuk proposal, namun harus ada inovasinya di situ. Tujuannya untuk mengurangi dan meminimalkan kecelakaan lalu lintas, serta menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam berlalu lintas. Alhamdulillah dapat juara 1," ujar Firman. 

Ide Sensor Storene muncul dari video-video yang banyak berseliweran di media sosial, salah satunya Instagram.

Dia kerap melihat petugas yang menyadarkan pengendara supaya tidak melintasi stop line. 

"Namun masih dilakukan secara manual. Akhirnya terpikir untuk membuat inovasi seperti itu namun dibantu oleh sensor,” ujar Firman.

“Sensornya kemudian diteruskan ke suara secara otomatis. Jadi akan ada peringatan secara otomatis ketika ada pengendara yang melewati stop line. Harusnya malu dong kalau sampai diperingati begitu," tegas Firman. 

Firman mengalahkan 38 orang peserta lomba dari 23 provinsi se-Indonesia. Dalam lomba itu, Firman tidak hanya mewakili Jember namun juga Jawa Timur. 

Sayangnya sebelum diresmikan hari ini, ada orang tidak bertanggungjawab membuka perlengkapan Sensor Storene berukuran mungil berwarna kuning itu.

"Empat hari lalu sudah dibuka orang, mungkin hendak dicuri. Untungnya ketahuan, dan sekarang sudah dikunci. Saya harap sih semua pihak turut menjaganya karena ini untuk membantu keselamatan bersama," tegasnya. 

Sensor Storene berukuran mungil itu dipasang di tiga titik di Simpang 4 SMPN 2 Jember. Ketiganya dipasang di dekat area zebra cross. 

Bupati Jember Faida mengapresiasi inovasi Sensor Storene itu. Apalagi alat itu baru pertama kalinya dipasang di Jawa Timur yakni di Jember.

Ditambah lagi, karya itu merupakan karya pelajar Jember

"Jadi harus kami apresiasi. Apalagi alat ini untuk menjaga keselamatan warga, baik pengendara maupun pejalan kaki,” kata Faida.

“Pengendara diingatkan untuk tidak melewati zebra cross karena area itu merupakan hak bagi pejalan kaki. Di satu sisi dengan alat ini juga diharapkan turut menekan angka kecelakaan di kawasan crossing (persimpangan)," tegas Faida. 

Pemkab Jember, katanya, akan memasang alat serupa di persimpangan lain.

Hanya saja pemasangan itu menunggu evaluasi dan kajian dari Dinas Perhubungan dan Kemenhub.

Faida menegaskan peralatan itu terbilang murah dan efisien serta tepat pada sasaran. 

Peresmian itu dihadiri oleh Kasubdit Manajemen Keselamatan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub M Fatawi. Fatawi mengatakan tidak menutup kemungkinan alat itu dipasang di daerah lain.

"Tergantung daerah masing-masing. Namun alat ini cukup efisien karena mengingatkan orang melalui suara. Kami harapkan juga warga makin sadar untuk tertib berlalu lintas sehingga sama-sama menjaga keselamatan pengguna jalan," tegas Fatawi. 

Fatawi menegaskan alat ini baru pertama kalinya dipasang di Jatim. Sedangkan untuk penindakan pengendara yang melanggar markah jalan, itu menjadi kewenangan petugas kepolisian. 

"Kalau bisa alat ini nanti juga dipasang di depan sekolah-sekolah untuk mengurangi angka kecelakaan di sekitar sekolah dan menekan fatalitas," pungkas Fatawi. 

Dalam peresmian itu, Bupati Jember bersama jajarannya melihat cara kerja Sensor Storene itu.

Sensor langsung bekerja jika ada kendaraan yang melewati stop line saat lampu sedang menyala merah atau tanda berhenti.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved