Kilas Balik
Ternyata Soeharto Pernah Peringatkan Soekarno Kalau PKI Akan Berkhianat, Sampai Beberkan Bukti Ini!
Soeharto ternyata pernah memperingatkan Soekarno kalau PKI akan berkhianat, sampai membeberkan bukti-buktinya. Simak kisahnya!
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
"Pak, ini bukti bahwa PKI mengkhianati Bapak,"kata Pontjo menirukan ucapan Soeharto kepada Soekarno.
Bahkan, saat itu Soeharto juga sempat mengulangi pernyataannya kepada Soekarno.
Dalam hati Pontjo pun bertanya-tanya tentang alasan Soeharto menceritakan masalah itu kepadanya.
"Yang pasti peristiwa itu menambah keyakinan saya bahwa Pak Harto sudah mengingatkan Bung Karno tentang pengkhianatan yang dilakukan PKI," tutup Pontjo
Perlu diketahui juga, Soeharto memegang peranan penting dalam upaya TNI menumpas gerakan G30S PKI saat pertama kali meletus.
Dikutip dari pernyataan Drs. Nugroho Notosusanto, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan IV yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1966
Pada tanggal 1 Oktober 1965, Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad menerima informasi bahwa sesuatu yang serius telah terjadi.
Baca: Selain Kopi, 4 Minuman Ini Juga Bisa Hilangkan Kantuk dan Lebih Menyehatkan
Baca: Oppo A7x Saingi Oppo F9 di Harga Rp 4 Jutaan - Penyimpanan Internal 128 GB, Kamera Didukung AI
Baca: Ashanty Bongkar Koleksi Wignya Karena Rambutnya Rontok, Tingkah Arsy Pakai Wig Malah Jadi Sorotan
Jenderal Yani dan beberapa pejabat tinggi Angkatan Darat telah diculik atau dibunuh oleh suatu gerombolan bersenjata.
Soeharto segera berangkat menuju ke Markas Kostrad di Medan Merdeka Timur untuk menganalisa keadaan.
Beliau mengambil kesimpulan bahwa telah terjadi suatu pengkhianatan oleh sesuatu komplotan kontra-revolusioner.
Hilangnya Jenderal Yani selaku Men/Pangad menyebabkan kekosongan di lingkungan Angkatan Darat, itu merupakan sesuatu hal yang amat berbahaya.
Soeharto dengan advis dari beberapa perwira tinggi TNI memutuskan untuk memegang pimpinan Angkatan Darat sementara situasi belum jelas.
Setelah mengadakan kontak dengan Panglima Daerah Militer V/Jakarta, Soeharto berpikir cepat dan bertindak cepat.
Tindakan pertama, diusahakan untuk menetralisir pasukan-pasukan yang masih mengambil stelling di sekitar Medan Merdeka.
Pada jam 16.00, Yon 530 Para (kecuali satu kompi yang dibawa oleh Dul Arief) sudah menarik diri dari stelling dan dibawah pimpinan Wadan Yon Kapten Sukarbi melaporkan diri kepada Soeharto.