Kilas Balik
Kisah Pasukan Kopassus Sukses Menyusup ke Irian Barat dengan Kapal Selam, Tapi Berujung Kekecewaan
Salah satu operasi militer merebut Irian Barat ialah Operasi Tjakra II yang digelar 15-26 Agustus 1962, namun misi ini berujung dengan kekecewaan
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Tri Komando Rakyat (Trikora) yang digaungkan oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961, telah membakar emosi masyarakat Indonesia untuk segera mengusir penjajah Belanda yang masih bercokol di Irian Barat.
Awalanya, Presiden Soekarno ingin masalah Irian Barat ini diselesaikan baik-baik di meja perundingan, tanpa adanya kontak fisik dengan kekuatan militer.
Namun, Belanda justru seakan mengulur-ulur waktu demi mempersiapkan negara boneka di irian Barat.
Sadar diplomasi menggunakan meja perundingan tak membuahkan hasil, maka dibentuklah Komando Mandala dengan Mayjen Soeharto sebagai komandannya.
Baca: FOTO-FOTO Nikita Willy Bikin Iri, Keliling Dunia Bareng Indra Djokosoetono Sang Bos Blue Bird
Baca: Kisah Agus Hermoto Prajurit Kopassus Penyandang Bintang Sakti, Rela Disiksa & Kehilangan Kaki Kiri
Baca: Xiaomi Akui Ada Masalah pada Kamera Pocophone F1, Ternyata Begini Cara Mudah Mengatasinya
Baca: Bukti Bonus Atlet Asian Games 2018 Cair Sebelum Closing Ceremony (Penutupan), Jokowi Tepati Janji
Tujuan Komando Mandala ini sederhana namun susah dijalankan, yakni merebut kembali bumi Cenderawasih dari Belanda menggunakan kekuatan militer.
Maka dibentuklah sub-sub operasi yang terdiri dari unsur-unsur dari AL, AD dan AU.
Salah satu operasi militer merebut Irian Barat ialah Operasi Tjakra II yang digelar 15-26 Agustus 1962.
Dikutip dari buku 'MISSION ACCOMPLISHED, Misi Pendaratan Pasukan Khusus oleh Kapal Selam RI Tjandrasa' yang ditulis Atmadji Sumarkidjo, Kata Hasta Pustaka (2010)
Tujuan dari operasi Tjakra II adalah menyusupkan unit pasukan khusus Indonesia ke tiga titik di Irian Barat melalui jalur laut.
Kendaraan untuk mengangkut para pasukan komando tersebut ialah kapal selam kelas Whiskey ALRI, yakni RI Nagarangsang, RI Trisula dan RI Tjandrasa.
Kapal selam pertama yang berangkat adalah RI Trisula yang membawa pasukan RPKAD (Kopassus).
Pasukan RPKAD ini akan melakukan misi sabotase terhadap kedudukan Belanda di Hollandia serta Lanud Sentani.
Dari Halmahera RI Trisula melaju ke arah timur.
Rute tersebut dipilih untuk menghindari deteksi pesawat anti kapal selam Belanda yang bersarang di Biak.
Perjalanan saat pemberangkatan masih lancar-lancar saja.