Kilas Balik
Firasat Sebelum Lengsernya Soeharto - Palu Sidang Mendadak Patah, Bu Tien Pernah Beri Pesan Penting
Sebelum Soeharto mundur dari presiden pada 21 Mei 1998, sempat terjadi sebuah 'firasat' yang menandakan presiden Soeharto akan lengser. Simak kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Eben Haezer Panca
Aksi demonstrasi ini kemudian berujung tragedi.
Firasat Harmoko pun lantas terjawab.
Hanya dalam 70 hari setelah peristiwa patahnya palu, 21 Mei 1998, Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya lantaran desakan publik.
Perjalanan Soeharto sebagai presiden RI selama 32 tahun pun patah bak palu yang diketukkan Harmoko.
Menurut Arwan Tuti Artha, penulis buku Dunia Spritual Soeharto, patahnya kepala palu di Sidang Paripura MPR ke-5 memberi isyarat patahnya perjalanan Soeharto di tengah jalan.
Baca: Pacar Kepo Isi Chat WhatsApp (WA) Kamu? Begini Cara Agar Dia Tak Bisa Membacanya
Baca: Benarkah Nonton TV Terlalu Dekat Bikin Mata jadi Silinder? Simak Penjelasannya & Cara Menanganinya!
Baca: Jadwal Pertandingan Asian Games 2018 Hari Ini, Jumat 31 Agustus 2018, Basket Indonesia Akan Main!
Sebenarnya, sebelum Soeharto diangkat menjadi presiden untuk ketujuh kalinya, Siti Hartinah atau bu Tien sempat berpesan agar Soeharto jangan menjadi presiden lagi
Seperti diceritakan oleh Mien Sugandhi dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".
Pada tahun 1996, dalam sebuah upacara partai Golkar.
Menteri Negara Urusan Peranan Wanita saat itu, Ny.Mien Sugandhi, duduk berdampingan dengan Bu Tien.
Tiba-tiba bu Tien bilang ke Ny. Mien "Tolong katakan kepada...(menyebut salah satu petinggi partai Golkar), agar pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup, beliau sudah tua."
Mendengar perkataan Bu Tien, Ny.Mien menjawab dengan agak keheranan.
"Lo, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?" ujarnya.
"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata bu Tien..
Ny.Mien Sugandhi lantas menyampaikan pesan bu Tien ke petinggi partai Golkar yang dimaksud.
Tak peduli dengan pesan yang dimandatkan bu Tien, petinggi partai Golkar itu kukuh menjadikan Soeharto presiden lagi.