Berita Surabaya

Metode Baru Tangani ABK, dr Octo: HTHT Memengaruhi lewat Sentuhan Tangan, Mata, Suara, dan Kasih 

Founder dan Praktisi Kesehatan, Octorina Basushanti memberikan perhatian khusus terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Parmin
surya/bobby constantine
Founder dan Praktisi Kesehatan, Octorina Basushanti (kiri) menjelaskan metode  How To Handle Them (HTHT) di redaksi Harian Surya, Senin (9/7/2018). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Founder dan Praktisi Kesehatan, Octorina Basushanti memberikan perhatian khusus terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurut dr Octo, penanganan terhadap ABK bukanlah sebuah sulit.

Dr Octo mengatakan bahwa jumlah ABK di Indonesia sangat besar. Hingga 2018 tercatat mencapai sekitar 1,6 juta jiwa.

Untuk menangani hal ini, dr Octo memperkenalkan sebuah metode yang disebut dengan metode How To Handle Them (HTHT).

"Metode ini dapat diterapkan kepada ABK juga kepada diri sendiri," kata dr Octo ketika mengunjungi redaksi Harian Surya, Senin (9/7/2018).

Dokter Octo menjelaskan, metode ini berbasis pada empat sentuhan dikenalkan sejak 2004.

"How to Handle Them (HTHT) memengaruhi dengan sentuhan tangan, mata, suara, dan perhatian/kasih," kata dr Octo.

Menggunakan metode yang sangat sederhana ini, perempuan yang juga menjadi International Health Advisor ini menyebut semua orang bisa melakukannya.

"Kami berfokus pada penggunaan otak limbik yang mendukung berbagai fungsi, termasuk emosi, perilaku, memori jangka panjang, dan penciuman," kata dr Octo yang mengaku menangani pasien pascastroke.

Pasca memperkenalkan metode ini sejak lebih dari 10 tahun silam, telah banyak pasien yang merasakan langsung dampak positifnya.

"Kami baru membuka satu klinik di Jakarta yang terdiri dari 12 ahli. Karena itu, untuk bisa ditangani harus mengantre kurang lebih delapan bulan," jelasnya.

Padahal, dampak pengobatan menggunakan terapi ini dapat dirasakan dengan seketika. Untuk pasien stroke, misalnya.

"Dari yang awalnya tak bisa bangun, hanya dengan tiga hari bisa duduk, tiga minggu bisa berdiri, dan sekarang bisa berdiri dan jalan tanpa bantuan," ceritanya.

Untuk mempermudah masyarakat mengenal dan menerapkan metode ini bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) , pihaknya akan membuat pelatihan di berbagai wilayah di Indonesia. Total, 11 kota di Indonesia yang akan mendapatkan pelatihan ini, termasuk Surabaya.

Surabaya menjadi kota pertama yang akan didaulat sebagai penyelenggaraan acara ini yang rencananya diselenggarakan 23 Juli 2018.

"Hal ini merupakan rangkaian acara Peringatan Hari Anak yang jatuh pada 23 Juni 2018 . Kemudian akan berlanjut di beberapa kota lain hingga 22 Desember 2018 mendatang yang juga menjadi peringatan Hari Ibu," kata perempuan berparas manis ini. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved