Budayawan Ungkap Keterkaitan Spiritual Tragedi KM Sinar Bangun Dengan Penangkapan Ikan Mas 'Raksasa'
Sirait menyadari bahwa tulisannya yang mengaitkan tenggelamnya KM Sinar Bangun terkait dengan penangkapan ikan mas raksasa menuai kontroversi
Obet Hutauruk (L) Asal Harian TNI, Trisman Renol Simarmata (L) Jalan Puan Gunung Purba, Juliana Suraida P Depok.
Korban selamat antara lain, Hernando Lingga (L) Tanjung Morawa, Sri Santika (P) 26 Kuala Tanjung, Rahman Saputra Lk (22), Riko Sijabat (L), (26) Kota Pinang, Tiambun Situmorang P (16). Hermanto Turnip 27 (L) Tigaras, Suhendra (L), (22) Siantar,
Sandri Sianturi (L), (23) Pakam, Dedi Setiawan (L), (22) Pakam, Hafni (P), (29) Siantar, Toni (L), (17), asal Simpang Raja Huta. Rudi (L), (22), Binjai Muhammad Fitri (L), (21) O
Indrapura.
Heri Nainggolan (L), (23) Panei Tonga. Juita Morga (P), Jamuda (L), (17), Parbungabunga dan Josua Sinaga (L) Warga Simpang Raja Huta Simalungun.
Hingga saat ini belum diketahui jumlah pasti penumpang kapal nahas ini. Ada yang menyebut sampai 140 orang, ditambah puluhan sepeda motor.
Namun yang sebut antara 80-100 orang.
Perjalanan Simanindo menuju Tigaras hanya 45 menit. KM Sinar Bangun terbaliknya kapal terjadi
3. Helikopter Dikerahkan hingga Terhalang Gangguan Cuaca Ekstrem
Kapolres Simalungun, AKBP Marudut Liberty Panjaitan mengatakan akan menurunkan helikopter untuk mencari korban kapal Motor Sinar Bangun yang terbalik di perairan Danau Toba.
Kapal yang berjalan dari Simanindo Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun sempat tertunda melakukan pencarian. Penundaan ini karena faktor cuaca yang cukup ekstrim di Danau Toba.
"Kendala pencarian faktor alam. Jarak pandang hanya 10 meter. Kecepatan angin 10 knot per jam. Kapal kita enam knot per jam. Helikopter akan kita turunkan, tapi kita lihat juga faktor angin,"katanya saat mendatangi Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Selasa (19/6/2018) dini hari.
Marudut mengatakan, akan menurunkan 350 personel yang terdiri dari brimob, airut, dan polisi.
4. Dugaan Penyebab KM Sinar Bangun Tenggelam
Kapolres Simalungun, AKBP Marudut Liberty Panjaitan menuturkan terbaliknya kapal ditengarai over kapasitas dan tidak ada pendataan atau pengawasan untuk penumpang.
"Yang utama overload. Kan tidak ada peraturan berapa ton yang masuk ke kapal, jadi main masuk saja. Lalu, kena hantaman angin. Angin 40 knot perjam sementara kapal 5 knot perjam. Jarak antara simanindo - tigaras sekitar 6 kilometer. Jadi 22 menit kapal melaju kapal oleng," ujarnya.
5. Video Detik-detik Penyelamatan Penumpang
Video evakuasi beredar luas dari grup WhatsApp.
Tonton videonya evakuasi penumpang
6. Beredar Video Penumpang yang Berupaya Selamatkan Diri
Beredar video yang direkam dari kapal penolong. Belum diketahui apakah video ini kejadian, KM Sinar Bangun.
Merinding lihat perjuangan penumpang KM Sinar Bangun berjuang mati-matian mendapatkan pelampung yang dilemparkan kapal penolong.
7 Penumpang yang Selamat karena Memeluk Helm
Juwita Sumbayak, korban yang selamat terus menangis saat tim medis memberikan makanan dan obat untuknya. Ia terus menangis memanggil anaknya dan 18 keluarganya yang masih hilang.
Juwita yang menangis sambil berselimut mengungkapkan peristiwa ini terjadi lantaran penumpang over kapasitas. Ia menjelaskan ada sekitar 200 penumpang yang ikut dalam perjalan tersebut.
Saat angin kencang menghempas, kapal oleng ke sebalah kanan. Ombak yang cukup tinggi menggoyangkan kapal sampai terbalik. Juwita mencoba menyelamatkan diri dengan mememeluk helm untuk dapat mengapung.
"Ngeri loh, ngeri. Aku sebenarnya sudah pasrah. Saya selamat karena kupegang helm. Aku pun udah gak mau lagi selamat. Udah pasrah mau mati saja,"ujarnya.
Juwita juga mengungkapkan seluruh penumpang berhamburan menceburkan diri ke danau. Bahkan, sambil menangis Juwita menceritakan melihat gelimpangan mayat terombang-ambing.
"Ketika saya terombang-ambing ada kapal feri yang datang. Mereka memberikan tali untuk saya. Makanya aku selamat,"ujarnya.
Juwita juga menjelaskan ada 18 keluarganya yang masih belum ditemukan. Kapal terbalim setelah 22 menit lepas dari dermaga.
"Kami melaju sekitar 22 menit sudah terjadi. Anakku, sama suamiku masih di sana. Merek gak bisa berenang," tandasnya.
(raf/Tommy Simatupang/cr1/Hendrik Naipospos/ Tribun-medan.com)