Berita Jombang

Kronologi Atlet Paralayang Dari Jombang Tewas Terjatuh Saat Latihan Terbang di Gunung Banyak

Cherly Aurelia, atlet paralayang dari Jombang jatuh dari ketinggian 100 meter saat latihan di Gunung Banyak. ini Kronologinya...

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Eben Haezer Panca
surya/istimewa
Atlet paralayang asal Jombang tewas di Gunung Banyak Batu 

"Sebagai seorang penerbang mandiri, dia bisa memasang peralatannya sendiri meskipun di bawah pengawasan senior," ujar Arif.

Ketika semua peralatan terpasang, senior bertanya tentang kesiapan sang penerbang. Cherly melapor kalau dia siap terbang.

"Adik Cherly berkata semua sudah terpasang dan siap terbang," tegas Arif.

Pernyataan itu menandakan kesiapan remaja itu untuk terbang seperti hari sebelumnya. Sebelum Cherly terbang, para penerbang di Gunung Banyak memantau kondisi angin dan cuaca.

Pagi itu, cuaca cerah dan angin juga berkecepatan 3 - 4 kilometer per jam. Cuaca dan angin mendukung penerbangan pagi itu.

Setelah semua siap, Cherly pun terbang. Parasut mengembang sempurna. Namun sekitar 2 - 3 menit, setelah Cherly take off, sayap parasut sebelah kiri 'kolaps' atau menutup. Hal ini membuat parasut beserta penerbangnya jatuh.

"Sayap parasut sebelah kiri 'kolaps', sehingga parasut mengalami full stall atau jatuh," beber Arif.

Saat salah satu sayap parasut menutup, senior yang ada di lokasi landing, langsung menginstruksikan melalui handy talky supaya Cherly membuka parasut cadangan. Namun Cherly tidak bisa menjangkau parasut cadangan itu, sehingga tidak sampai terbuka.

Pihak kepolisian bersama tim Paralayang FASI Jatim langsung melakukan analisa. Analisa itu dari penuturan senior, kesaksian yang melihat, juga video yang mengabadikan terbangnya Cherly.

Dari analisa itu, jatuhnya parasut diduga karena tidak adanya daya angkat. Hal ini dikarenakan adanya beban yang menarik. Beban itu diketahui dari tubuh Cherly yang terlihat melorot. Melorotnya tubuh Cherly akibat dari tidak terpasangnya tali pengikat (strap) di dada dan kaki remaja itu.

Di paralayang, tali pengikat ini harus terikat di tiga tempat yakni dada, kaki dan tangan. Ketika itu, hanya di bagian tangan saja yang terpasang.

"Strap di bagian dada dan kaki tidak terpasang. Ini yang sedang kami investigasi lebih jauh. Apakah strap ini tidak terpasang saat sebelum take off, atau terlepas saat sudah terbang," tegas Arif.

Arif menegaskan, petugas gabungan sedang menginvestigasi terlepasnya tali pengikat ini. Jika tali pengikat tidak terpasang sebelum take off, maka disebut sebagai kesalahan manusia atau human error.

Sedangkan strap terlepas saat di udara itu disebut kesalahan peralatan, yang bisa disebut sebagai produk gagal. Jika kasus kedua terjadi, maka penerbang akan melaporkannya dan produk itu bisa ditarik dari pasaran. Sebuah tali pengikat paralayang bisa terlepas di udara jika, tombol tertekan sebanyak dua kali secara bersamaan.

Akibat tubuh Cherly melorot, dia terjatuh dari ketinggian 100 meter. Tubuhnya terjatuh di kawasan hutan pinus di Songgoriti, Kota Batu.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved