Berita Entertainment
MUI Minta Program Ramadhan di Rumah Kuya Dihentikan, Uya Kuya Bela Diri: 3 Tahun Tak Ada Kekerasan
Sejumlah tayangan televisi program Ramadhan 2018 mendapat catatan merah Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tamu akan mengungkapkan masalah mereka, lalu Uya Kuya sebagai host membantu mencari solusi.
Dia dibantu Qurrota A’yun atau biasa dipanggil Ummi untuk memberikan nasihat.
Tapi kesan yang tampak Ummi sebagai penceramah justru dianggap kadang menghakimi dan menjadikan suasana tak baik.

Sebelumnya, MUI menilai kelima program itu melampaui kepatutan dan kepantasan program Ramadhan.
Sanksi berat yang dimaksud adalah penghentian sementara tayangan-tayangan tersebut.
Rekomendasi itu merupakan hasil pantauan selama 10 hari pertama bulan Ramadhan yang dilakukan MUI dan KPI.
"Program berlabel Ramadhan (atau istilah lain terkait Ramadhan), masih banyak ditemukan yang isinya, gaya pembawaannya, dan pilihan waktu tampilannya, tidak sejalan dengan spirit Ramadhan," kata MUI dalam siaran pers tersebut.
"Terutama banyak terjadi pada program komedi, tayangan live, atau program konser musik, dan sinetron," lanjut MUI.
Beberapa hal tidak patut yang disoroti dari acara-acara tersebut adalah penampilan pengisi acara yang berbusana ketat, tarian-tarian erotis, pembicaraan tentang aib, saling merendahkan, dan beberapa hal lain yang tidak sesuai dengan semangat Ramadhan.
Terlepas lima tayangan yang disoroti MUI, dikutip dari mui.or.id, beberapa televisi telah memperlihatkan komitmen serius menyiapkan program Ramadhan.
Sesuai dengan standar siaran religi yang diserukan MUI selama ini.
Baik dalam taushiyah pra Ramadhan, maupun dalam paparan hasil pantauan tiap tahun.
Sejumlah program kreatif, positif, dan menjadi trendsetter, juga muncul di beberapa
TV.
Di sisi lain, menurut MUI, kualitas pemilihan pendakwah agama, masih perlu terus dievaluasi.
Satu sisi, ada upaya dunia TV untuk merekrut mubaligh baru dengan mengedepankan aspek kompetensi dan integritas (akhlak).