Henderson Ketakutan Usai Bunuh Rosalia, Tak Mau Ditinggal Penyidik Polisi, Depresi?

Kematian Rosalia Cici Maretini Siahaan (21) di tangan Pendeta Henderson menggegerkan warga dan jemaat Gereja.

Editor: Musahadah
TRIBUN MEDAN
Henderson tersangka pembunuhan anak angkatnya, Rosalia Siahaan, dan lokasi penemun jenazah. 

SURYA.co.id - Kematian Rosalia Cici Maretini Siahaan (21) di tangan Pendeta Henderson menggegerkan warga dan jemaat Gereja Sidang Roh kudus Indonesia (GSRI) di Dusun XII, Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Kamis (31/6/2018). 

Hal ini beralasan karena selama ini Rosa dikenal sebagai anak angkat pendeta Henderson.

Warga semakin terkejut ketika tahu bahwa Rosa dibunuh cukup sadis dengan luka di leher dan kepala. 

Bahkan diduga, Rosa yang masih berstatus sebagai mahasiswi ini sempat diperkosa sebelum dibunuh.

Hasil pemeriksaan kepolisian sementara, diketahui keduanya terlibat hubungan asmara.

Usai membunuh Rosa, Pendeta Henderson sempat melarikan diri dan berkendara di kawasan Pancurbatu Kabupaten Deliserdang. 

Tim gabungan akhirnya menangkap Henderson di kawasan itu tanpa perlawanan.

Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengakui penangkapan itu.

"Setelah kami lakukan pengejaran, pelaku berhasil diamankan. Dan saat diintograsi, pelaku mengakui perbuatannya. Sebelumnya, terjadi cekcok antara pelaku dan korban sehingga pelaku emosi dan kehilangan kendali. Pelaku sudah diamankan ke Polres Deli Serdang," ujar AKBP Tatan, Kamis (31/5/2018) malam.

Bagamana pengakuan Henderson kepada penyidik kepolisian usai ditangkap?

"Takut dia. Kalau ditinggal sebentar aja sama penyidik kita langsung dia bilang,'Pak-pak tolong jangan pergi dulu'. 'Sini ajalah, tolonglah saya.' Kita juga gak tau kenapa begitu dia apakah karena trauma atau karena apa,"ujar Kasat Reskrim Polres Deliserdang, AKP Ruzi Gusman, Jumat, (1/6/2018).

Ruzi menyebut pemeriksaan tersangka Henderson ini diperkirakan akan memakan waktu yang lama lantaran harus dilakukan pemeriksaan secara mendetil.

"Inikan kasus besar, kita mau cek kejiwaannya juga. Kalau punya gangguan jiwa tidak sepertinya. Tapi kita masih terus dalamilah keterangan yang dia berikan,"kata Ruzi.

Ruzi menyebut pihak keluarga juga belum dapat diperbolehkan untuk bertemu tersangka.

Berikut perilaku Pendeta Henderson sebelum membunuh anak angkatnya di kamar mandi gereja

1. Telepon korban

Ibunda Rosalia, Renta menceritakan sebelum tewas, Rosalia sempat ditelepon oleh Pendeta Henderson sekitar pukul 09.0 WIB.

Pendeta menyuruhnya datang ke gereja pada pukul 11.30 WIB. Sekitar pukul 10.00 WIB, Rosalia pun pamit.

"Pas mau pergi, dia bilang (pamit) sama saya. Katanya, mau acara gereja mereka ke Kaban Jahe, sekaligus mau servis sepeda motornya terlebih dahulu katanya. Saat itu, enggak ada firasat apa-apa," tutur ibu enam anak ini.

Sekitar pukul 12.30 WIB, ia mendapat kabar anaknya telah tewas diduga akibat dibunuh.

Ia sontak kaget dan bergegas menuju lokasi gereja.

Rosalia sehari-hari bekerja sebagai karyawan di pabrik sapu, dan memiliki sifat lugu dan pendiam.

2. Sempat Berbohong

Dikutip dari Tribun Medan, jasad Rosalia pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang penasaran dengan suara mencurigakan dari dalam gereja.

Warga yang tinggal di sekitar gereja menceritakan sebelumnya korban diketahui dalam gereja bersama seorang pendeta yang belakang diketahui adalah Pendeta Henderson.

Warga mengatakan sebelum korban tewas sempat didengar suara jeritan minta tolong.

"Kami duduk-duduk di teras ini jadi sempat dengar suara jeritan. Tapi itulah kami tanya suara apa itu dibilang pendeta itu enggak adanya itu, cuma suara kucingnya itu. Korban itu jemaat gereja ini," ucap Boru Sitanggang yang juga dibenarkan oleh warga lainnya, Zebua.

Usai berbohong, Pendeta Henderson langsung pergi keluar gereja menggunakan sepeda motornya.

Warga yang tak percaya begitu saja akhirnya mencoba mengecek ke dalam.

Polisi olah TKP kasus pembunuhan Rosalia.
Polisi olah TKP kasus pembunuhan Rosalia. (TRIBUN MEDAN)

Seorang warga bernama Tetti Br Silaban mencoba melompat pagar untuk memastikan apa yang terjadi di dalam.

"Jadi curiga juga dia (Tetti), baru dilihatnyalah ke dalam. Engak lama, menjerit dia. Kami dengar, dan dibilangnya sudah mati. Saat itulah kami ikut melihat, cuma dari jauh saja.” ujar Zebua.

“Enggak berani dekat-dekat kepalanya itu kami lihat sudah berdarah," kata Boru Sitanggang.

Baca: Mudanya Mirip Ongky Alexander, Gak Nyangka Dia Aktor Top yang Pernah Menggegerkan Dunia Hukum

Baca: Ummi Pipik Ternyata Bersahabat dengan Sarita Abdul Mukti, Foto-foto ini Buktinya

3. Hubungan Asmara Terlarang

Mengenai motif kejahatan, pelaku emosi melihat korban yang mengeluarkan kata-kata tidak sopan kepadanya.

Ia mengakui korban dan pelaku diduga menjalin hubungan asmara terlarang.

"Ada motif dendam juga ini. Karena ada hubungan asmara juga antara keduanya. Sementara itu dulu lah. Masih kita periksa ini," kata Kepala Satuan Reskrim Polres Deliserdang AKP Ruzi Gusman.

Pendeta Henderson.
Pendeta Henderson. (ISTIMEWA/TRIBUN MEDAN)

4. Bertengkar Hebat

Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja membenarkan polisi telah menangkap Pendeta Henderson Sembiring Kembaren.

"Setelah kami lakukan pengejaran, pelaku berhasil diamankan. Dan saat diintograsi, pelaku mengakui perbuatannya. Sebelumnya, terjadi cekcok antara pelaku dan korban sehingga pelaku emosi dan kehilangan kendali. Pelaku sudah diamankan ke Polres Deli Serdang," ujar AKBP Tatan, Kamis (31/5/2018) malam.

5. Diduga Perkosa

AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, untuk penemuan sperma benar ada pada jasad tapi belum bisa disimpulkan itu sperma siapa.

Namun kuat dugaan dia diperkosa sebelum dibunuh pelaku.

"Di kelamin korban terdapat sperma pelaku dan kepala bagian belakangnya luka. Korban di duga telah mengalami tindak pemerkosaan," ungkap Tatan.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Begini Pengakuan Pdt Henderson pada Polisi! Terkuak 6 Perilaku Sebelum dan Sesudah Bunuh Rosalia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved