Berita Blitar

Jenazah Remaja 16 Tahun yang Gantung Diri di Blitar Masih Disemayamkan, Seperti Ini Duka Orangtuanya

Jenazah remaja 16 tahun yang gantung diri di Blitar itu masih disemaymkan. Seperti ini duka kedua orangtuanya.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Titis Jati Permata
surya/samsul hadi
Pelayat sedang memberikan penghormatan terakhir ke jenazah EPA, siswi berusia 16 tahun yang tewas gantung diri, yang disemayamkan di Wisma Paramita. 

EPA juga meminta keluarga agar tidak memasang bendera putih di rumah.

Dia juga meminta ibunya tidak buka praktik sampai Lebaran.

Surat wasiat yang ditinggalkan EPA, siswi 16 tahun yang bunuh diri di Kota Blitar (kiri) dan sekolah tempat EPA menuntut ilmu (kanan)
Surat wasiat yang ditinggalkan EPA, siswi 16 tahun yang bunuh diri di Kota Blitar (kiri) dan sekolah tempat EPA menuntut ilmu (kanan) (surya/samsul hadi)

Dia juga meminta maaf ke keluarga pemilik tempat kos karena sudah melakukan bunuh diri di lokasi.

"Jangan tunjukkan ke orang banyak bahwa aku telah menyerah," tulis EPA.

Surat berikutnya ditujukan ke pengasuhnya, Mariani.

Dalam surat itu, EPA memanggil Mariani dengan sebutan Maklek.

Dia mengucapkan terima kasih ke Maklek yang sudah merawatnya sejak kecil.

Dia juga meminta maaf ke pengasuhnya itu.

Surat terakhir, juga ditujukan ke pengasuhnya.

Dia meminta pengasuhnya agar tidak teriak memanggil orang di sekitar lokasi.

Dia meminta Maklek untuk menghubungi nomor telepon RSUD Mardi Waluyo.

Di surat itu, dia mencantumkan nomor telepon RSUD Mardi Waluyo.

Dia juga bilang ke Maklek kalau kartu BPJS sudah disiapkan di dalam amplop.

"Kami masih mendalami motif bunuh diri yang dilakukan korban," ujar AKP Heri Sugiono.

Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono memegang salah satu surat wasiat yang ditulis EPA, remaja 16 tahun yang tewas gantung diri, Rabu (30/5/2018).
Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono memegang salah satu surat wasiat yang ditulis EPA, remaja 16 tahun yang tewas gantung diri, Rabu (30/5/2018). (surya/samsul hadi)

Menurut Heri, hasil keterangan dari kakak korban, korban nekat bunuh diri karena ada masalah keluarga.

Soal kabar EPA bunuh diri karena khawatir tidak bisa masuk di salah satu SMA favorit di Kota Blitar, Heri belum tahu.

"Keterangan kakaknya, korban sedang ada masalah keluarga. Sekarang belum waktunya pendaftaran SMA," kata Heri.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved