Berita Nganjuk

Nikmatnya Nasi Kempit Masekos, Nasi Khas Nganjuk, Simbol Keguyuban Masyarakat

Nasi kempit ini juga melambangkan keguyuban dan sikap saling memberi sesama warga Gondang Nganjuk.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: irwan sy
surya/didik mashudi
Warga Nganjuk Eko Setiawan meracik nasi kempit buatannya dengan kemasan daun pisang. 

Bulan Ramadan di Nganjuk jangan lupa menikmati kuliner khas Kota Angin, terutama saat berbuka puasa. Dari sekian banyaknya kuliner, menu Nasi Kempit Masekos asal Gondang, Kabupaten Nganjuk, mungkin layak dicoba. Menu kuliner dengan cita rasa tinggi ini sangat ramah di kantong.

SURYA.co.id | NGANJUK - Sejarah nasi kempit sendiri bermula dari kebiasaan warga di daerah Gondang, Nganjuk, saat warga berkumpul menjaga pos kamling. Warga yang sedang berjaga agar daerahnya aman dari gangguan kamtibmas juga didera rasa lapar.

Nah saat merasa lapar, pada tengah malam tidak ada warung yang buka. Di situlah muncul ide dari anggota ronda agar bergantian pulang mengambil makanan sisa dari rumah masing-masing untuk dimakan bersama.

Menurut Eko Setiawan, penggagas nasi kempit Masekos, warga dari rumah masing-masing membawa menu berbeda. Ada warga membawa nasi, sambal, serundeng kelapa, lauk tempe dan lainnya.

Namun setelah terkumpul, nasi dan menu lainnya dalam kondisi dingin sehingga perlu dihangatkan. Ide menghangatkan dengan cara dipanggang di atas bara api depan pos kamling.

Nasi yang dibungkus daun pisang ini setelah dipanggang aroma khasnya sangat terasa dan masakan menjadi lebih lezat sekali.

Akhirnya menu nasi panggang ini menjadi kebiasaan warga Gondang saat bergiliran jaga malem ronda pos kamling. Nasi kempit ini juga melambangkan keguyuban dan sikap saling memberi sesama warga Gondang Nganjuk.

Warga yang membawa nasi berikut lauk pauknya yang dibungkus daun pisang kemudian dipanggang memberi nama nasi kempit.

Sejarah nasi kempit ini yang kemudian memberikan inspirasi Eko Setiawan untuk melestarikan masakan khas warga Gondang, Kabupaten Nganjuk. Produk nasi kempit Eko Setiawan ini juga diberi nama Masekos.

"Nasi kempit ini upaya kami melestarikan masakan khas zaman dulu," ungkapnya.

Di tangan Eko Setiawan, nasi kempit diramu dengan kelapa, kunyit dan garam plus bumbu rempah khusus. Lauknya serondeng, goreng tempe, ayam daging suwir dibumbu serta telor dadar.

Nasi yang dibungkus daun pisang ini selanjutnya dipanggang selama beberapa menit. Menu yang telah dipanggang ini yang siap disajikan.

Nasi Kempit buatan warga Nganjuk, Eko Setiawan.
Nasi Kempit buatan warga Nganjuk, Eko Setiawan. (surya/didik mashudi)

Sementara Nurul yang bertindak sebagai manajer pemasaran nasi kempit mengaku, di luar dugaannya, ternyata digemari masyarakat. Setiap hari sekutar 50 porsi yang disiapkan terjual semuanya.

"Tenaga kami masih terbatas sehingga hanya mampu memasak untuk sekitar 50 porsi saja," imbuh Nurul.

Namun pihaknya juga menerima orderan dari warga yang memesan untuk menu buka puasa. Seperti beberapa waktu lalu menerima pesanan sampai 180 bungkus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved