Bom Surabaya
Pelaku Bom Bunuh di Surabaya Larang Anak-anaknya Sekolah, Tiap Minggu Didoktrin Seperti ini
Pelaku serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo merupakan satu jaringan. Mereka belajar merangakai bom dan teror
Penulis: Fatkhul Alami | Editor: Adrianus Adhi
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyebut jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Surabaya memiliki keahlian merakit bom pipa melalui internet.
Para pelaku bom bunuh diri yang beraksi di Surabaya dan Sidoarjo, memiliki keahlian merakit bom melalui online training atau belajar dari internet.
"Mereka banyak belajar dari online, cara membuat TTATP online juga ada."
"Sementara yang kami deteksi membuatnya online," kata Tito di Mako Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018).
Bahan bom rakitan tersebut memiliki bahan peledak TTATP (triaceton triperocid).
Dikatakan Tito bahan itu sangat dikenal oleh anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Namun, pihaknya mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait pembuat bom yang juga dikenal bernama 'The Mother of Satan' itu.
Disampaikan Tito, sudah ada tujuh yang tertangkap dan satu ditembak mati terkait JAD Surabaya.
"Mengenai teknis siapa pembuatnya dan lain-lain, investigasi masih berjalan. Nanti setelah pemeriksaan tuntas akan kami sampaikan," tuturnya.

Baca: Kondisi Terkini Ais, Anak Bomber di Polrestabes Surabaya, Pandai Bela Diri Akan Dikirim ke Malaysia
2. Perketat Pengawasan Media Sosial (Medsos)
Menanggapi hal-hal baru yang semakin berkembang di kalangan teroris ini, polisi bertindak.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta pengaturan penggunaan medsos yang berbau kegiatan terorisme diperketat.
Hal itu disebabkan, kelompok terorisme kerap memanfaatkan internet untuk menyebarkan paham dan cara membuat bom rakitan.
"Banyak sekali online-online training, website, teoritikal, dan lain-lain ya, yang masuk, membuat pemahaman mereka menjadi berubah dan cara membuat bom," kata Tito Karnavian di Mako Polrestabes Surabaya, selasa (15/5/2018).
Ditambahkan Tito, cara pengaturan penggunaan medsos ini dikatakan Tito yaitu membuat MoU dengan provider.