Terungkap Motif Wakapolres Kompol Fahrizal Tembak Mati Adik Ipar, 3 Peluru Kenai Area Kemaluan
Motif pembunuhan brutal yang dilakukan Wakapolres Lombok Tengah Kompol Fahrizal terhadap adik iparnya mulai terkuak.
SURYA.CO.ID, MEDAN - Motif pembunuhan brutal yang dilakukan Wakapolres Lombok Tengah Kompol Fahrizal terhadap adik iparnya mulai terkuak.
Ada perasaan dendam dan benci di hati Kompol Fahrizal sehingga ia nekat memuntahkan peluru, tiga di antaranya mengenai area kemaluan korban.
Kompol Fahrizal memuntahkan enam peluru ke tubuh sang adik ipar, Jumingan.
Berada di rumah adik iparnya, jalan Tirtosari, gang Keluarga, Medan Tembung, Rabu (4/4/2018) malam, aksi Kompol Fahrizal yang sempat menjabat Kasat Reskrim Polrestabes Medan ini menewaskan Jumingan.
Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw menyebut, tiga peluru dari senjata revolver menembus kepala Jumingan.
Tiga peluru lainnya mengena di sekitar kemaluan korban.
Baca: LIVE STREAMING PSM Makassar vs Persela Lamongan Jam 18.30, Misi Raih Menang Perdana
Baca: Kondisi Terbaru Veronica Tan Bikin Sedih, Wajah dan Tubuhnya Berubah Setelah Dicerai Ahok
Baca: Ancam Santet dan Lumpuhkan Prabowo, Ini Alasan Pria yang Menyebut Dirinya Harimau Jawa
Baca: 5 Dosa Kepala SMAN 2 Malang di Mata Guru yang Membuatnya Didemo hingga Dipecat
"Kami patut menduga, pelaku ada perasaan benci dan dendam. Tapi begitu pun kami tidak bisa menjawab, baru bisa menduga dan itu pendalaman bagi para penyidik kami yang akan melakukan pemeriksaan lanjutan," kata Paulus seperti yang diwawancara TVOne.
Menurut Kapolda kuat dugaan motif pelaku tega menembak korban hingga tewas karena dendam.
Namun Paulus tidak merinci perbuatan korban hingga menimbulkan dendam mendalam terhadap pelaku.
Katanya terkait motif pelaku masih dilakukan pendalamanan, Kompol Fahrizal yang awalnya tadi malam masih banyak memberikan keterangan , tapi belakangan justru banyak terdiam setelah kejadian.
Sementara itu pihak keluarga masih menyimpan rapat-rapat latar belakang Kompol Fahrizal hingga murka dan menembak mati adik iparnya.
Untuk diketahui, peristiwa penembakan Kompol Fahrizal membuat warga sekitar heboh.
Apalagi, selama ini keluarga tersebut dikenal tak pernah bermasalah dan ramah dengan tetangga.
Usai menembak mati sang adik ipar, Kompol Fahrizal pun sudah menyerahkan diri ke Polda Sumut.
"Dia sudah di Polda Sumut, menyerahkan diri, sebagian keluarga juga di Polda,” ujar sumber Tribun Medan, Kamis (5/4/2018) dini hari.
Kronologi lengkap peristiwa ini masih belum diketahui.
Informasi yang dihimpun, dari akun facebook Kompol Fahrizal menuliskan status pulang ke Medan bersama istrinya.
Kemudian, ia sempat memposting foto berada di bandara.
Kompol Fahrizal diangkat menjadi Waka Polres Lombok Tengah pada Desember 2017.
Ia menggantikan Kompol H Lalu Salehuddin yang dimutasi sebagai Parik II Itwasda Polda NTB.
Awalnya, Heny Wulandari, adiknya mempersilakan duduk di rumah.
Mereka sempat bercengkrama bersama ibunya di ruang tamu. Sedangkan, Heny membuat air di dapur.
"Saksi (Heny) sempat melihat Fahrizal memijat ibunya, tapi secara tiba-tiba menodongkan senjata ke arah ibunya. Tapi, korban (Jumingan) langsung melarang dengan berkata "jangan Bang" namun Fahrizal menodongkan senjata api ke korban. Ada dua kali suara letusan," katanya.
Melihat suaminya bersimbah darah, Heny langsung lari ke dalam kamar dan mengunci kamar lantaran ketakutan.
Bahkan, Fahrizal sempat menggedor pintu kamar. Tapi, ibunya mendatangi sembari menyatakan tidak boleh keluar dari kamar.
Pihak kepolisian sudah meminta keterangan tiga saksi di antaranya Heny Wulandari, Agung dan Elly.
Ketiganya merupakan warga Jalan Tirtosari alias masih berhubungan kerabat dengan Kompol Fahrizal.
Kini, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan.
Kronologi Versi Warga
Warga Jalan Tirtosari, Gang Keluarga, Kelurahan Bantan, Medan Tembung terkejut dengan penembakan ini.
Warga mengira suara tembakan adalah suara petasan.
Apalagi, suara jeritan warga bergema dari dalam rumah.
"Aku pikir mercon, jadi enggak peduli tadi. Tadi habis salat tak enak badan golek-golek di rumah," kata Juraidah (75) warga sekitar saat ditemui Tribun Medan (grup Surya.co.id).
Kediaman Juraidah tepat di sebelah tempat kejadian perkara (TKP). Tapi ia tidak mengetahui peristiwa penembakan itu.
Bahkan, dia keluar rumah saat mendengar ada keramaian di lokasi.
Tidak hanya itu, dia juga mengaku lupa berapa kali suara letusan. Namun suara itu terdengar begitu keras.
Selain itu, ia tak ingin membeberkan identitas korban penembakan.
"Saya tidak begitu tahu nama korbannya. Soalnya jarang ketemu. Tapi mereka sekeluarga orang baik kok. Kalau istrinya kerjanya guru," ujarnya.
Tidak lama kemudian, petugas kepolisian membawa seorang perempuan dari sebuah warung.
Besar dugaan perempuan itu bernama Sutini alias Heni, istri dari Zumingan alias Zun, korban penembakan.
Heni memasuki rumah dibopong oleh dua oknum polisi berpakaian preman.
Sedangkan, balita yang digendongnya menjerit histeris.
Baca: Ibu dan Anak Tewas Tenggelam di Danau Ranu Grati Pasuruan, Jasadnya Berpelukan saat Ditemukan
Baca: Di Luar Dugaan Tuan Guru Bajang (TGB) Sebut Menteri Susi Kerahkan 20 Bus di Aksi 212
Setiba di depan rumah Heni nyaris pingsan.
"Ini rumah orangtuanya Pak F (Fahrizal), mantan Kasat Reskrim Polrestabes Medan. Sekarang tugas di Lombok. Adiknya yang paling kecil tinggal di sini bersama orangtuanya mereka," kata seorang warga berkacamata saat ditemui di depan rumah.
Kini jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.
Terlihat beberapa petugas langsung mengavakuasi jasad dengan menggunakan kain dan tandu.
Sementara itu, personel kepolisian telah memasang garis polisi di depan rumah. (Jefri Susetio/Tribun Medan)
Baca: Begini Reaksi Ayu Ting Ting Saat Dimintai Pendapat Tentang Mantan Suaminya. Oh My God, Siapa Itu?
Baca: Masih Ingat Penyanderaan Bocah SD di Gresik Desember 2014? Sosok Penyelamat itu kini Jadi Kasdim
Baca: Siapa Sangka, 8 Idol K-Pop Ini Pernah Dinyatakan Memiliki Penyakit Kesehatan Mental
Baca: Video Detik-detik Kepsek SMAN 2 Malang Dicopot, Alamak, Reaksi Siswa Langsung Begini